webnovel

CRUSH (My Fireflies)

Karina menunggu pacarnya hampir 4 jam untuk merayakan tahun baru bersama. Namun, pacarnya tak kunjung datang dan tiba-tiba menelepon untuk meminta putus dengannya. Sumpah serapah terus keluar dari mulutnya dengan wajah berlinang air mata. Namun, alih-alih basah oleh air mata, hujan malah mengguyur Karina seperti disengaja. Lalu, seorang cowok tampan menghampiri dan memberikannya payung serta satu cup hot coffee. Tanpa berbicara apa pun. Kebaikan kecil itu membuat hatinya berdesir. Dan tanpa mereka sadari, benang takdir sudah terikat di antara keduanya. Membawa berbagai rasa, serta kenangan yang akan segera terukir. Lewat kepolosan cinta masa SMA yang penuh dengan drama dan juga ke-absurd-an teman-temannya yang juga ikut menghiasi kenangan. Ikuti kisah penuh warna mereka di sini!!

HuangVioren · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
243 Chs

Rival Baru

Cowok tampan yang dipanggil Azri itu menatap Karina dan teman-temannya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Dan lebih parahnya lagi, dia menatap Karina dan teman-temannya dengan tatapan jijik atau ... entahlah. Yang jelas tatapannya sangat tidak sopan sekali.

"Ezra, dari tadi gue cariin lo, tapi lo malah di kerumuni sama cabe-cabean ini. Denger, ya, kalo lo deket-deket sama mereka, lo bakal berubah jadi orang bodoh yang suka bikin jengkel!" sindirnya yang membuat Karina dan teman-temannya sangat terkejut.

'Orang bodoh yang suka bikin jengkel?! What the fuck! Kasar banget nih cowo,' gerutu Karina di dalam hati.

Emy yang notabenenya adalah seseorang yang selama ini selalu dipuji-puji pun tidak terima atas penghinaan ini. Kemudian, ia mendekat ke arah Azri.

"Gini, Azri ... kami ini bukan cabe-cabean, apalagi orang bodoh yang suka bikin jengkel. Dan kalo ada yang dekat atau pun berteman sama kami, mereka ga bakal berubah jadi orang bodoh yang suka bikin jengkel, kok. Beneran," jelas Emy dengan nada selembut mungkin. Meskipun sebenarnya ia sangat kesal sekarang.

"Hah? Siapa lo manggil-manggil gue begitu?! Sok akrab banget. Najis tau gak!" jawab cowok itu dengan ekspresi yang membuat naik darah. Sepertinya dia memang tipe-tipe yang halal untuk ditampol.

'Na-najis?! Sialan!' gerutu Emy di dalam hatinya dan masih mempertahankan senyumnya.

"Ezra, gue bantu, ya?" ucapnya tiba-tiba dengan nada ramah sambil tersenyum manis. Karina dan ketiga sahabatnya bahkan bergidik ngeri melihat perubahan nada yang begitu cepat itu.

Dengan kasar, Azri merampas buku-buku yang berada di tangan Karina. Gadis itu sampai melongo dibuatnya.

Dengan secepat kilat, Azri langsung menarik Ezra untuk menjauh dari Karina dan ketiga sahabatnya. Dan sebelum benar-benar pergi, Azri berbalik dan menatap Emy dengan tatapan menyebalkan.

"Dasar jelek!" decaknya dan berlalu begitu saja.

Baiklah, sepertinya urat kesabaran Emy benar-benar sudah putus sekarang.

"Sialan! Bangsat! Gue bunuh dia," ujar Emy yang sudah diselimuti oleh kegelapan. Gadis yang biasanya selalu tersenyum dan terlihat tenang itu kini bahkan sampai meninju tembok yang ada di hadapannya.

"Sa-sabar, Emy! Lo bisa ngehancurin dinding sekolah kalo gini." Kaila berusaha menenangkan Emy.

Wajar saja jika Emy merasa marah, karena ini adalah penghinaan terbesar dalam hidupnya. Dia bahkan dihina tepat di depan wajahnya.

"Liat aja, bakal gue santet dia!"

Mereka bergidik ngeri saat melihat Emy yang tiba-tiba saja seperti dirasuki sesuatu.

"Sialan! Ternyata dia rival baru gue. Pokoknya gue harus nembak dia duluan. Apa gue tembak pas valentine ini aja, ya?" hembus Karina yang tiba-tiba merasa bahwa hidungnya semakin berdenyut.

"Pdkt dulu kali," saran Davira.

"Tapi keknya kelamaan, deh, kalo pdkt. Apalagi si Ezra itu tipe-tipe ukeable yang jadi incaran buat di mangsa. Hm ...," ungkap Kaila. Ia seperti sedang memikirkan sesuatu sekarang jika dilihat dari tangan yang mengelus-elus dagunya.

"Ukeable apaan?" tanya Karina bingung.

Kaila menatap Karina. Lalu, gadis itu kemudian mendekati Karina dan membisikkannya sesuatu.

"Jadi ukeable itu adalah tipe-tipe cowo yang kek si Ezra. Lemah lemah gimana gitu ... istilahnya, kalo dia lakuin xxxx sama sesama cowo, dia yang bakalan ditusuk. Dan kalo xxxx dia yang bakal di xxxx," terang Kaila panjang lebar yang membuat wajah Karina seketika memerah bak strawberry.

"Y-yang bener?"

Kaila mengangguk.

"Gak! Gak boleh! Pokoknya gak boleh! He's my crush! Pokoknya gue harus Pepet sesegera mungkin," celetuk Karina yang mulai memikirkan sederet ide.

Davira hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Ada-ada saja anak muda zaman sekarang, batinnya.

***

Karina, Davira, Kaila dan Emy sudah berada di dalam kelas sekarang. Mereka terus-terusan menggerutu tentang sikap kasar Azri tadi. Lebih tepatnya hanya Emy yang terus menggerutu kesal.

"Sialan! Dia bilang kita bodoh dan ngejengkelin. Terus ngatain gue jelek. Fix, harus dibasmi, sih, yang modelan begitu."

Kaila mengusap punggung Emy berkali-kali. Berharap agar emosi gadis itu mereda.

"Oke! Berarti udah diputusin nanti kita kumpul di rumah Emy!" celetuk Karina tiba-tiba.

"Lah, apanya? Kok, tiba-tiba ke rumah gue?" tanya Emy yang kebingungan.

"Bikin cokelat buat Valentine, lah! Emang apa lagi? Lo 'kan tiap tahun bikin cokelat sampe bagi-bagi ke hampir seluruh sekolah meskipun lagi ga valentine," papar Karina.

"Hm ... iya, sih ...," balas Emy.

"Kalo masalah bikin cokelat ... bukannya Davira, ya, yang paling berpengalaman? I mean, cokelat buatan dia tuh enak-enak banget!" seru Kaila.

Mereka bertiga kemudian sontak melihat Davira yang sibuk menonton MV Idol nya.

"Jangan liat gue, soalnya gue ga bakat di bidang gituan. Cokelat-cokelat yang selama ini kalian makan itu buatan pacar gue," aku Davira.

"What??!!" ujar mereka bertiga secara bersamaan.

"Se-seriusan?" tanya Emy lagi. Karena pasalnya, cokelat yang dibawa oleh Davira itu memang benar-benar enak. Bahkan rasanya setara dengan cokelat-cokelat premium. Padahal, jelas cokelat itu adalah buatan sendiri.

Davira mengangguk. "Gue mau kasih cokelat waktu valentine ke pacar gue. Tapi, malah dia duluan yang ngasih gue cokelat buatan dia sendiri. Katanya, dia lebih suka kasih cokelat buatannya ke gue daripada gue yang ngasih."

"G-gila ... so sweet banget, njir!" cetus Emy yang diangguki oleh Karina dan Kaila.

"By the way, kita belum pernah ketemu sama pacarnya Davira ga, sih?" Kaila dan Emy mengangguki perkataan Karina barusan.

"Ya ... mau gimana, kami beda sekolah."

Itu benar bahwa Davira dan pacarnya berada di sekolah yang berbeda. Jika Davira dan ketiga sahabatnya bersekolah di SMA umum, maka pacarnya Davira bersekolah di SMA khusus laki-laki.

"Kapan-kapan kenalin, dong!" tawar Kaila.

"Oke, deh!" jawab Davira sambil mengacungkan jempolnya.

Jika kalian berpikir bahwa Davira sedari tadi berekspresi, kalian salah besar. Karena Davira dari awal percakapan sampai akhir, berwajah datar.

Itu benar, Davira benar-benar kaku dan datar. Bahkan suara tawanya saja terdengar datar. Dan entah bagaimana di antara mereka berempat, cuma Davira lah yang paling langgeng dengan pacarnya.

Mereka sudah berpacaran kurang lebih setahun setengah. Yah ... itu melegakan saat mengetahui bahwa Davira ternyata bertemu dengan orang yang baik.

Padahal, Davira seseorang yang cukup gila dengan Idol,. meskipun dia tidak menampakkannya. Ya, Davira adalah seorang K-Popers yang punya puluhan bias. Tapi ternyata dia masih normal melihat dia yang masih bisa berpacaran.

Sedangkan Emy, meskipun dia cukup populer dari dulu ke dulu, gadis itu tidak benar-benar berpacaran dengan seseorang. Emy memiliki banyak gebetan, namun itu karena sifatnya yang ramah dan supel sehingga bisa mudah akrab dengan orang lain.

Kalau untuk Kaila ....

Sebenarnya gadis itu sulit menemukan seseorang yang cocok dengan seleranya. Tentu saja mengingat selera Kaila yang anti-mainstream dan sulit dipahami oleh sebagian orang.

Dan untuk Karina sendiri ....

Yah, seperti yang diketahui, gadis itu benar-benar bermasalah dalam hal percintaan. Meskipun begitu, dia tidak pernah kapok sama sekali.

Namanya juga masa muda.

***