"Aku melupakan satu hal ini, sepertinya aku belum memberimu pelajaran!" geram Briel.
Plak!
Erland tercengang ketika sebuah tamparan Briel daratkan di pipinya. Tanpa mengatakan apapun Briel melewati Erland dan pergi menuju lemari pakaian. Dia pun mengambil kembali semua pakaiannya.
Erland menggeram, dia bergegas mendekati Briel dan menarik tangan Briel dengan cukup kasar. Dia memaksa Briel agar berhadapan dengannya.
"Astaga, kenapa kasar sekali? Apa aku perlu menamparmu lagi agar kamu sadar?" geram Briel dan Briel terkejut ketika tiba-tiba saja Erland menarik tangannya lagi hingga dada keduanya saling menabrak satu sama lain.
"Kenapa kamu menamparku, ha? Apa yang salah dengan ucapanku? Kepalamu memang keras sekali, aku sampai tak mengerti terbuat dari apa sebenarnya kepalamu itu!" geram Erland.
Briel menghela napas panjang. Dia menahan marahnya sebisa mungkin meski rasanya menyesakkan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com