webnovel

CINTAI AKU SEPENUHNYA 18+

karena kejadian tak terduga, Nathan dan Aluna diharuskan menikah. meskipun Nathan tak mencintainya, Aluna tetap berusaha membuat Nathan melihat ke arahnya. mampukah Aluna menaklukan Nathan?

Arsitaaa24 · Urbain
Pas assez d’évaluations
9 Chs

9. PROMISE

🌱🌺🌺🌺🌺🌱

HAPPY READING

🌱🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌱

"Kamu sangat mirip dengannya Aluna." Aluna tersenyum simpul.

"Kalau boleh tahu memangnya kemana...."

"Ditempat yang seharusnya." jawab Mr Lewis.

"Maaf aku tidak bermaksud..."

"Tidak apa-apa, meskipun aku kehilangannya saat umurnya masih 1 tahunan tapi aku merasa memiliki hubungan yang erat saat melihatmu." Aluna terdiam, Ia menatap Mr Lewis yang bercaka-kaca. Aluna pun merasakan hal yang sama, Ia merasa memiliki hubungan yang erat dengan Mr Lewis padahal mereka baru saja bertemu.

Aluna mendongak melihat Nathan yang hanya diam menyaksikannya.

"Hubunganku dengan istriku ditentang oleh keluargaku, tapi aku tetap melangsungkan pernikahan dengan istriku. Sampai akhirnya istriku mengandung dan melahirkan."

"Lalu bagaimana kedua anakmu hilang?" Mr Lewis menggeleng dengan senyum kecil, tangannya terulur untuk mengusap lembut kepala Aluna.

"Awalnya aku sempat curiga pada ibuku, karena dia yang paling tidak menyukai hubunganku dengan istriku. Tapi tak ada hal-hal yang mencurigakan jika ibuku membuang anak-anakku."

Aluna mengelus pelan bahu pria paruh baya yang masih terlihat muda tersebut, Mr Lewis menggenggam lengan Aluna dengan erat dan memberikan usapan lembut, memperlakukan Aluna seolah putrinya sendiri.

🌱🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌱

Aluna sudah keluar terlebih dahulu dari ruangan Mr Lewis. Disusul Nathan yang hendak pergi tapi langkahnya terhenti saat seseorang memegang tangannya, Nathan menoleh.

"Jaga anakku." ucap Mr Lewis, dengan penuh permohonan, Nathan tersenyum kecil dan mengangguk sebelum menyusul Aluna.

🌱🌺🌺🌺🌺🌺🌱

"Kenapa kau tak pernah bosan mendengar lagunya?" tanya Nathan, melihat Aluna yang selalu mendengarkan lagu yang sama dari penyanyi yang bernama Aletha. Padahal penyanyi itu sudah hampir berkepala empat dan lagunya pun terdengar kuno.

"Aku bukan hanya menyukai lagunya, tapi aku juga menyukai penyanyinya. Karena mendengar lagunya membuat hatiku tenang." kata Aluna, hatinya tengah berbunga-bunga setelah bertemu dengan Mr Lewis dan kegembiraannya bertambah saat mendengar musik dari penyanyi bernama Aletha. Bukan hanya tentang sebuah lirik dan melodi yang indah tapi tentang bagaimana kita merasakan kenikmatan pada lagu tersebut, seberapa banyakpun kita memutarnya jika memang itu hal yang kita sukai pastinya tak merasa bosan. Nathan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, meskipun begitu Nathan cukup senang juga sedih karena Aluna tak merasa curiga sedikitpun bahkan tidak menyadari siapa sebenarnya Mr Lewis dan siapa sebenarnya penyanyi yang bernama Aletha itu.

Aku akan mengatakan yang sebenarnya, tapi tidak untuk saat ini.

Nathan sesekali melirik Aluna yang melambai-lambaikan tangannya dengan pelan ke kanan dan ke kiri seolah berada di tempat konser penyanyi itu, padahal kini mereka tengah berada di mobil dalam perjalanan pulang.

"Nathan."

"Hem."

"Aku menyukai Mr Lewis."

Citttttt.

"Astaga Nathan ada apa sih?" teriak Aluna sepontan saat Nathan tiba-tiba menge-rem mobilnya.

"Kamu yang kenapa."

"Maksudnya?" tanya Aluna.

"Kamu tidak menyukaiku lagi?" tanya Nathan, Aluna mengatupkan bibirnya menahan tawa yang hampir meledak karena pertanyaan suaminya tersebut.

Aluna menenangkan pikirannya lalu menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.

"Aku menyukai Mr Lewis dalam artian yang berbeda. Kau ini pikirannya kemana sih? Ya kali aku mau menikahinya, yang benar saja, aku juga.....hmpp." Aluna tak dapat meneruskan perkataannya saat Nathan yang tiba-tiba menciumnya, ciuman itu begitu lembut kemudian berubah menjadi liar.

Nathan menelepaskan ciuman tersebut dengan kening keduanya yang masih menyatu hidung yang bergesekan dan nafas yang tak teratur.

Nathan siap mengatakannya, Ia siap mengungkapkan isi hatinya.

"Aku...."

DORR

"Akkhhh." teriak Aluna, gadis itu menutup kedua telinganya dan menutup matanya rapat-rapat.

"Shit." umpat Nathan. Nathan melihat kaca mobil belakangnya yang pecah, Ia lantas mengambil sebuah pistol dari saku belakang celananya dan menembak orang-orang berbaju hitam yang baru saja membuat kaca mobilnya pecah, melihat dua orang yang terkapar Nathan segera mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh demi menghindari serangan balik dari orang-orang berbaju hitam yang hampir saja mencelakai Aluna dan dirinya.

Aluna masih dalam keadaan shock.

"Nat__than." lirih Aluna.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Nathan dengan wajah khawatir, Ia sudah memarkirkan mobilnya dan berhasil lolos dari pengejaran pria berbaju hitam yang mengikuti mereka.

"Nathan, tadi__" Nathan menarik Aluna ke dalam pelukannya hingga ucapan gadis itu terpotong.

"Tidak usah di pikirkan." ucap Nathan lembut, mengelus pelan kepala Aluna.

🌱🌺🌺🌺🌺🌺🌱

"Dia baik-baik saja."

"Jaga anakku Nathan."

"Saya akan melakukan yang terbaik."

"Aku ingin meminta maaf, karena telah membawamu masuk ke dalam dunia hitamku seperti ini."

"Paman...."

"Tidak Nathan, aku memang pantas di tinggalkan oleh istriku karena pekerjaan berbahayaku ini. Aku juga pantas jauh dari anak-anakku untuk membuatnya tetap aman. Aku sangat berterima kasih padamu karena sudah mempertemukanku dengan Aluna, mungkin itu pertemuan pertama dan terakhirku sebelum aku benar-benar pergi."

"Aku sudah kehilangan Roy, aku tak ingin kehilangan Aluna juga."

"Aku akan menjaganya dengan nyawaku paman."

"Aku bersyukur karena kau begitu mencintainya, terima kasih. Sekarang musuhku sudah tahu jika Aluna adalah anakku, mereka pasti akan mengincar Aluna. Aku harap kau selalu ada di sampingnya jaga dia dan aku akan mengurus keberadaan chip ketiga itu agar tetap aman."

"Dimana chip itu berada?"

"Ditempat yang aman, aku akan segera mengembalikannya pada pemerintahan Amerika Serikat."

Nathan menekan tombol merah pada layar ponselnya sehingga panggilan itu terputus, Ia melirik Aluna yang terlelap, pria itu menghena nafas. Nathan berjalan mendekat dan ikut bergabung dengan Aluna. Ia menarik Aluna semakin merapat pada tubuhnya menghirup aroma menenangkan dari Aluna.

"Maaf, aku hampir saja membuatmu terluka." kata Nathan dengan nada pelan namun penuh kekhawatiran.

"Engghh." Aluna mengangkat wajahnya dengan mata merem-melek.

"Nathan." Nathan hanya bergumam menjawab. Aluna menyentuh wajah Nathan dengan tangannya, mengelus dan memberikan kecupan pada dada bidang Nathan.

"I'm scared." lirih Aluna.

"I'm here."

🌱🌺🌺🌺🌺🌱

"Tetap didalam dan jangan keluar."

"Ke teras sekalipun?"

"Ke teras sekalipun." ulang Nathan sedikit menekankan. Aluna memajukan bibirnya dengan bete, Ia tidak tahu maksud Nathan yang mengurungnya di dalam mansion besar mereka.

Apa mungkin karena kejadian kemarin?

"Lalu kamu pulang kapan?" tanya Aluna, gadis itu masih diam di tempat memperhatikan gerak-gerik Nathan yang sedang memakai toxedo.

Bukannya menjawab Nathan malah berjalan mendekat dan mengecup singkat bibir Aluna.

"Setelah urusanya selesai, aku langsung pulang."

"Jangan lama-lama." Nathan hanya tersenyum kecil, lalu Ia berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Aluna yang saat ini terduduk di tepi kasur.

"Kau harus berjanji padaku terlebih dahulu."

"Janji apa?" tanya Aluna.

"Tetap di sini dan jangan keluar selangkah pun dari mansion ini."

"I promise."

🌱🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌱