4 Kebenaran akan Segera Terungkap!

Zeira masih memikirkan tentang dalang dibalik pengeroyokan azka oleh teman-teman fazam, kalau bukan fazam dalangnya mengapa azka bisa dipukuli oleh Tara dengan kelompok basketnya. Zeira langsung memutuskan untuk menelepon fazam dan membuat janji pertemuan di tempat biasa, agar zeira bisa mengetahui siapa dalang yang sebenarnya?

"Halo zam, kamu besok ada acara gak?" tanya zeira yang tiba-tiba menelfon fazam tengah malam.

"Hm, gak ada deh kayaknya, jangan bilang kamu nelpon aku malam-malam begini karena besok kamu mau minta ketemuan sama aku kan?" jawab fazam menebak-nebak dengan senangnya.

"Iya kalau kamu bisa ketemuan, kita ketemuannya di tempat yang biasa aja ya, ada sesuatu yang mau aku bicarakan juga besok penting banget jadi kamu jangan telat." ucap zeira ingin bertemu di tempat biasa mereka bertemu.

"Sesuatu, maksudnya apa? kamu mau ngebahas yang di angkutan umum lagi, kan aku udah jelasin ke kamu kalau aku cuma kerja kelompok biasa makanya aku bisa barengan kesekolah sama dia sayang." jelas fazam masih menjelaskan tentang perselingkuhannya yang terlihat jelas oleh zeira.

"Iya-iya aku tau itu udah kamu jangan bahas yang itu lagi, dan bukan itu yang mau aku bahas tetapi ada hal yang lain." ucap zeira.

"Huh, terus hal apa?" bingung fazam.

"Besok juga kamu bakal tau, udah aku nelpon kamu karena cuma mau bicarain ini aja. Aku tutup telponnya dulu," ucap zeira ingin langsung menutup telponnya terlebih dulu.

"Eh, tunggu-tunggu sayang jangan di matiin dulu telponnya." teriak fazam yang tidak ingin mengakhiri pembicaraan yang begitu singkat dengan zeira.

"Ada apa lagi?" tanya zeira sudah mulai lelah dengan kebohongan fazam.

"Kamu gak kangen aku kah? Aku kangen banget lho, besok kita ketemuan habis itu nonton bioskop mau ya??" ajak fazam yang sangat merindukan kebersamaan dengan zeira seperti dulu sebelum zeira bekerja.

"Aku sibuk, aku juga gak bisa ketemu lama-lama karena besok juga jadwal aku ngajar les lagi." jawab zeira yang masih lebih mementingkan pekerjaannya dari pada bertemu dengan kekasihnya.

"Kok aku liat-liat, kamu yang sekarang ini lebih mentingin pekerjaan kamu di banding aku ya?" kesal fazam yang lagi-lagi zeira lebih memilih pekerjaannya.

"Bukan begitu fazam, aku juga mau mentingin kamu, tapi apa daya kehidupan aku lagi agak berantakan, aku mohon pengertiannya dari kamu, ya." ucap zeira yang menginginkan pengertian dari fazam.

"Iya deh terserah kamu, capek aku kalau kita bahas soal pengertian, kamu lebih milih pekerjaan kamu dari pada aku. Udah ya aku tutup telfonnya." kesal fazam langsung menutup telponnya sebelum zeira berbicara.

"Zam, fazam!!" teriak zeira sangat kesal dengan sikap fazam yang sekarang.

*****

Apa zeira akan kuat menghadapi ujian seperti ini, bukan hanya dari orangtuanya, tetapi dari kekasihnya juga seperti ini. Saat ini kehidupan zeira benar-benar sangat sulit sekali, zeira mungkin tidak sanggup menghadapi kenyataan yang pahit ini, mulai dari ayah yang menghilang berbulan-bulan dan tidak memberikan zeira nafkah, zeira yang tidak memiliki keluarga lain di tempat tinggalnya sekarang karena saudaranya jauh dari jangkauannya.

Dan zeira juga harus berjuang dengan usahanya sendiri untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari, kekasihnya melakukan hal yang sama lagi seperti ketika zeira masih memiliki ibunya, kebohongan kekasihnya, membuat zeira geram tetapi di sisi lain zeira benar-benar sangat tidak ingin berpisah dengan kekasihnya.

*****

"Sekarang aku harus bagaimana, aku tidak ingin kehilangan kekasihku, apa aku harus mengorbankan hatiku lagi dan merelakan mereka yang berselingkuh di depan mataku secara langsung, masalahku belum selesai muncul lagi dengan masalah kekasihku dengan temanku, apa benar fazam menyuruh anak buahnya untuk memukuli azka dengan hampir sekarat, apa aku bisa membicarakan permasalahan ini? apakah yang dikatakan azka benar, atau berbohong? Aku yakin yang melakukan itu semua adalah fazam, karena fazam kelihatannya sangat tidak menyukai azka. Tapi omongan belum tentu benar karena aku masih belum menemukan petunjuk apapun.

Jika aku menanyakan kebenarannya akankah hubunganku dengan fazam aman atau hanya karena aku lebih membela azka, hubunganku dengan fazam akan berakhir? Aku sangat membenci situasi saat ini, mengapa aku harus memasukkan azka dalam permasalahan kehidupanku, coba saja saat itu aku tidak mengikuti permintaannya dan tidak memulai pertemanan dengannya permasalahan ini tidak akan rumit seperti sekarang." Gumam zeira sedari tadi mengoceh menyesal dengan perbuatannya.

*****

Keesokan minggu paginya, di gor badminton...

Fazam terus mencari zeira, sehingga tidak lama dia langsung melihat zeira yang sedang duduk di kursi penonton, dia pun menghampiri zeira dengan semangatnya.

"Huft, Aku cariin kamu ternyata kamu di sini," ucap fazam kelelahan karena berlari menghampiri zeira.

"Aku gak ada waktu lagi, sekarang kamu harus jawab jujur! Apa kamu adalah dalang dari aksi pengeroyokan azka kemarin sama teman-teman basket kamu itu? Jawab jujur aku gak suka di bohongi!!" jelas zeira berbicara secara terbuka.

"Apa sih, yang kamu omongin itu apa? Aku gak paham apa yang kamu ucap barusan," bingung fazam yang masih jelas menutupi masalah temannya agar zeira tidak marah pada temannya.

"Stop, fazam stop!!! aku tuh capek di bohongi sama kamu terus!! aku mohon kali ini aja kamu jujur sama aku, please. Kalau kamu jujur aku gak akan marah sama kamu zam, jawab jujur zam!!" teriak zeira yang sangat lelah di bohongi oleh fazam terus-menerus.

"Memangnya aku bohong apa lagi sih? gak ada yang aku tutup-tutupi dari kamu sayang, aku juga gak ngerti apa yang kamu bicarain." jelas fazam masih mengelak pembicaraan zeira.

"Kamu yang nyuruh Adi, Tara, Jevan, Reza, Rey, Zeno, Aril, Roy, sama Waradana. Buat jegat azka dan mukulin dia dijalankan? Kamu tau gak dia itu hampir sekarat! Kok kamu tega ngelakuin hal kayak gini sih, azka salah apa sama kamu?" kesal zeira yang menjelaskan dengan menyebutkan seluruh nama teman-teman fazam agar fazam mengakui perbuatannya.

"Ya ampun je, kamu ini kenapa bawa temen-temen basket aku sih, memangnya mereka salah apa sih? Aku aja dari kemarin di rumah doang karena lagi sakit, aku gak tau apa yang kamu maksud, dan aku juga gak bohong je." jelas fazam yang mulai emosi.

"Aku udah nyamperin adi ke rumahnya, dia juga udah mengaku semua ini ulah kamu. Kenapa sih kamu tuh cari masalah terus, azka itu hampir mati lho zam, kenapa kamu tega ngelakuin itu?" kesal zeira yang masih dengan emosinya.

"OKE, AKU NGAKU SEKARANG!!" teriak fazam sudah tidak tahan dengan sikap zeira yang terus-menerus membela azka di hadapannya.

"Bagus, kamu kasih tau apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa kamu tega ngelakuin hal itu sama dia?! JELASIN SEKARANG!!!" teriak zeira langsung meluapkan emosinya.

"Sebelum kamu nyalahin aku, sebaiknya kamu tanya dulu ke azka nya langsung. Di sini yang sebenarnya jadi korban itu aku, bukan azka! Azka yang mukul aku lalu dia sekap aku, pas aku lagi mau ngejar kamu saat pulang kemarin. Aku cuma mau dia ngerasain apa yang aku rasain kemarin, aku juga minta sama tara cuma buat dia luka di wajahnya sedikit aja. Aku gak tau kalau tara bakal ngelakuin hal yang lebih parah, mungkin aja azka berbuat kasar duluan sama tara, kamu tau sifat tara seperti apa kan? Dia selalu jadi penengah mungkin dia pengen azka itu meminta maaf sama aku, tapi azka gak mau dan lebih nolak makanya dia dapat balasan dari tara yang lebih parah." jelas fazam meredakan emosinya.

"Aku juga tau azka seperti apa, dia gak akan mencari masalah kalau kamu gak ada masalah sama dia duluan. Sekarang aku tanya sama kamu, kalian punya masalah apa?" ucap zeira yang masih penasaran dengan masalah sebenarnya.

"Kalau itu aku gak bisa jelasin ke kamu, ini masalah laki-laki. Wanita gak perlu tau, atas nama teman-teman basket aku terlebih ke tara, aku minta maaf yang sebesar-besarnya, tolong sampaikan permintaan maaf aku sama dia, dan bilang ke dia kalau ada masalah sama aku bicarakan baik-baik jangan pakai cara kekerasan, aku gak suka di kasarin." jelas fazam langsung meninggalkan zeira sendirian.

*****

"Mereka punya masalah apa sih? aku khawatir kalau mereka bertengkar lagi." gumam zeira sembari berjalan keluar dari gor dan bersiap pulang ke rumahnya untuk berangkat bekerja.

Di dalam angkutan umum, zeira di telfon oleh panggilan yang tidak ada nama di ponselnya.

Drett... Drett... Drett...

"Halo, maaf ini siapa ya?" tanya zeira.

"Ini aku laura, ini benar zeira kan?" jawab seseorang itu yang menjelaskan kalau dia adalah laura, lalu laura memastikan kalau dia tidak salah menelfon orang.

"Iya benar, maaf ada apa ya?" ucap zeira yang langsung menanyakan keperluan laura menelfonnya.

"Malam nanti, apa kamu ada waktu? Ada hal yang mau aku bicarakan sama kamu." tanya laura sangat ingin bertemu zeira.

"Aku pulang kerja jam delapan malam, aku masih ada waktu kalau kamu mau bertemu denganku." jawab zeira yang masih memiliki waktu luang untuk bertemu dengan laura.

"Di toserba dekat halte busway sekolah bisa?" tanya laura langsung memilih tempat untuk bertemu dengan zeira.

"Bisa, aku juga pulang ke arah sana. Sampai jumpa jam delapan nanti." jawab zeira yang untungnya arah nya sama dengan arah pulang.

"Oke, terima kasih ya kamu udah mau bertemu sama aku." ucap laura sangat berterima kasih karena zeira menerima permintaan laura.

"Iya, sama-sama." jawab zeira langsung mematikan panggilannya.

Rencana zeira yang ingin menanyakan permasalahan fazam dengan azka sepulang kerja nanti di rumah azka pun gagal, karena zeira lebih memilih dan penasaran dengan yang ingin di katakan oleh laura jam delapan malam nanti.

*****

Setelah perkumpulan dengan para murid les berakhir, zeira langsung menghampiri azkia dan menanyakan kabar tentang azka.

"Kia, gimana kabar abang kamu sekarang?" tanya zeira penasaran dengan kabar azka.

"Dia udah mendingan kok kak, eh tunggu. kok kakak tau abang sakit?" jawab kia yang tiba-tiba tersadar dengan ucapan zeira yang mengetahui kalau azka sedang sakit.

"Hm, sebenarnya aku yang jagain dia di rumah sakit kemaren." jelas zeira memberitahu kalau dia yang menjaga azka di rumah sakit.

"Oh gitu, tapi kenapa kakak gak anterin bang azka pulang ke rumah, kenapa bang azka di biarin pulang sendirian?" tanya kia heran sikapnya zeira.

"Soal itu, aku juga gak tau, dia ngelarang aku buat anter ke rumahnya, dan dia juga gak mau kalau aku kasih tau tentang pengeroyokan dia ke kamu." jelas zeira memberitahu tentang pengeroyokan azka yang tidak di ketahui oleh kia.

"APA!! Aku gak salah dengarkan kak? kaget kia yang mendengar penjelasan dari zeira.

"Enggak, kamu gak salah dengar kok. Em, kakak boleh tanya sesuatu gak sama kamu?" jawab zeira sekaligus ingin menanyakan sesuatu pada kia.

"Boleh kak, tanya aja." jawab kia.

"Dia cerita kamu tentang sesuatu gak, yang bikin dia celaka kemarin?" tanya zeira penasaran.

"Ya ampun kak, dia aja gak cerita apa pun ke aku, dan aku malah mau tanya ke kakak apa bang azka bener-bener kecelakaan, atau di keroyok orang lain seperti kakak bilang tadi. Soalnya yang aku tau dia ngomong sama aku sendiri, kalau dia itu kecelakaan motor dan dia ketabrak truk makanya tangannya patah tapi anehnya motornya masih mulus gak ringsek sama sekali." jelas kia yang masih bingung tentang kebenarannya.

"Dia itu di keroyok sama orang, dia gak kecelakaan motor atau mobil kok." ucap zeira memberitahu yang sebenarnya.

"Ih, berarti bang azka bener-bener bohongin aku dong." kesal kia.

"Mungkin dia bohongi kamu kemarin itu, karena dia gak mau bikin adiknya khawatir udah gitu kan dia kecelakaan yang sebenarnya itu, karena di keroyok orang dia juga takut kalau kamu tau Jadi nambah permasalahannya, percaya deh sama kakak dia ngelakuin itu karena dia gak mau bikin kamu khawatir berlebihan." jelas zeira menenangkan pikiran kia yang sudah hampir negatif pada azka.

"Oke, aku paham perasaan bang azka. Hm, Kakak sehabis ini mau pergi kemana?" jawab kia langsung menanyakan apakah zeira ada waktu luang.

"Kakak ada janji ketemuan sama temen kakak, memangnya ada apa?" jelas zeira yang sudah memiliki janji diawal.

"Yah, aku kira kakak gak ada janji kemanapun, Jadi kalau kakak gak ada rencana setelah ini, aku tadinya mau ajak kakak ke rumah buat bujuk abang. Soalnya bang azka dari kejadian kemarin dia gak mau keluar dari kamarnya, dia juga gak mau turun dari kamarnya, udah gitu kalau dia lapar maunya aku yang bawain makanannya ke kamarnya dia. Dia juga katanya mulai besok mau cuti sekolah selama satu bulan, sampai tangannya sembuh dan sampai ayah sama mamah pulang dari Palembang." jelas kia.

"Kok jadi gitu sih, kenapa harus menghindar dari orangtua?" kesal zeira yang mendengar kabar tentang kebohongan azka pada orangtuanya sendiri.

"Dia cuma takut di tanya-tanya sama ayah, karena ayah doang yang bisa bikin bang azka bicara jujur. Ayah sama mamah pulang dari Palembang setelah satu bulan, maka dari itu dia mau cuti satu bulan sampai orang tua kita pulang." jelas kia.

"Bukannya kalau dia cuti sekolah guru akan curiga, dan pastinya guru akan mencari informasi kabar tentang azka kan? Mending dia masuk sekolah aja, biar guru gak curiga. Ih, aku kira dia pintar ternyata sama aja bodohnya." kesal zeira yang menyuruh azka untuk tetap bersekolah agar guru dan orang tuanya tidak curiga.

"Haha, maafin bang azka ya kak, dia memang gak sepintar yang kakak lihat di sekolahan, kalau di rumah dia itu anak yang paling bodoh ditambah dia anak yang paling ceroboh. Ahaha…" ledek kia dia sangat semangat jika menjelek-jelekkan abangnya sendiri.

"Kamu ini bisa aja, ngeledek abang kamu sendiri. Yaudah kalau gitu nanti aku yang telfon dia, biar dia gak cuti sekolah." ucap zeira yang akan memberi nasihat sendiri lewat telfon.

"Makasih ya kak, yaudah kalau gitu aku pamit pulang duluan ya kak. Bye kak zeira." jawab kia langsung berpamitan dengan zeira.

"Bye, kia." ucap zeira.

*****

Mereka berdua berpisah, zeira yang langsung pergi dengan sangat tergesa-gesa karena dia sudah melewati jam janji temu dengan laura. Dia menelpon laura untuk menunggunya sebentar lagi, dan laura menjawab akan menunggu zeira datang karena dia juga tidak sedang tergesa-gesa.

Setelah 15 menit perjalanan…

"Huft, maaf aku telat." ucap zeira yang kelelahan setelah berlari.

"Iya, gak apa-apa kok, kenapa harus lari, kan aku udah bilang di telpon santai aja aku juga bakal nungguin kamu kok." jawab laura dengan santainya.

"Ah iya-iya, aku cuma gak enak aja karena udah lewat dari jam batas janjian makanya aku lari secepat mungkin." jelas zeira yang masih lebih mementingkan janji tepat waktu.

"Yaudah, kamu istirahat aja dulu. Aku beliin minuman soda buat kamu ya," jawab laura sembari ingin membelikan minuman untuk zeira.

"Gak usah repot-repot, aku gak minum soda." jelas zeira yang masih kelelahan sehabis berlari.

"Oh, yaudah aku beliin kamu air putih aja ya." jawab laura mengganti minuman zeira.

"Nah itu aja, makasih ya." ucap zeira.

"Iya, sama-sama." jawab laura sembari membuka pintu toserba.

*****

"Ni mba, jadi berapa?" tanya laura sembari menyiapkan uangnya.

"Totalnya Rp. 12.000, ini struknya." jawab mba kasir sembari mengambil uang dari tangan laura dan memberikan struknya.

"Oke, makasih mba." ucap laura.

"Iya, sama-sama." jawab mba kasir.

*****

Kembali keluar dari toserba laura pun langsung memberikan minuman untuk zeira yang sedang kelelahan.

"Nih, zeira." ucap laura sembari memberikan air putih yang di belinya tadi.

"Makasih ya laura, udah mau beliin aku minum." jawab zeira tidak lupa berterima kasih pada laura.

"Iya sama-sama, udah cepet di minum." ucap laura, langsung memerintahkan zeira agar segera meminumnya.

"Oke," jawab zeira langsung meminum air tanpa jeda.

Gluk…Gluk…Gluk…Gluk…Gluk…

Zeira meminum pemberian dari laura tanpa hentinya, hingga ia menghabiskan semuanya. Dan setelah itu ia menanyakan tentang, mengapa laura sangat menginginkan bertemu dengannya saat ini.

"Ah iya aku baru ingat, apa yang mau kamu bicarain, sampai-sampai kita harus ketemuan di sini?" tanya zeira sembari menutup botol minuman yang sudah habis dan langsung membuangnya ke tempat sampah yang berada di sebelahnya.

"Ini hm, Kamu kenal fazam dari mana?" ucap laura yang tiba-tiba membicarakan tentang fazam.

"Kenapa kamu nanyain itu? tanya zeira semakin bingung apa yang di maksud ucapan dari laura.

"Ya aku lagi curiga sama fazam, kemarin saat dia demam, dia sering nyebutin nama kamu terus dan yang aku tau nama zeira itu ya cuma kamu, anak SMA NEGERI 3 makanya aku mau nanya ke kamu seberapa kenal kamu sama fazam?" jelas laura yang sangat penasaran dengan hubungan zeira dan fazam.

"Memangnya fazam gak cerita tentang aku ke kamu?" tanya zeira yang curiga dengan laura.

"Enggak, maka dari itu aku nanya ke kamu, dan aku juga pas pertama kali ke kamarnya waktu kemarin itu, banyak banget foto kamu yang dipajang di meja belajarnya." jelas laura yang benar-benar sangat penasaran dengan fazam dan zeiram

"Ahaha, wow jadi selama ini kamu gak tau kalau kamu ini cuma jadi selingkuhan dia?" jawab zeira sambil tertawa kecil.

"Huh, selingkuhan? Aku ini pacarnya fazam lho kok kamu bilang kayak gitu!!" kesal laura dengan zeira yang mengatakan kalau laura hanya seorang selingkuhan.

"Aku kasih tau ya, aku udah pacaran sama fazam selama tujuh tahun, dan kamu itu selingkuhan dia yang ke tiga. Aku udah biasa di selingkuhin, jadi pas liat kalian gandengan tangan di angkutan umum waktu kemarin aku gak kaget, karena aku tau kamu itu cuma pelampiasan dia, saat dia lagi bosan karena gak ada yang perhatiin dia." jelas zeira yang sudah tidak tahan menyembunyikan hubunganya dengan fazam.

"Gak! Gak mungkin kalian pacaran!!" kaget laura yang tidak percaya kalau zeira berpacaran dengan fazam bertahun-tahun.

"Kamu gak percaya? kalau gitu kamu telfon fazam aja suruh dia ke sini, biar dia jelasin yang sebenarnya ke kamu." ucap zeira dengan sabarnya.

"Gak perlu, aku cuma perlu jawaban dari kamu. Dia udah banyak bohong sama aku, dan sekarang aku mau putus dari dia. Maafin aku, kalau aku jadi pengganggu hubungan kalian. Aku gak tau, kalau fazam udah punya pacar." jelas laura langsung meminta maaf atas menjadi penggangu hubungan fazam dan zeira.

"Iya gak apa-apa, aku maafin kamu. Dan sebaiknya kamu tinggalin fazam, kalau gak nanti yang ada kamu makin di sakitin sama dia, karena dia itu cinta nya cuma sama aku. Bukannya sombong, kalau kamu gak percaya bisa tanya sesama jadi korban selingkuhannya fazam yaitu si Ananda sama Anita." jawab zeira langsung memberitahu kalau fazam hanya bisa mencintai zeira dan wanita lain hanya sebagai pelampiasannya saja.

"Gila ya fazam!! Kenapa kamu masih bertahan sama dia? kenapa kamu gak tinggalin dia aja?" kesal laura.

"Kenapa aku gak tinggalin dia? itu karena dia selingkuh juga kesalahan aku, aku jarang ada waktu buat dia, kita ada waktu kalau mau berangkat sekolah doang karena dia selalu jemput aku dan antar aku ke sekolah setelah itu ya begini aku bekerja sampai malam." jelas zeira mengakui kesalahannya sendiri.

"Memangnya kalian jarang komunikasi lewat telfon atau chat?" tanya laura.

"Kita hanya bisa komunikasi secara langsung bukan lewat telfon ataupun chat, kita berdua itu gak bisa mencari topik pembicaraan di chat ataupun di telfon kecuali kalau bertengkar apa saja bisa aku bicarakan lebih dulu kepadanya. Dan kita berdua juga saling gengsi, jadi ya begitulah kira-kira kenapa kita gak komunikasi lewat ponsel kalau tidak bisa bertemu secara langsung." jelas zeira tipikal wanita membenci berkomunikasi lewat chat.

"Coba deh kamu rubah sifat mu, jangan terlalu cuek sama pasangan dan jangan gengsi juga, bagaimanapun dia butuh perhatian kamu. Selama aku pacaran sama fazam dia itu memang cuma butuh kasih sayang dan perhatian aja kok, dia juga akan kasih sebaliknya ke kamu." saran laura selama pernah memiliki hubungan dengan fazam.

"Sayangnya aku terlalu percaya sama dia dan dia jarang hubungi aku juga udah ngerti, jadi aku gak harus memikirkan apakah dia butuh kasih sayang dari aku atau gak, ya karena kami berdua sifatnya sama." jelas zeira yang masih tetap pada pendiriannya.

"Jangan mentang-mentang kalian memiliki sifat yang sama, kalian bisa komunikasi lewat batin. Itu namanya kalian berdua saling egois." kesal laura.

"Ya mau gimana lagi, kita berdua mau merubah sifat kita tapi sama aja, gak ada perubahan sejak tujuh tahun yang lalu." ucap zeira semakin membuat laura kesal.

"Aku bingung sama kalian berdua, kok ada ya pasangan yang bertahan seperti ini? Yang satu di selingkuhi tetapi tetap diam karena sudah terbiasa, dan yang satu menginginkan perhatian tapi lebih senang mencari dari luar, tidak ingin perhatian dari pasangannya yang asli." kesal laura yang pusing memikirkan pasangan semacam fazam dan zeira.

"Jangan terlalu di pikirkan, kita memang pasangan yang aneh. Maka dari itu, kita jarang banget mengumbar hubungan. Kalau kita mengumbar, salah satu dari kita pasti tidak merasakan kenikmatan yang tidak bisa menutupi kekurangan dari pasangan kami." jelas zeira yang semakin membuat zeira bingung.

"Ya sudah lah kalau begitu, aku akan memutuskan hubungan ku dengan fazam. Kau juga harus berbaikan dengannya, jangan sampai fazam melakukan hal yang sama karena yang menderita adalah kami yang menjadi korbannya." ucap laura memperingati zeira agar cepat berbaikan.

"Iya, saya selaku pacar asli dari fazam memohon maaf atas perilakunya pada anda." jawab zeira yang langsung meminta maaf atas ulah fazam.

"Iya gak apa-apa, kalau begitu kita hentikan pembicaraannya sampai sini aja, karena udah malam banget." ucap laura sembari melihat jam yang ada di tangannya.

"Ya, sama saya juga permisi ingin pulang. Kita berpisah di sini. Terima kasih dengan traktiran air dan cemilan juga." jawab zeira tidak lupa berterima kasih setelah di traktir oleh laura.

"Oke sama-sama, Bye zeira." ucap laura langsung masuk ke dalam taksi.

"Bye." jawab zeira melambaikan tangannya.

*****

Mereka berpisah, laura pulang dengan taksi sedangkan zeira masih di depan toserba sambil meratapi penderita yang sebenarnya. Dia yang sebenarnya sangat terkejut dengan ucapan laura yang mengakui bahwa mereka sudah pacaran sejak lama.

Saat itu zeira benar-benar ingin menampar wajah laura yang menjadi selingkuhan fazam, tetapi zeira tidak tega dengannya karena yang zeira tau laura hanya di bodohi oleh fazam jadi ini bukan kesalahan laura.

Zeira masuk ke dalam toserba, dan dia membeli beberapa minuman dan cemilan untuk membuat dirinya merasa lebih tenang, setelah membeli ia memberhentikan taksi yang ingin melewati toserba untuknya pulang, tetapi saat zeira membuka pintu taksi dan memasukkan jajanannya ke dalam taksi, tiba-tiba dari sebrang jalan ada yang meneriakkan namanya yang kelihatannya seperti azka.

"ZEIRA!! TUNGGU!" teriak azka dari jauh yang secara tidak sengaja melihat zeira.

****

"Pak maaf, saya gak jadi naik." ucap zeira pada sopir taksi, sambil mengeluarkan jajanan nya.

"Oh iya, gak apa-apa kok dek." jawab sopir taksi langsung pergi.

****

Taksi pun pergi, dan zeira menunggu azka untuk menyebrang jalan.

"Hai, zeira." ucap azka sehabis menyebrang jalan.

"Hai, kok kamu ada di sini, kata kia kamu gak mau keluar rumah?" jawab zeira kebingungan.

"Iya tadi maunya sih gitu, tapi kia maksa aku buat belanja di toserba ini." ucap azka sembari memperlihatkan list belanjaan yang sudah ditulis oleh azkia.

"Bagus deh, dari pada kamu diem-diem di kamar terus." jawab zeira yang bersyukur, jika azka keluar rumah.

"Zei, ngomong-ngomong kamu bilang masalah kemarin sama kia ya?" tanya azka.

"Ah, soal kamu yang di keroyok sama temen-temennya fazam ya? Maaf ya, mau gimana lagi abisnya kan aku kira kamu udah bilang sendiri masalah ini ke kia, ternyata kamu malah bohongi kia." jawab zeira sekaligus meminta maaf atas kecerobohannya.

"Enggak apa-apa sih, seharusnya aku yang minta maaf sama kamu, karena kamu udah mau jagain aku di rumah sakit tapi aku malah gak izinin kamu bilang langsung ke kia dengan bersikap kasar sama kamu." ucap azka meminta maaf atas perilakunya yang kasar pada zeira.

"Aku paham perasaan kamu, yang penting sekarang kia cuma bilang ke kamu dan gak ngadu ke orang tua kamu kan?" jawab zeira teringat dengan orang tua azka.

"Enggak sih kalau aku mau sekolah katanya, tapi kalau aku pikir-pikir nih ya, ke sekolah dengan tangan yang terbalut kayak gini yang ada nanti guru-guru pada nanyain kenapa tangan aku bisa patah pasti mereka bakal kepo. Terus kalau aku bohong mereka pasti nelpon orangtuaku, nanti kalau mereka nanya sama orangtua aku yang gak tau apa-apa kan jadinya ketauan karena bermasalah sama murid sekolah belakang." jelas azka, yang masih bingung diantara sekolah atau tidak.

"Ada aku, bilang aja kamu habis nolongin aku yang hampir kecelakaan, terus malah kamu yang kena celaka sendiri." jawab zeira yang siap menjadi tameng azka, sembari menenangkan azka hingga mengajak azka untuk beralasan karena menolong zeira.

"Oh oke, yaudah jadi kita harus sengkongkolan sembunyikan masalah ini dari siapa pun termasuk bara, soalnya mulutnya dia itu kadang gak bisa di percaya banget sangking tukang keponya." ucap azka mengajak zeira untuk saling menjaga rahasia diantara mereka berdua, tidak boleh ada yang mengetahui kecuali kia.

"Ahaha… yaudah iya kita satu tim, oh iya kamu katanya mau belanja, udah sana belanja aku mau pulang duluan ya." jawab zeira tertawa melihat tingkah lucu azka, dan berpamitan pulang lebih dulu tidak menunggu azka belanja.

"Yaelah baru aja aku sampai di sini, eh malah aku mau di tinggalin sendirian gak ditemenin belanja." kesal azka dengan wajah yang menggembulkan pipi.

"Ah, azka... aku itu mau pulang, hari ini tuh aku lelah banget tau." keluh zeira, tertawa tidak kuat melihat pipi gembul azka yang sangat menggemaskan.

"Lelah kenapa sih, kamu lagi ada masalah apa lagi? coba cerita sama aku." ucap azka yang tau kalau zeira memiliki masalah baru.

"Aku lagi gak mood buat ceritain masalah aku yang ini, nanti yang ada aku nambah-nambahin emosi kamu." jawab zeira tidak menginginkan azka di puncak emosinya.

"Enggak apa-apa, kita sama-sama emosikan jadi seru tuh. Hahaha…" ucap azka terkekeh-kekeh.

"Ih, aku serius azka!!" kesal zeira melihat tingkah azka yang mulai menyebalkan, sembari memukul dadanya azka.

"Argh, sakit zeira!! lagian aku juga serius, memangnya siapa yang lagi bercanda sih?" ucap azka kesakitan karena pukulan zeira terlalu kencang.

"Gak tau ah, aku mau pulang aja, bye!" ucap zeira yang langsung berjalan ke depan untuk mencari taksi.

"Eh tunggu sebentar zeira, aku kok baru sadar ya kalau mata kamu bengkak dan hidung kamu juga merah sih, kamu habis nangis ya?" tanya azka yang baru tersadar selama pembicaraan.

"Ah enggak, aku cuma lagi gak enak badan aja ini tuh flu biasa, lagian buat apa aku nangis?" jawab zeira tidak mengakui kalau dia memang habis menangis setelah melihat laura pergi.

"Kamu gak mau jujur sama temen kamu ini? sebelum itu aku liat laura sama kamu lho, sepertinya kalian membicarakan tentang fazam kan?" ucap azka ingin mendengarkan cerita dari zeira.

"Kamu kan dari sebrang, kok tau apa yang kita bicarain?" bingung zeira.

"Keyakinan aku benar kan? kalau bukan karena fazam, ngapain laura ketemuan sama kamu!" ceplos azka membuat zeira semakin meratapi kesedihannya.

"Huft, aku gak mau bahas lagi ya, aku lelah aku mau pulang duluan, dan maaf aku masih belum bisa cerita." jawab zeira menghela nafas dalam-dalam lalu pergi meninggalkan azka, dan jalan ke arah halte busway.

Azka mengerti bagaimana perasaan yang dihadapi oleh zeira saat ini, zeira mungkin sangat tertekan karena laura. Bagaimanapun atau apa pun yang dikatakan oleh laura itu, pasti telah menyakiti hati zeira hingga membuat zeira meneteskan air matanya.

"Coba aja dia putusin fazam saat itu juga, mungkin dia gak akan menderita seperti ini lagi." gumam azka melihat kepergian zeira ke halte busway seperti frustasi dengan masalah yang dihadapi zeira.

avataravatar
Chapitre suivant