Melisa dan Joon masih diam memperhatikan dua lelaki paruh baya itu ngobrol layaknya anak muda.
'Saya kira Presdir Hong itu sangat mengerikan. Tidak disangka kalau dia bisa membuat lelucon. Tapi, adikku yang mana yang dia maksud?' Batin Melisa dengan heran.
"Aku hanya punya satu anak. Dia lebih suka kebebasan dan jarang sekali mematuhi saya. Dia akan patuh jika diancam. Dia juga tidak tertarik melanjutkan bisnis ini makanya saya sangat sedih." Tiba-tiba Presdir Hong terbawa perasaan.
Ia sudah cukup sedih melihat kelakuan putranya. Dan sekarang ia tambah sedih lagi ketika tahu kalau anak laki-lakinya menyukai laki-laki. Ia khawatir siapa yang akan menjadi penerusnya nanti.
"Presdir Hong jangan sedih. Anak laki-laki memang begitu. Tapi, percayalah mereka akan berubah seiring berjalannya waktu." Kata Pak Ali dengan bijaksana. Bukan tanpa alasan dia mengatakannya karena ia pun tahu bagaimana rasanya saat anaknya tidak mau melanjutkan bisnis keluarga.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com