webnovel

Cinta Untuk Azahra

Perbedaan kasta diantara Indra dengan Azahra memang sangat jauh berbeda. Tapi itu bukan suatu hambatan untuk mereka menjalin hubungan yang lebih serius dari berpacaran menuju halal. Setelah menikah Azahra berubah karena dia berpikir takdir tidak bersahabat baik dengan hidupnya. Akankah Indra sanggup bertahan dengan seorang istri yang selalu menentang takdir? Atau lebih memilih untuk berpisah? Ikuti ceritanya ya. Judul awal (Indra My Husband) #Dilarang Plagiat.

Cindy_ElfiraPutri · Urbain
Pas assez d’évaluations
20 Chs

Ronald Keterlaluan

Pak Ruli ingin sekali menghabisinya, namun apalah daya dengan terpaksa harus mau meminta maaf dengan alasan tidak ingin masalahnya berlarut-larut dan berkepanjangan.

"Saya minta maaf jika memang saya sudah keterlaluan!" pak Ruli mengedepankan kepentingan keluarganya daripada ego sebagai orang tua.

Seharusnya memang tidak sepantasnya Ronald berkata seperti tadi, bagaimanapun pak Ruli adalah orang tua, walaupun dia bukan ayah kandung Ronald setidaknya menghormati yang lebih tua itu harus.

"Apa? Ulangi dong ayo bilang apa tadi."

"Saya minta maaf pada anda Ronald! saya sudah menghajar bahkan menampar anda tadi." Pak Ruli menghela nafas dengan sedikit tertahan.

"Hmm tidak! saya tidak akan begitu mudah memaafkan anda!"

"Kenapa? Bukannya saya sudah meminta maaf tadi, bahkan saya sudah merendahkan diri saya sendiri di depan anda, tidak sepantasnya anda memperlakukan orang tua seperti ini." Pak Ruli sudah tidak bisa menahan emosinya lagi.

"Tapi anda juga tidak berhak seperti itu kepada saya! karena di sini saya adalah bos! sedangkan anda siapa? Anda hanya bos di perusahaan milik anda bukan di perusahaan saya ini! camkan itu."

Pak Ruli benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang Ronald sudah lakukan hari ini. Memang di ruangan ini hanya ada mereka berdua tapi tetap saja apa yang sudah Ronald lakukan tidak baik.

Kali ini pak Ruli sudah tidak bisa mentoleransi perbuatan Ronald lagi, lebih baik kehilangan investasi saham daripada harus kehilangan harga diri.

"Kalau anda tetap saja menghina saya! dan tidak bisa bersikap lebih baik terhadap orang tua, saya putuskan untuk berhenti bekerja sama dengan perusahaan anda, lebih baik saya rugi besar daripada harus kehilangan harga diri dan kehormatan keluarga saya."

"Wow sangat amazing bapak Ruli Amrullah, anda yakin? Kenapa anda tidak menyerahkan anak anda saja!"

"Tidak akan! dan tidak akan pernah saya menyerahkan dan merelakan putri semata wayang saya untuk lelaki macam anda!"

"Dan satu lagi, walaupun memang suaminya belum mapan dalam materi, setidaknya dia lebih baik dari anda Ronald! Indra adalah laki-laki yang baik akhlaknya, santun kepada orang tua, dan tidak merendahkan orang lain!"

"Jadi anda akan tetap seperti ini bapak tua! pergi dari ruangan ini dan jangan pernah kembali lagi." Ronald mendorong pak Ruli sampai pak Ruli keluar ruangan dengan terjatuh ke lantai, Ronald sangat kesal dengan apa yang pak Ruli ucapkan.

Braaak. Ronald menutup pintu dengan kencang.

"Sialan! awas saja bapak tua, selangkah lagi anda dan keluarga anda akan hancur sehancur mungkin. Bisa-bisanya menolak saya."

Ronald semakin nekat dan tidak bisa menahan emosinya sehingga akan lebih kejam pada keluarga pak Ruli.

****

Di lain tempat, pak Ruli tidak kembali ke kantor dia memutuskan untuk pulang ke rumahnya dan menceritakan semuanya pada istrinya.

"Assalamualaikum." Ucap pak Ruli dengan tidak ada tenaga.

Elene menghampiri suaminya dengan khawatir.

"Waalaikumussalam, papah kenapa? Kok wajahnya pucat seperti itu."

"Itu mah si Ronald yang kerja sama dengan perusahaan papah nyebelin banget, gak sopan mana sudah merendahkan diri papah."

"Merendahkan bagaimana maksudnya? Apa dia ngapa-ngapain Papah?"

"Dia tidak bersikap kasar sih, cuma ucapannya itu loh luar biasa kasar." Ruli mencoba menjelaskan apa yang sudah terjadi antara dia dan Ronald.

Elene tertegun mendengarnya. Bisa-bisanya anaknya yang paling dia sayangi dijadikan bahan pertimbangan antara perusahaan.

"Terus papah hajar dia lagi? Hajar terus pah supaya dia kapok." Elene sudah emosi.

"Ya enggak lah, di ruangan dia ada CCTV. Bisa-bisa karier yang selama ini kita perjuangkan ambruk begitu saja."

"Dia sangat licik, jangan sampai anak kita jatuh ke pelukan laki-laki seperti dia, sudah jelas-jelas Indra laki-laki yang sangat baik, bukan hanya baik pada anak kita. Dia juga sangat baik sama kita, iya kan?"

"Iya lah, ngapain juga harus dibandingkan dengan Indra, sudah jelas berbeda. Indra kaya hatinya."

"Bener banget, enggak salah kita restuin mereka berdua."

"Papah suruh dia kerja sama papah di perusahaan aja dia nolak terus, padahal papah mau jadikan dia direktur penerus tapi tetap saja dia tidak mau."

"Itulah baiknya Indra."

"Kurang ajar si Ronald itu, biarkan saja papah kehilangan saham terbesar asalkan keluarga kita tidak direndahkan dan tidak dilecehkan." Ruli Amrullah yang terkenal memang baik hati.

"Papah memang suami dan ayah yang baik, mamah makin sayang sama kamu." Elene kagum pada suaminya yang rela kehilangan banyak uang demi keluarga.

"Duh mamah manja nih, udah ayo kita buat dede, Azahra sudah menikah kita jadi enggak ada cocoan."

"Hehe mamah aja cocoannya hehe."

Keluarga pak Ruli Amrullah dan Elene memang terkenal selalu harmonis dan sakinah yang memang banyak sekali orang yang iri pada mereka, tidak hanya iri pada keharmonisan keluarganya saja melainkan iri pada perusahaan yang sudah terkenal sukses di bidang batu bara.

****

Di rumah Indra dan Azahra, Indra masih menunggu istrinya bangun dari tidurnya, dia tidak tega untuk membangunkannya. Siap-siap untuk dimarahi karena tidak menghasilkan uang hari ini, bagaimana mau menghasilkan uang sedangkan ngojeg saja tidak diperbolehkan.

Menjadi suami dan bapak ideal dalam rumah tangga? Tentu ini dambaan setiap lelaki, khususnya yang beriman kepada Allah Ta'ala dan hari akhir. Dan tentu saja ini tidak mudah kecuali bagi orang-orang yang dimudahkan oleh Allah Ta'ala.

Sosok kepala rumah tangga ideal yang sejati, Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda:

«خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى»

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik (dalam bergaul) dengan keluarganya dan aku adalah orang yang paling baik (dalam bergaul) dengan keluargaku"1.

Karena kalau bukan kepada anggota keluarganya seseorang berbuat baik, maka kepada siapa lagi dia akan berbuat baik? Bukankah mereka yang paling berhak mendapatkan kebaikan dan kasih sayang dari suami dan bapak mereka karena kelemahan dan ketergantungan mereka kepadanya?2. Kalau bukan kepada orang-orang yang terdekat dan dicintainya seorang kepala rumah tangga bersabar menghadapi perlakuan buruk, maka kepada siapa lagi dia bersabar?.

Imam al-Munawi berkata: "Dalam hadits ini terdapat argumentasi yang menunjukkan (wajibnya) bergaul dengan baik terhadap istri dan anak-anak, terlebih lagi anak-anak perempuan, (dengan) bersabar menghadapi perlakuan buruk, akhlak kurang sopan dan kelemahan akal mereka, serta (berusaha selalu) menyayangi mereka"3.

Tidak perduli apa pun yang nanti Azahra lontarkan ketika dia sudah bangun dari tidurnya, Indra akan tetap mencintainya.