Kenop pintu dibuka dan perlahan dia memasuki kamar. Tidak ada penampakan wanita hamil didalam ruangan tersebut meski dia sudah melangkah ketengah kamar. Namun, tiba-tiba sebuah tangan memutar tangannya ke belakang dan melemparnya keatas lalu dibanting ke bawah sekeras mungkin.
"AARRGGGGH!" Teriakan panjang terdengar menyayat hati menggema ke seisi kamar.
"THOMAS???"
"Honey, apakah kamu mau membunuhku? Aarrhh, punggungku ...." Thomas tergeletak di lantai dengan posisi telentang. Punggungnya tidak bisa digerakkan.
"Kamu kenapa seperti pencuri begitu? Mengendap-endap masuk rumah sendiri. Masih bagus aku banting, coba kalau aku tebas lehermu." Dinda mengulurkan tangan kanannya agar suami malangnya bisa menggapainya dan berdiri segera.
"Honey, kamu bisa bela diri? Sejak kapan?" Tanya Thomas yang masih merintih berasa retak tulang-tulangnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com