webnovel

CEO Termiskin di Dunia

Posisi Hanjo sebagai CEO terusik setelah kematian Moina, istrinya. Betul, kedudukan di kursi eksekutif tertinggi itu didapatkannya setelah menjadi suami ketiga janda bergelimang harta itu. Namun Hanjo tidak bisa menerima ketika dalam surat wasiatnya, Moina yang biasa dipanggilnya Mamoi itu, hanya menyisakan sebuah rumah kecil dan mobil tua untuknya. Selebihnya untuk kedua anaknya. Lucya dan Melina. Hanjo bukanlah pria dengan modal tampang semata. Ia menduduki jabatan sebagai CEO juga ditunjang oleh kemampuan dan kemauannya untuk belajar. Ia punya banyak kawan. Pandai bergaul. Terjadilah perseteruan dengan Lucya dan Melina. Hingga ia kehilangan posisi sebagai CEO. Ia masuk penjara. Menjadi CEO termiskin. Mampukah Hanjo keluar dari belitan masalah? Apakah ia menjadi CEO termiskin selamanya? Apa yang dilakukannya?

Rehano_Devaro · Politique et sciences sociales
Pas assez d’évaluations
147 Chs

Tidak Ada Batasan Harga

Hanjo seakan mendengar sesuatu. Seakan ada yang memanggil. Ketika kemudian ia menegakkan kepala terdengar ada yang mengetuk pintu. Hanjo mencoba berdiri.

"Mas Han, Mas Hanjo! Di dalam Mas?"

Hanjo membungkuk. Ia mematikan kran air. Tidak terdengar lagi suara air mancur. Sunyi yang ada.

"Mas Hanjo! Mas Hanjo?" terdengar suara memanggil namanya.

Hanjo melepaskan cantelan kunci. Pintu segera terbuka dengan kencang. Didorong kaut dari luar. Inge menghambur masuk. Wajahnya pucat. Matanya memandang khawatir. "Mas sakit? Sakit?"

Hanjo menggeleng. Inge mengulurkan tangan. Hanjo tidak menyambutnya. Ia melangkah mendekat.

"Ada apa? Kenapa lama betul di dalam? "

Inge merangkul tangan kirinya Hanjo. Bagaimana membantu orang sakit berjalan. Membawanya berjalan ke luar toilet. Sebelum Hanjo duduk, Meisa berdiri menyambutnya dengan wajah gembira. "Ada, Mas! Ada fotonya!" teriak Meisa.

Inge membuka tutup botol air mineral. Menyorongkannya ke depan Hanjo. "Minum dulu. Biar tenang."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com