webnovel

CEO Termiskin di Dunia

Posisi Hanjo sebagai CEO terusik setelah kematian Moina, istrinya. Betul, kedudukan di kursi eksekutif tertinggi itu didapatkannya setelah menjadi suami ketiga janda bergelimang harta itu. Namun Hanjo tidak bisa menerima ketika dalam surat wasiatnya, Moina yang biasa dipanggilnya Mamoi itu, hanya menyisakan sebuah rumah kecil dan mobil tua untuknya. Selebihnya untuk kedua anaknya. Lucya dan Melina. Hanjo bukanlah pria dengan modal tampang semata. Ia menduduki jabatan sebagai CEO juga ditunjang oleh kemampuan dan kemauannya untuk belajar. Ia punya banyak kawan. Pandai bergaul. Terjadilah perseteruan dengan Lucya dan Melina. Hingga ia kehilangan posisi sebagai CEO. Ia masuk penjara. Menjadi CEO termiskin. Mampukah Hanjo keluar dari belitan masalah? Apakah ia menjadi CEO termiskin selamanya? Apa yang dilakukannya?

Rehano_Devaro · Politique et sciences sociales
Pas assez d’évaluations
147 Chs

Sebiasa dan Semampunya

Inge terdiam sejenak. Ia menangkap omongan Hardiman dan Hanjo hanya sekedar mempermainkan dirinya. Karenanya ia balas menantang. "Oke!" ujarnya.

Hardiman dan Hanjo saling melirik. Tak menyangka bakal mendapat respon begitu.

"Maksudnya oke?" tanya Hardiman yang kelepasan bicara.

"Katanya mau naik perahu. Mau ke Pulau Seribu lagi? Ayo!"

Hardiman tidak bisa menahan tawa. Ia bagai termakan oleh omongan sendiri. Ia pun mengikuti arah pembicaraan yang dituju Inge seakan menjawab tantangan. "Kamu sendirian? Kita berangkat bertiga."

"Oke!"

Kedua pria itu kembali saling pandang. Keduanya merasa ditantang. Hanjo melambaikan tangan pada pelayan cafe. "Kita berangkat sekarang. Dari sini kita langsung ke pelabuhan."

Inge menahan senyum. Pancingannya termakan juga. "Sudah sore begini mana ada kapal. Pergi ke pelabuhan saja habis sejam. Sampai di sana terpaksa balik kanan."

Perhitungan Hardiman pun begitu. "Kalau ditunda besok?" tanyanya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com