webnovel

CEO Termiskin di Dunia

Posisi Hanjo sebagai CEO terusik setelah kematian Moina, istrinya. Betul, kedudukan di kursi eksekutif tertinggi itu didapatkannya setelah menjadi suami ketiga janda bergelimang harta itu. Namun Hanjo tidak bisa menerima ketika dalam surat wasiatnya, Moina yang biasa dipanggilnya Mamoi itu, hanya menyisakan sebuah rumah kecil dan mobil tua untuknya. Selebihnya untuk kedua anaknya. Lucya dan Melina. Hanjo bukanlah pria dengan modal tampang semata. Ia menduduki jabatan sebagai CEO juga ditunjang oleh kemampuan dan kemauannya untuk belajar. Ia punya banyak kawan. Pandai bergaul. Terjadilah perseteruan dengan Lucya dan Melina. Hingga ia kehilangan posisi sebagai CEO. Ia masuk penjara. Menjadi CEO termiskin. Mampukah Hanjo keluar dari belitan masalah? Apakah ia menjadi CEO termiskin selamanya? Apa yang dilakukannya?

Rehano_Devaro · Politique et sciences sociales
Pas assez d’évaluations
147 Chs

Mereka Tidak Peduli Angka-Angka

Yusko memang belum kenal yang kedua penumpang pesawat dari Jakarta. Yang tidak menolak saat ditawarinya taksi. Yang langsung setuju begitu disarankannya ke hotel karena tidak bisa langsung ke desa tujuannya.

Sepertinya mereka bukan orang sembarangan. Sepertinya mereka tidak terlalu peduli dengan angka-angka.

"Oke. Aku segera cari informasi ke pelabuhan. Mudah-mudahan ada." Yusko segera berdiri.

"Jauh pelabuhan dari sini?"

"Dekat. Paling hanya 10 menit ke sana. Di ujung jalan besar dapan hotel ini."

Hanjo merogoh sakunya. "Ini ongkos untuk mencarinya," ujarnya menyorongkan beberapa lembar uang kertas warna merah. Yusko menerimanya dengan senang. Perjalanan tidak sampai 3 km mendapat upah ratusan ribu. Jauh sekali perbedaanya dengan membawa taksi.

"Silahkan bos dan ibu istirahat dulu. Siang nanti saya ke sini. Saya usahkan cari sampai dapat."

Yusko menyampaikan terima kasihnya. Ia pamit segera mencari informasi ke Pelabuhan Sungai Duku.

"Pastikan dapat ya!" teriak Inge.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com