webnovel

Prolog

Dor

Dor

"Bagus nak, kamu bisa menjadi penerus ayah nanti", ucapnya pernuh dengan harapan dan rasa kagum.

"Baik ayah", jawab sang anak.

Siang itu, ada pertemuan antara kedua orang tua dan juga anaknya. Orang tua tersebut baru saja kembali dari bisnis di luar negeri. Pertemuan kali ini bertujuan untuk melihat perkembangan seorang anak remaja laki-laki yang tumbuh dengan tampan dan disertai aura hitam yang mendominasi.

Anak lelaki tersebut memiliki segalanya, mulai dari harta, tahta, dan juga kebebasan. Anak itu merupakan anak dari ketua mafia nomor 1 di Asia yang sebentar lagi menjadi penerus ayahnya.

Tiba-tiba, asisten sang ayah pun datang memberikan berita buruk bagi anak remaja itu, "Maaf permisi Tuan, keberangkatan anda ke Jepang tinggal 1 jam lagi. Anda bisa bersiap-siap supaya tidak terlambat".

"Baik saya akan bersiap-siap, terima kasih Jihoon-Sii kau bisa pergi dan siapkan semua"

"Baik Tuan saya akan siapkan semuanya", Asisten yang dipanggil Jihoon itu menunduk hormat lalu pergi menyiapkan semuanya.

"Baiklah nak, kami akan pergi ke Jepang lagi. Maaf tak bisa lama-lama dengan mu disini. Jaga kesehatanmu, jangan lupa pelajari dan asah terus sasaranmu nak", pamit sang ayah kepada anak remajanya.

"Hmm", sang anak hanya berdeham.

"Sayang, Mama pergi dulu okay? Jaga kesehatanmu, maaf mama ga bisa disamping kamu lebih lama. Kamu bisa telfon mama jika membutuhkan sesuatu."

'Aku tak perlu bantuan kalian, aku akan mendapatkan semua yang kumau'

"Hmmm"

Sepasang kekasih paruh baya tadi pergi meninggalkan ruang latihan meninggalkan seorang anak remaja yang tetap teguh mempertahankan ekspresi walau ia sangat ingin menangis.

"Arghhhhh!!!! Percuma kalau semua harta milikku tapi kalian hanya memikirkan pekerjaan saja!", Teriak remaja tadi.

"Bahkan kalian tak tahu bahwa sebentar lagi ulang tahunku. Kalian tidak pernah ada saat ulang tahunku hiks..." Remaja tadi terisak, sungguh tak kuat lagi menahan rasa sakit, benteng es yang dibuat selama ini mencair. Ekspresinya yang di kenal dengan kata datar dan dingin, sudah hilang entah kemana.

Remaja 15 tahun yang biasanya mendapat kasih sayang keluarga di setiap masalah namun kasih sayang yang tak Ia rasakan sejak kecil membuatnya menjadi sepeti es berjalan yang sangat dingin dan rapuh. Jika kalian melihat dia sebagai sesosok yang berwibawa dan tangguh, itu merupakan sebuah kebohongan. Dia hanya remaja biasa yang rapuh, yang butuh kasih sayang, yang juga dapat menangis.

Itu sekarang, bagaimana dengan nanti? Apakah Ia dapat meneruskan pekerjaan hitam sang ayah atau malah terpuruk dengan segala rasa sakit hatinya?

TBC

- Star Night Production