webnovel

BUTTERFLY'S ETERNAL LOVE (Bukan Liang Zhu)

Seorang gadis yang bernama Zhiwei mengalami time slip ke zaman dinasti Jin Timur. Dia bersama Shanbo, Yinfeng, dan Yingtai melakukan petualangan untuk mengumpulkan empat perhiasan batu Liang Zhu. Apakah Zhiwei bisa pulang kembali ke masa depan?

Maria_Ispri · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
33 Chs

BAB 9

Zhiwei tak menemukan alat pembuka botol. Dia berjalan menuju kamar kakaknya lalu membuka pintu ruang kerja dengan menekan tombol yang ada di dalam buku. Lemari dalam kamar bergeser. Zhiwei mencari kotak pertukangan. Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, dia melihat kain yang tergantung di dinding. Zhiwei bermaksud mengambilnya untuk dirapikan, tapi matanya langsung membulat saat melihat tempelan skema dan foto yang ada di dinding.

Dia memperhatikan dengan seksama. Ada foto ayah angkatnya Liang Yiwen yang mati tujuh tahun lalu. Foto itu diambil dari sebuah artikel koran yang mengabarkan tentang penemuan mayat di gunung Lembah Ungu. Ada foto Wei Ying Yue, ibu kandungnya. Zhiwei memperhatikan foto perempuan yang memang mirip dirinya. Ada tanda silang merah tertera di foto. Ada foto dirinya dengan centang merah. Ada foto Tuan Zhu, Yin Feng, sebuah foto lelaki yang bernama Ma Wencai dan seorang yang tanpa nama. Zhiwei juga memperhatikan foto Tuan Shen ayah kandungnya dengan tanda centang merah.

"Apa yang kau lakukan?" tanya sebuah suara yang mengejutkan Zhiwei.

Gadis itu menoleh dan melihat sosok Shan Bo menatapnya dengan tatapan tak suka.

"Apa ini?" tanya Zhiwei dengan berani bertanya walau dia tahu Shan Bo pasti akan kesal.

Shan Bo mengalihkan pandangannya.

"Itu bukan urusanmu. Keluar!" ucap Shan Bo tegas.

"Tak mau. Kau harus memberi penjelasan kepadaku, apa maksud semua ini?" tanya Zhiwei kesal.

Shan Bo berjalan mendekat lalu duduk di kursi yang menghadap dinding. Dia tak bisa berbohong pada adiknya. Zhiwei orang yang jeli.

"Aku mencari kebenaran di balik kematian ayah," terang Shan Bo sambil melipat tangannya di dada.

Zhiwei ikut duduk di kursi di samping kakaknya lalu memeprhatikan skema yang ada di hadapannnya.

"Tidakkah polisi mengatakan itu sebuah kecelakaan dan tak ada bekas pembunuhan?" tanya Zhiwei.

"Aku tak percaya hal itu. Bagaimana bisa seseorang yang begitu bersemangat seperti ayah bisa melakukan bunuh diri di gunung. Jika ingin bunuh diri, mengapa tidak di rumah saja? Lagipula sebelum ayah berangkat menuju ke gunung, dia menjatuhkan sesuatu dari dalam sakunya. Sebuah kotak kayu. Aku memungutnya dan langsung memberikannya pada ayah. Dia tersenyum sambil mengelus kepalaku sambil mengucapkan terima kasih. Setelah itu, dia tak pernah kembali," terang Shan Bo.

"Apakah kau menganggap kematian ayah ada kaitannya dengan kotak kayu itu? Apakah kau tahu apa isinya?" tanya Zhiwei.

"Aku tak tahu. Aku berasumsi kotak kayu itu berisi salah satu perhiasan yang bermata batu merah seperti milikmu. Aku berpikir demikian saat melihat ibu memberikan kotak kayu yang berisi cincin kepadamu beberapa waktu lalu. Aku baru ingat bahwa kotak itu hampir sama bentuk dan ukurannya," terang Shan Bo.

Zhiwei menatap cincin di jarinya.

"Eh, Kak, aku membaca di buku, batu itu adalah batu meteorit yang dijadikan perhiasan oleh Master Wu yang ada di Gunung Langya. Oh ya, Yin Feng menyebutnya batu Liang Zhu. Apa keistimewaan batu ini hingga banyak yang mencarinya? Seperti halnya Yin Feng.," tanya Zhiwei sambil menata asumsinya.

"Mungkin kita bisa tahu setelah mengumpulkan semua keempat perhiasan itu. Lihat fotomu kucentang merah, sebagai penanda bahwa kamu pemilik salah satu perhiasan itu. Ibumu, Nyonya Wei sudah tiada makanya kucoret. Tuan Shen juga kucentang merah karena dia pemilik asli kalung itu, walau sudah diambil oleh keluarga Zhu. Ma Wencai calon suami Ying Tai juga pemilik gelang bermata batu merah. Lelaki itu namanya Simon, sempat diperiksa oleh polisi setelah kematian ayah, tapi dinyatakan bebas karena tak cukup bukti. Jika benar kotak kayu yang dibawa ayah itu adalah salah satu perhiasan, yaitu sepasang anting. Bagaimana menurutmu?" tanya Shan Bo sambil menoleh pada Zhiwei.

Zhiwei diam memandang skema, berpikir.

"Apakah kematian ayah berkaitan dengan batu Liang Zhu? Jika memang demikian, ada pihak yang ingin menguasai semua perhiasan itu. Jika benar kotak yang ada pada ayah Liang itu adalah perhiasan Liang Zhu, maka bisa jadi di tangan mereka … Tuan Zhu, Ma Wencai, Simon, tanpa terkecuali ayah Shen," jelas Zhiwei membuat sebuah hipotesa lalu menatap Shan Bo.

"Apakah kau tak curiga ibumu Wei Ying Yue juga disengaja dibuat gila?" tanya Shan Bo.

"Bisa jadi, apalagi ibu juga ditemukan di gunung Lembah Ungu, tempat jenazah ayah angkat ditemukan. Semua ini menjadi sebuah misteri."

Shan Bo berdiri lalu menulis kata gunung Lembah Ungu di dinding.

Terdengar suara pintu kamar dibuka. Shan Bo langsung menutup dinding dengan kain.

"Apa yang kalian lakukan begitu lama dalam kamar?" tanya Kak Fang yang tiba-tiba muncul di balik pintu.

Zhiwei menoleh dan Shan Bo terlihat gugup.

"Tak ada, kami sedang membahas desain milik Shan Bo," terang Zhiwei sambil mengangkat sebuah buku yang ada di dekatnya.

Kak Fang mengangguk.

"Qixuan ingin pesan pizza, kalian mau?" tanya Kak Fang.

"Aku tidak," ucap Shan Bo.

"Pesankan topping jamur," ucap Zhiwei.

Kak Fang mengangguk lagi tapi tatapan matanya seakan masih penuh tanya tentang apa yang kakak beradik itu lakukan diam-diam di dalam ruang kerja.

"Aku pesankan ya, kalian teruskan diskusinya," ucap Kak Fang lalu menutup pintu.

Zhiwei melambaikan tangannya. Shan Bo mengangguk. Setelah Kak Fang menghilang di balik pintu, Zhiwei dan Shan Bo menghela napas lega. Suasana tegang telah mencair.

Zhiwei membuka-buka buku milik Shan Bo. Dia melihat sebuah gambar dua kupu-kupu dan bunga-bunga yang indah. Zhiwei tersenyum. Dia membuka lembaran buku itu dengan cepat hingga gambar di dalam buku memberi efek kupu-kupu bergerak, seperti pada proses pembuatan animasi.

"Kekanakan," ucap Zhiwei.

Shan Bo langsung mengambil buku dari tangan Zhiwei. Zhiwei terkejut lalu berdiri dari duduknya. Dia mengambil buku itu dari tangan Shan Bo.

"Untukku saja," ucap Zhiwei lalu menjulurkan lidah ke arah kakaknya.

Zhiwei berjalan keluar dari ruang kerja Shan Bo. Lelaki itu hanya tersenyum melihat tingkah adiknya.