webnovel

Blue Diamond Ring

Auteur: Ri_Chi_Rich
Urbain
Actuel · 115.4K Affichage
  • 44 Shc
    Contenu
  • audimat
  • NO.200+
    SOUTIEN
Synopsis

Berawal dari kegagalan hubungan sebelumnya, Vina akhirnya tumbuh menjadi seorang wanita yang sangat tangguh, mandiri dan memiliki kerajaan bisnis yang besar. keluarganya mencoba untuk membantunya melupakan masa lalunya dengan menjodohkan Vina pada beberapa eksekutif muda. tetapi, semua ditolak oleh Vina yang belum bisa melupakan pria di masa lalunya. setelah sepuluh tahun perpisahan, tanpa sengaja, Vina bertemu kembali dengan seseorang yang telah dirindukannya selama 10 tahun. akankah mereka kembali bersama? Atau dapatkah Vina menghindarinya, sehingga Ia tidak akan jatuh pada luka yang sama sepuluh tahun lalu? ikuti kisah vina dalam blue diamond ring..

Étiquettes
4 étiquettes
Chapter 1Keputusan

"Tidak!!! Sudah kuputuskan, pokoknya tidak! Jika kalian memaksa, Aku akan pergi dari negara ini!", seruku dengan suara lantang dan tegas, namun tetap berusaha tenang dan menantap semua yang ada dalam ruang keluarga dengan tatapan dingin.

"tapi, Kamu ga bisa hidup terus - terusan dengan angan-angan dan impian yang ga akan pernah menjadi nyata itu! Kamu harus move on, tinggalkan masa lalumu, dan mulailah menata hidupmu kembali,," Mommy menatapku dan mulai tampak butiran air mata menetes saat ia menghentikan kata-katanya. Daddy yang ada disampingnya dengan cepat merangkulnya dan Mommy pun menangis sejadi-jadinya dipelukan daddy.

"Aku sudah putuskan, tidak! Dan tak ada yang bisa merubah apa yang sudah kuputuskan! This is my life. I know what good for Me and what should I do! Please Mom, Dad.. Leave Me alone, I am not a little child anymore that you must taking care of", kataku kemudian, sambil berdiri, mengambil tasku, dan pergi meninggalkan ruangan yang hampir membuat kesabaranku habis.

"Vina, tunggu sebentar, biar Kakek mengantarmu keluar!" dan tanpa menunggu jawabanku, Kakek sudah berdiri, menyusul dan menyejajari langkahku. Kakek memang sudah tua, tapi beliau bukan orang tua lemah. Badannya sangat sehat, bahkan lebih sehat dari laki-laki zaman sekarang, yang masih muda sudah loyo, kebanyakan duduk dan main Smartphone. Walaupun di usia 75 tahun, tapi fisiknya masih terlihat seperti usia 60 tahun. Gaya hidupnya yang sehat membuatnya lebih muda dari usianya.

Mom and Dad hanya diam. Mommy masih menangis dan Daddy masih mencoba menenangkannya. Aku bukan tak peduli, tapi inilah Aku. Aku menjadi seperti Aku yang sekarang bukan karena sifat dasarku yang seperti ini. Keadaan yang membuatku menjadi seperti ini.

"hati-hati bawa mobilnya, ini sudah malam. Jangan lupa untuk makan, makanan yang sehat setiap harinya", suara Kakek mengingatkanku kembali, kalau aku tidak sedang jalan seorang diri. Ada Kakek disampingku. Hmm... Orangtua ini.. Memang dari sejak Aku kecil, Kakek ga pernah berhenti mengkhawatirkanku. Dia selalu ada, bahkan disaat semua orang meninggalkanku dan ga percaya denganku.

"Kakek, Aku bukan ABG lagi yang suka ugal-ugalan dan labil, Kakek ga usah khawatir. Kapan-kapan Aku akan mengunjungi Kakek lagi, Kakek istirahat ya, see you soon, Kek..", Aku memeluk Kakek dan menciumnya sebagai tanda perpisahan.

"hmm.. Cucu Kakek memang sudah besar! Cantik, mandiri, dan sangat berhasil! I am proud of you, Vi! Kakek bisa meninggalkan dunia dengan tenang melihatmu begini", ucapan Kakek saat Aku melepaskan pelukan, membuatku sedikit cemberut, tak ingin rasanya harus kehilangan lelaki tua ini. Walau bagaimanapun, dialah yang menemani hidupku, hampir seluruh waktuku kuhabiskan dengannya saat Aku masih kecil.

"jangan bilang begitu, Kek.. You will live longer.. And I still want to see you for more than 20 years, "

"what for, Vi? I don't want to live longer.. Everything done for me.. Kakek senang melihatmu sudah tumbuh menjadi wanita muda dewasa, dan berhasil!"

"tapi Vi masih mau liat kakek.. Jadi jangan bilang begitu lagi, Kek.."

"buat apa Vi, Kakek berlama-lama hidup?"

"ya, I love you, kek.. Please don't say like that again.. "

"hmmm.. Buat apa Vi? Buat apa kakek hidup lebih lama tapi hidup Kakek sepi?"

"ada Vi, Kek.. "

"Kau sibuk dengan hidupmu, dan tak ada banyak waktu lagi untuk menemani lelaki tua renta seperti Kakek!", kali ini Kakek tersenyum.

"come on, Kek.. "

"Vi, kalau memang Kau ingin bahagiakan Kakekmu di masa tuanya, Kakek ingin sekali sebelum mati, bisa menggendong buyut Kakek, ini impian terbesar Kakek.. Sejak Nenekmu meninggal, ga ada yang Kakek tunggu selain bertemu dengan anakmu,,"

"Kek, please.. Don't push me like other.."

"No, I don't. I am just telling you if you want to make me happy.. But all back to you, Vi.. Ini hanya harapan lelaki tua, ga perlu kau dengar serius celotehnya yang tak berguna!", seru Kakek sambil meninggalkanku berjalan masuk kembali ke dalam rumah, dan sukses membuatku ga enak hati.. Ya, Kakek ga pernah minta apa-apa padaku, ga pernah memaksa apapun, bahkan Dia selalu memberiku limpahan kasih sayang, menghiburku dikala Aku sendiri dan sedih, bahkan satu-satunya yang mau mendengarkanku. tapi kali ini, Dia meminta sesuatu yang sulit! Sama seperti apa yang keluargaku minta..

"Sana, berangkat, kenapa malah bengong? Sudah makin larut malam ini! Atau Kau mau menginap disini?", tanya Kakek membuyarkan lamunanku

"noo, bye, see you soon, seruku sambil ngeloyor masuk ke mobil, bisa-bisanya Kakek terlihat tak ada masalah setelah membuat perasaanku semakin ga enak karena ga bisa memenuhi keinginnnya. Huffffh... Mobilku pun melaju dikeheningan malam kota jakarta. Jam sudah menunjukkan pukul 1 malam. Aku sebetulnya berencana hanya menghadiri undangan Mommy untuk makan malam keluarga bersama Kakek, Aunt Fathin dan Uncle Farhan adik Daddy.

Tak terpikir sama sekali kalau mereka akan membahas masalah ini lagi. Pernihakan! Satu-satunya yang ga ingin ku bahas dan kulakukan. Aku ga nyangka mereka akan membahas malam ini. Padahal 5 tahun lalu, Aku sempat kabur setelah Mommy memaksaku menikah dengan lelaki muda pilihannya. Aku melarikan diri ke Prancis, dan menggagalkan pertunangan itu. Sejak saat itu, mereka membujukku kembali dan berjanji untuk melupakan masalah ini. Mereka juga berjanji, ga akan pernah membahas ini lagi.

Tapi malam ini, mereka menjebakku. Dengan menghadirkan keluarga lain di acara ini. Keluarga rekan bisnis Daddy, Om Gunawan dan Tante Gina, dengan maksud menjodohkan anak mereka, Dimas yang juga hadir di acara makan malam ini.

Tapi bukan Vina namaku, kalau Aku ga berhasil menggagalkan rencana ini. Aku memang ga bisa sabar untuk masalah seperti ini..

--- flash back ke acara makan malam ---

"Vina, apa kabarnya? Sudah lama tante ga lihat kamu, makin cantik saja! Dengar-dengar, perusahaanmu juga semakin maju, bahkan sekarang, sudah menjadi perusahaan terbesar kedua di negara ini, kamu memang hebat, masih muda, cantik, berprestasi, sungguh luar biasa!" seru Tante Gina menyapaku, lebih tepatnya berusaha membuka pembicaraan denganku.

"thank you, tapi jangan pernah tante berpikir kalau Aku akan mau dijodohkan dengan anak tante, maaf ya tan.. Tapi Dimas bukan tipe ku, dan Aku ga akan pernah menerima perjodohan atau apapun yang kalian rencanakan, jangan pernah bermimpi!", jawabku menimpali sapaannya sekenanya.

"Vina!"

"Easy Mom," seruku juga, sekenanya. Sambil masih fokus ke makananku, disaat semua orang di meja makan itu sudah berhenti memasukkan makanan ke dalam mulut mereka, dan memperhatikan hanya fokus kepadaku.

"Jaga ucapanmu, Kamu ga pantes bilang begitu ke Tante Gina! Cepat minta maaf ke Tante Gina, Om Gunawan dan Dimas! Kamu sudah salah memperkirakan jamuan ini. Kami tidak merencanakan apapun, ini hanya acara dinner biasa, Mommy undang keluarga Om Gunawan, sekalian ingin merayakan kepulangan Dimas dari England, dan memperkenalkannya ke Kamu, supaya Dimas ada teman, karena sesampainya di indonesia, Dia ga ada kawan, Kamu bisa membantu Dia untuk.."

"Wait Mom, what did you say? Merayakan kepulangan Dimas? Memang Dia siapa? Anggota keluarga ini?" tanyaku sambil melempar senyuman sinis, dengan jari Telunjuk tepat mengarah ke muka Dimas yang menatapku dengan tatapan sedikit shock. Yah, mungkin Dia bingung, atau baru pertama kali melihat ada wanita kelas atas tega mempermalukan keluarganya dengan merendahkan tamu di acara dinner seperti ini.

"Vina, jaga ucapanmu! Where is your manner? Memang.. "

"I am busy Mom, lot of thing I must handle, and I am not a tour guide! I don't want to make a friend with Him either. Please leave Me alone, if He need friend, suruh aja cari teman sd - smp - sma nya di instagram atau facebook. He will meet them", kataku santai, lagi-lagi memotong ucapan Mommy dan masih sambil menyantap makananku.

"Vina!!", seru Mommy

"Sudah tidak apa, Ibu shanti, mungkin memang tidak seharusnya saya, istri dan anak saya berada di meja makan ini, mohon maaf atas ketidaknyamanannya, kami rasa sebaiknya kami pulang," Om Gunawan mencoba menghentikan perselisihan tidak menyenangkan ini dan menghindar dengan memutuskan membawa keluarganya pulang. pilihan bijak menurutku, tapi tidak untuk Mom and Dad.

"Gun, maafkan anakku atas kondisi ini," Dad mencoba meminta maaf atas keadaan sekarang

"Tidak apa, Pak Andi, Saya paham dan maklum atas kondisi ini. Mohon kerjasamanya, semoga kondisi ini tidak akan mempengaruhi investasi bapak diperusahaan kami," pinta Om Gunawan sambil menyalami tangan Daddy.

"tenang saja, besok kontrak kerjasama akan tiba di meja kerja kantormu," Dad tersenyum dan menjabat tangan Om Gunawan, yang kini membuatku paham, Daddy mencoba menjodohkanku dengan Dimas melalui iming-iming kontrak kerjasama perusahaan. Heh, classic.

"Vina, berdiri dan minta maaf!" seru Mommy kemudian.

"I am still enjoying my dinner Mom! They want to leave and that does not my mistake, that's their choice," kataku sekenanya lagi,

"Tidak apa Jeng Shanti, kami pamit dulu, permisi.." Tante Gina menyalami Mommy, Kakek, Aunt Fathin dan Uncle Farhan, kemudian pamit pergi. Dia juga berusaha untuk menyapa dan bersalaman denganku, tapi dengan tanganku Aku mengisyaratkan mereka langsung pergi saja tanpa perlu basa basi. Mulutku juga tak bisa bicara karena baru saja memasukkan banyak sekali makanan.

Aku tahu mereka semua kesal kepadaku. Tapi tak ada yang mereka bisa lakukan kepadaku. Vina Ariescha, the richest woman number 3 in the world, the richest woman number one in this country. Memang Aku masih muda, usiaku masih 28 tahun, tapi dengan semua yang kumiliki, dari hasil kerja kerasku dalam 7 tahun terakhir tanpa bantuan keluarga besarku, membuat keluargaku sendiri tak berani menentangku.

Mom and Dad mengantar mereka bertiga meninggalkan ruang makan, sambil pastinya, masih terus meminta maaf atas kelakuanku tadi. Untuk Dimas, dia hanya melirikku dan tersenyum kecut sebelum akhirnya membelakangiku mengikuti orangtuanya dan meninggalkan ruang makan. Well. I don't care and don't wanna know.

Akhirnya, di ruang makan, hanya menyisakan Kakek yang menatapku tanpa ekspresi. Tapi, Aku tahu, Dia juga malu dan marah. Tante Fathin dan Uncle Farhan hanya diam, menghela napas, dan berpamitan dengan Kakek menuju ruang keluarga. Mungkin selera makannya sudah hilang, atau hanya Aku saja yang masih berselara makan?

"Vina, habiskan makananmu, dan Kita ngobrol santai diruang keluarga." pinta Kakek, yang hanya Aku jawab dengan anggukan, karena mulutku penuh makanan.

Malam ini, Aku akui, Aku makan tidak seperti biasanya. Aku banyak memasukkan makanan ke mulutuku, mengunyah cepat seperti orang ga ketemu makanan seminggu, dan ga berhenti. Mau bagaimana lagi, Aku cukup kesal hari ini dengan semua drama yang mereka buat. Dan ga ada yang bisa kulakukan selain memakan makanan untuk meredam emosiku saat ini.

Diruang keluarga, Mom sudah terlihat ga sabar dan gusar, Dia tampak sangat malu atas apa yang Aku lakukan pada keluarga sahabatnya,

"Kamu mempermalukan keluarga kita didepan Keluarga Gunawan!", seru Mommy setelah Aku memasuki ruangan, bahkan sebelum Aku sempat duduk di sofa.

"Then what you did, Mom? I told you already, please leave it alone. Please don't ever think to look for husband for me! I said no, and I will not change it until I decide it by my own decision!", saat ini, Aku masih berusaha bersikap wajar. Tanpa mencoba menunjukkan emosi di wajahku.

"Apa salahnya, Vi? Dimas anak yang baik, Dia dari keluarga baik-baik, pendidikannya baik, walaupun perusahaan Ayahnya tidak sebesar perusahaan kita, Dia pas untuk mu, you can make a friend with him, know each other, than decide to love him or not. I think it is fair," Daddy berusaha mencoba mendukung Mommy untuk meyakinkanku, dan hanya Aku jawab dengan senyuman.

"Vina sudah bilang 5 Tahun lalu, Aku kembali ke jakarta, asal kalian berhenti menjodohkanku! tapi apa sekarang, Kalian mencederai kesepakatan yang Kita buat, dan Aku bisa menuntutnya secara legal.."

"Vina!!", Mom memotongku sebelum Aku sempat melanjutkan kata-kataku.

"Kami melakukan ini demi kebaikanmu.. "

"Tidak!!! Sudah kuputuskan, pokoknya tidak! Jika kalian memaksa, Aku akan pergi dari negara ini! dan jangan pernah berharap dapat bertemu denganku lagi!", seruku dengan suara lantang dan tegas, namun tetap berusaha tenang dan menantap semua yang ada dalam ruang keluarga dengan tatapan dingin.

"tapi, Kamu ga bisa hidup terus - terusan dengn angan-angan dan impian yang ga akan pernah menjadi nyata itu! Kamu harus move on, tinggalkan masa lalumu, dan mulailah menata hidupmu kembali,," Mommy menatapku dan mulai tampak butiran air mata menetes saat ia menghentikan kata-katanya. Daddy yang ada disampingnya dengan cepat merangkulnya dan Mommy pun menangis sejadi-jadinya.

 

"Tiiiiiiin!!!", Klakson mobil di belakang membuyarkan lamunanku..

"Sh*t!", Aku melamun sampai lupa kalau Aku sedang menyetir dan lampu jalan sudah hijau! Aku pun menancap gas dan sesegera mungkin meninggalkan persimpangan lampu merah.

10 menit kemudian, Aku sudah sampai di apartemenku, yang merupakan apartemen terbesar dan termewah di Jakarta. Mencari parkiran mobil, dan menurunkan barang-barangku. Membawanya masuk ke dalam apartemen.

Baru sampai di pintu apartemen, sebelum Aku menempelkan kartu pas untuk membuka pintu antara parkiran basemen dan apartemen..

"Vivi", suara panggilan namaku, suara itu.. Suara yang sudah lama ingin sekali Aku dengar.. Suara yang sangat kurindukan.. 10 tahun sudah berlalu, tapi suara itu.. Suara itu belum berubah.. memanggilku dari arah belakang.

Suara itu... Masih sama, dan kini ada rasa sakit didadaku.. Suara itu.. mampu membuka luka yang telah lama Aku kubur dalam hatiku.. Rasa itu... telah Kembali..

Vous aimerez aussi

Tuan CEO, Istri Anda adalah BOSS Tersembunyi!

Lima tahun lalu, Qiao Nian dikhianati oleh kakaknya, Qiao Xin. Setelah menghabiskan satu malam dengan seorang pria asing, Qiao Nian hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak tersebut, dan akhirnya melahirkan seorang bayi yang lahir mati. Di bawah tipu daya ibu dan kakaknya, Qiao Nian kehilangan sahamnya di Grup Qiao dan dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adiknya, Qiao Xin, akan menikah dengan Putra Muda Kedua dari Keluarga Gu. Dia dikabarkan sangat buruk rupa. Pada hari ia lahir, dokter meramalkan bahwa ia tidak akan hidup lewat usia dua puluh tahun. Ibunya tidak tega melihat Qiao Xin menikah dengan orang seperti itu dan teringat pada Qiao Nian yang masih terkunci di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Qiao Nian dikeluarkan dari rumah sakit untuk menggantikan Qiao Xin dalam pernikahannya dengan Keluarga Gu. Ibunya berkata, "Baguslah jika Qiao Nian, yang tidak berguna ini, bisa menggantikan Xin'er untuk menjadi janda hidup di Keluarga Gu. Jika Xin'er yang menikah ke keluarga itu, aku akan patah hati." Qiao Xin berkata, "Ibu, jangan berkata begitu tentang Kakak. Kalau bukan karena dia, aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku hanya khawatir kalau Kakak tidak akan setuju." Ayahnya berkata, "Xin'er, kamu terlalu baik hati. Sudah lupa kah bagaimana Qiao Nian menfitnahmu lima tahun yang lalu? Dia tidak tahu mengendalikan diri. Dia hamil sebelum menikah dan bahkan melahirkan anak yang masih mati. Sudah cukup baik kita membiarkannya menikah dengan seseorang dari Keluarga Gu yang terpandang! Hak apa yang dia miliki untuk memilih?" Qiao Nian mengejek. Saat itu, konspirasi terhadapnya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, membuatnya menderita. Dia akan membalas semuanya! Semua orang berpikir bahwa tindakannya berasal dari kombinasi mentalitas orang kalah dan penyakit jiwa, namun sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi union yang kuat seimpak Mars menabrak Bumi! Dengan mengambil keuntungan dari keterampilannya yang brilian di bidang kedokteran, Qiao Nian membuat berbagai orang sampah dan penjahat menelan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, berbagai identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing terungkap. Ternyata dia kaya raya sampai bisa menyaingi sebuah negara! Kemudian, Tuan Muda Kedua Gu meletakkan sepasang klon mini Qiao Nian di depannya. Dihadapkan dengan dua anak yang menyerupai dirinya dan Gu Zhou, Qiao Nian berkedip dengan terkejut. "Kapan aku melahirkan anak-anakmu?"

JQK · Urbain
Pas assez d’évaluations
714 Chs

Setelah Meninggalkan CEO, Dia Mengejutkan Dunia

``` Mo Rao lahir di keluarga dokter militer. Orang tuanya telah mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyelamatkan nenek Fu Ying, sehingga yang terakhir memaksa Fu Ying untuk menerima Mo Rao sebagai istrinya. Mo Rao selalu tahu bahwa Fu Ying memiliki gadis pujaan bernama Qu Ru. Gadis ini gagal menikah dengan Fu Ying sebagaimana keinginannya karena nenek Fu Ying menghalanginya. Setelah menikah, Fu Ying sangat memperhatikan Mo Rao. Mereka bahkan sangat cocok terutama di atas ranjang. Fu Ying selalu menemukan dirinya tenggelam dalam kelembutan Mo Rao. Hingga suatu hari, Fu Ying berkata, “Qu Ru telah kembali. Mari kita bercerai. Aku akan mentransfer properti yang telah aku janjikan kepadamu atas namamu.” Mo Rao berkata, “Bisakah kita tidak bercerai? Bagaimana jika... aku hamil...?” Fu Ying menjawab tanpa hati, “Aborsi saja! Aku tidak ingin ada lagi hambatan antara aku dengan Qu Ru. Lagipula, Qu Ru memiliki leukemia, dan sumsum tulangmu secara kebetulan cocok dengan dia. Jika kamu bersedia mendonasikanmu, aku bisa menjanjikanmu apa saja.” Mo Rao berkata, “Bagaimana jika syaratku adalah kita tidak bercerai?” Mata Fu Ying berubah dingin. “Mo Rao, jangan terlalu serakah. Bahkan jika aku menjanjikanmu demi Qu Ru, kamu tahu sendiri aku tidak mencintaimu.” Kata-kata ‘aku tidak mencintaimu’ menusuk hati Mo Rao seperti sebilah pisau. Senyumnya tiba-tiba menjadi terpelintir dan dia bukan lagi wanita penurut seperti dulu. “Fu Ying, ini pertama kalinya kamu membuatku muak. Kamu menyebutku serakah, tapi bukankah kamu sama? Kamu ingin aku menceraikanmu agar kamu bisa bersama dengan Qu Ru? Baik, aku setuju dengan itu. Tapi kamu bahkan bermimpi kalau aku akan menyelamatkannya? Jangan lupa, tidak ada yang namanya mendapatkan semua yang terbaik dalam hidup, sama seperti antara kamu dan aku.” Kemudian Mo Rao pergi. Fu Ying benar-benar merasa sesak, dan perasaan ini membuatnya gila. Ketika Mo Rao muncul sekali lagi, dia telah menjadi bintang yang menyilaukan. Ketika dia muncul di hadapan Fu Ying, bergandengan tangan dengan kekasih barunya, Fu Ying tidak peduli lagi dan berkata, “Sayang, bukankah kamu bilang kamu hanya akan mencintaiku?” Mo Rao tersenyum samar. “Maaf, mantan suami. Aku salah dulu. Kamu hanya pengganti. Aku sebenarnya mencintai orang lain.” ```

Mountain Springs · Urbain
Pas assez d’évaluations
670 Chs

audimat

  • Tarif global
  • Qualité de l’écriture
  • Mise à jour de la stabilité
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte mondial
Critiques
Aimé
Nouveau
thearies24
thearies24Lv4

SOUTIEN