Ketika ketegangan benar-benar tercipta di antara kolonel dengan Evan, seorang prajurit tiba dengan membawa pesan, bukan gulungan kertas, tetapi sesuatu yang ia lihat sendiri. Rulid, Evan, dan tiga kolonel yang berada di dalam tenda langsung menatap dengan penuh perhatian kepada pria yang datang.
"Ada apa?" tanya Evan.
Tubuhnya langsung berlutut, kepala pria itu tertunduk dengan kantung panah yang ia kenakan di punggungnya. Tangan kanannya membawa busur yang terbuat dari besi dengan diameter yang cukup besar, menunjukan kalau dia salah satu dari pengawas senior di atas tembok kota.
"Lapor, Tuan Evan. Kami melihat adanya pergerakkan di dekat gerbang utara yang hancur," jawab pria tersebut, dengan suara bergemetar nan parau.
"Pergerakkan seperti apa?" tanya Evan.
"Apakah pasukan musuh mulai bergerak maju di tengah malam seperti ini?" tanya Richard, terkejut.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com