Arya perlahan mengangkat kepalanya dan melihat wajahnya sendiri ke arah cermin besar yang membentang di dinding. Arya bisa melihat jika wajahnya benar-benar pucat saat ini. Kakinya saat ini juga gemetar terus menerus sejak ia tiba di kamar mandi. Arya tak tahu mengapa tubuhnya mendadak jatuh sakit sedangkan sebelumnya ia masih bisa merasakan tubuhnya baik-baik saja.
Tak kuasa menahan suhu tubuhnya semakin meningkat, mendadak Arya panik sembari menggertakan giginya. Hingga meninggalkan kamar mandi, Arya tetap menunjukkan raut wajah yang sama, terlihat pucat dan lemah. Marlon sudah menyadari hal tersebut sejak tadi, namun tak ada hasil yang membuatnya benar-benar puas.
Dengan langkah tergontai-gontai, Arya berbaris kembali untuk menunggu gilirannya. Mendadak Marlon keluar dari barisan lalu bergabung kembali dan berdiri di belakang Arya. Ia menepuk keras bahu temannya lalu dicengkeram hingga Arya sedikit terkejut.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com