"Anak dari rektor universitasnya," jawab Aliyah, suaranya sangat lirih. Merasa kasihan melihat temannya sedang disudutkan seperti ini. Dirinya cukup beruntung mengingat masih ada Tia yang mau membantu walau tahu temannya tak memiliki bakat dalam olahraga basket. "Ah, aku mengerti. Penyalahgunaan kekuasaan, ya? Walau kasus ini jarang terjadi, tapi aku baru pertama kali mendengarnya secara langsung. Apalagi temannya temanku yang terkena imbasnya."
Aliyah mengangguk kencang lalu melanjutkan. "Itu benar. Terlebih temanku bisa kuliah tahun ini berkat ia mendapat beasiswa dari kampusnya. Kalau beasiswanya dibekukan begitu saja, sudah pasti temanku memilih tak melanjutkan bakatnya sebagai pemain basket dan membantu ibunya bekerja di pinggir jalan…"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com