webnovel

Ataksia

Adolescent
Actuel · 8.2K Affichage
  • 4 Shc
    Contenu
  • audimat
  • N/A
    SOUTIEN
Synopsis

Teruntuk Javier, peterpanku. Kamu laki-laki pertama yang membuatku nyaman duduk berlama-lama berdua setelah ayah. Jav, aku mau bilang makasih sama kamu. Makasih ya udah nemenin aku selama ini! Udah mau repot-repot jagain aku. Kamu yang selalu ada buat aku! Kemana pun aku mau pergi, kamu selalu nganterin aku dan nemenin aku. Jav, aku bahagia sekarang karena udah nggak ngerasain sakit lagi. Kamu juga harus bahagia ya! Jangan sedih terus! Nanti aku ikut sedih kalo kamu sedih. Jangan ikut tawuran lagi ya! Aku ngelarang kamu buat ikut tawuran karena aku sayang sama kamu, aku nggak mau kamu kenapa-napa lagi. Aku nggak mau liat kamu kayak dulu lagi. Jadi kalo kamu juga sayang sama aku, jangan tawuran! Hidup itu berharga, Jav! Sayangi diri kamu sendiri! Aku jadi inget pertama kali kita ketemu dulu, Jav dan rasanya aku pengen kembali ke masa-masa itu. Andai waktu bisa diputar, Jav. Tapi kita harus melanjutkan hidup kan, Jav? Masa lalu biarlah jadi pembelajaran buat kita, sekarang yang harus kita lakukan adalah menatap masa depan kita. Aku selalu berdoa pada Tuhan, agar cita-cita kamu masuk fakustas teknik bisa terwujud. Javier, kayaknya aku terlalu banyak nulis ya? Kamu pasti capek ya baca surat dari aku? Hehehe. Maaf ya! Sekali lagi makasih, Jav! Makasih udah hadir di hidup aku yang cuma sebentar ini! Aku sayang kamu, Jav. Dan sampai kapan pun akan tetap sayang sama kamu. Dariku, wendymu yang akan selalu menyayangi peterpanku.

Chapter 1Prolog

Hujan deras mengguyur sebagian besar daerah di Jakarta kala itu, tak terkecuali di sebuah rumah sakit swasta ini. Seorang gadis cantik yang duduk di sebuah kursi roda itu tengah menikmati hembusan angin dan sedikit cipratan air hujan dari depan kamar rawat inapnya. Gadis ini menyukai hujan, menurutnya hujan bisa menghapus segala kesedihannya.

"Ngapain, Yas? Kok di luar? Nanti sakit lho," ucap seorang cowok seumuran dengan Yasmina.

"Ngeliatin hujan, Jav! Aku pengen hujan-hujanan," sahut Yasmina—gadis penyuka hujan ini.

"Nanti sakit, Yas! Ayo masuk!" Kanigara Javier Chisbiyyah—nama lengkap cowok yang kini sudah berdiri di belakang kursi roda Yasmina dan bersiap membawa Yasmina kembali ke kamarnya.

"Kan udah sakit! Bentar, Jav!" cegah Yasmina saat Javier mau mendorong kursi rodanya kembali ke dalam. "Lima menit! Habis itu kita masuk! Ya?" Yasmina memasang wajah memelasnya agar mendapat persetujuan dari Javier.

"Tiga menit! Nggak bisa ditawar!" putus Javier karena tidak tega melihat wajah melas Yasmina.

"Thank you, Javier!" senyum mengembang di bibir gadis itu. Javier melepas hodie yang dia kenakan.

"Sini, pake ini!" Javier memutar kursi roda Yasmina agar menghadap ke arahnya, berlutut di depannya lalu memakaikan hodie itu pada Yasmina.

"Nanti masuk angin!" Javier meralat ucapannya agar tidak diprotes oleh Yasmina lagi. "Kamu ini bandel banget dibilangin!" Javier mengacak pelan puncak kepala Yasmina, hal yang selalu cowok itu lakukan.

"Tapi sayang kan?" goda Yasmina.

"Kalo nggak sayang mana mungkin aku mau makein hodieku ke kamu? Mending aku pake sendirilah kan dingin!" Javier memang kini hanya menggunakan kaos oblong tipis berwarna hitam.

"Berarti kalo udah pake hodie kamu, aku boleh lama-lama liatin hujannya?"

"Nggak ada, Yas! Nanti aku yang masuk angin, kalo aku sakit nanti yang nemenin kamu siapa, Cantik?" Javier mencubit pipi Yasmina gemas.

"Jangan gombal terus, ih!" Yasmina memukul pelan lengan Javier.

"Udah lebih dari tiga menit, ayo masuk!" Javier berdiri.

"Kamu curang! Kan aku belum liatin hujan, kamu ngajak ngobrol terus dari tadi!" Yasmina ngambek.

"Ya udah iya, tiga menit lagi! Nih, aku balikin lagi kursi rodanya!"

Javier tidak akan pernah bisa marah jika sudah berhadapan dengan Yasmina. Pertemuan mereka di rumah sakit ini sudah ditakdirkan. Rumah sakit ini milik keluarga Yasmina, ayahnya menjabat sebagai Direktur Utama. Dan dokter yang menangani Yasmina adalah ayah dari Javier. Tapi pertemuan Yasmina dan Javier bukan melalui mereka berdua. Javier bersekolah di SMK jurusan teknik mesin sedangkan Yasmina di SMA jurusan IPA, sekolah mereka berhadapan tapi mereka justru bertemu di rumah sakit ini. Lucu bukan. Tangan takdir. Semoga tidak mempermainkan dua remaja ini.

***

Vous aimerez aussi

Benar-Benar Cinta

Brak! "Aduh, sorry gue nggak sengaja" ucap Clara sambil meringis karena jatuh. Clara bangkit dari jatuhnya, lalu ia melihat Siapa yang sudah ditabraknya. Betapa terkejutnya ia saat tahu jika yang ditabraknya itu adalah ketua Most Wanted sekolah, sungguh ia sama sekali tidak menyadari jika saat ini dirinya sudah menjadi pusat perhatian para siswa dan siswi di tempat itu. Semua orang memandangnya kasihan, tentu karena ia sudah mencari masalah dengan ketua Most Wanted sekolah itu. "Astaga, mati gue. Kenapa harus dia sih yang ketabrak, duh pasti panjang nih masalahnya," batin Clara merasa bodoh dan menyesal. Orang yang ditabrak oleh Clara menatap gadis itu dengan tajam, wajahnya terlihat kesal dan marah pada Clara. "Lu punya mata kan? Gunain dong kalau jalan," tukas Alex dengan sinis. Clara menatap heran dengan alis yang sedikit terangkat, padahal dia sudah meminta maaf tadi tapi sepertinya Alex tetap kesal pada dirinya. "Dih, maaf aja nih ya. Dimana-mana jalan tuh pakai kaki bukannya pakai mata," balas Clara dengan santainya. Alex merasa semakin kesal dengan jawaban Clara yang sangat berani itu, akhirnya Alex pun langsung membentak Clara dengan wajah tidak bersahabat. "Lo berani sama gue!" gertak Alex dengan tajam. Mendengar hal itu Clara langsung menampilkan seringainya, lalu ia balik bertanya pada Alex tanpa ragu. "Kenapa harus takut? Memangnya lo siapa?" balas Clara tanpa takut. "Asli, berani banget lo nantang gue," gumam Alex dengan seringainya. Clara menatap Alex dengan heran, padahal ia sama sekali tidak menantang pria itu. Tapi sepertinya Alex salah paham dengan maksud Clara, dan terlihat semakin kesal karenanya. Tapi itu bukan masalah untuk seorang Clara, karena ia pun bisa membalas kesombongan pria itu. "Denger ya, sekaya apapun lo sama sekali tidak berarti buat gue. Dan gue nggak akan pernah takut sama orang kayak lo, pahamkan?" tantang Clara langsung pada Alex. The boys yang Mendengar hal itu merasa terkejut, tidak biasanya ada orang yang berani melawan ketua mereka dan sepertinya cewek akan itu membawa hal baru untuk mereka, the boys pun menyeringai menatap Clara. "Menarik," batin Alex berkata. "Dah lah, ganggu waktu gue aja. Awas gue mau lewat!" usir Clara pada Alex. Lalu, bagaimana kisah mereka selengkapnya? (⚠️ Mengandung beberapa part 21+)

SAChan_ · Adolescent
5.0
275 Chs

audimat

  • Tarif global
  • Qualité de l’écriture
  • Mise à jour de la stabilité
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte mondial
Critiques
Pleurage! Vous seriez le premier commentateur si vous laissez vos commentaires dès maintenant !

SOUTIEN