webnovel

1

Suatu hari Revan dan keluarga nya akan pergi ke salah satu rumah mereka yang ada di daerah Bandung, karena hari ini weekend maka mau tak mau mereka harus dihadapkan dengan macetnya jalanan ibukota terutama jalan menuju luar kota. Pukul 14.00 wib akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti di salah satu rest area untuk melaksanakan ibadah shalat dzuhur yang tertunda karena terjebak macet setelahnya mereka makan siang bersama di salah satu restoran yang ada di rest area tersebut.

"van liat deh menurut kamu cewek itu gimana?"

"hah? cewek? yang mana?"

lalu satu telunjuk menunjuk seseorang yang dimaksud "itu yang disebrang pake jaket jeans yang mau masuk ke mesjid"

"oh, emang kenapa?"

"kamu itu ya ditanya malah balik nanya kebiasan buruk, jawab aja dulu baru tanya!"

'huuuuhh', revan hanya dapat menghela nafas untuk mengalah

"gak gimana gimana mih, ngapain sih nanya nanya tentang dia? kenal aja enggak" sahut revan penasaran merasa aneh terhadap mimih nya ini yang tiba-tiba menanyakan pendapat mengenai seseorang yang sesungguhnya kenal saja tidak

"udah ah, revan mau ke toilet dulu mih" pamit revan

.

.

"mimih kenal dia?" kini pipih nya yang ikut nimbrung

"iya pih, masih inget gak beberapa bulan kemarin mimih sempet cerita kalau ban mobil mimih tiba-tiba kempes dan terpaksa harus berhenti di pinggir jalan mana udah malem jalanan sepi, yahh untungnya ada seseorang yang lewat dan akhirnya nolongin mimih ngegantiin ban mobilnya?"

"oh itu, iya pipih masih inget, inget banget malah waktu mimih marah sama pipih gara-gara rapat kan?"

"gara-gara gak angkat telpon mimih pih, padahal saat itu kan urgent. Dalam keadaan kaya gitu tapi hp pipih malah gabisa dihubungi mana anak-anak semuanya lagi pada gak ada di jakarta huuhh" mimih merajuk

"yasudah, maaf mih saat itu kan memang sedang rapat penting"

"huhhh yasudahlah"

"lalu?"

"ya dia, dia orang yang sudah menolong mimih saat itu"

"dia? seorang perempuan yang menggantikan ban mobil mimih?" tanya pipih tak percaya

"saat itu mobil yang di kendarai mimih harus berhenti karena salah satu ban mobilnya bocor, hening sepi malam itu lansung mimih menelpon pipih, sudah berkali-kali di hubungi pun tetap tak bisa di hubungi hampir saja mimih berencana meninggalkan mobilnya di pinggir jalan dan akan pulang menggunakan taksi tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri

. Jelas mimih

*Flashback On*

"loh kenapa tante mobilnya? mogok?" tanya seseorang itu

"ahh iya nak, ban mobil tante sebenanrya yang bermasalah lihat tuuh sepertinya ban mobil tante bocor"

jawab mimih pada seorang gadis yang tiba-tiba menghampirinya

"oh yaampun, sudah panggil montir tante?

tanya gadis itu

"ahh belum tante tidak punya nomor montir, ini saja tante menghubungi suami tante malah tidak dapat dihubungi terus dan sekarang hp tante malah mati karena lowbat"

"ahh begitu, ehmm boleh saya bantu tan?" tanya gadis itu lagi

"hah? maksudnya kamu mau bantu apa?"

"bantu menggantikan ban mobil nya tan, pasti ada ban candangannya kan tan?"

"memang kamu bisa?" tanya mimih curiga karena sebenarnya mimih takut kalau orang ini adalah salah satu kompolotan begal yang akhir-akhir ini sangat meresahkan warga jakarta

"boleh tan? tanya dia lagi

saya bukan orang jahat tan saya hanya ingin membantu kok, ini hp saya kalo kalo tante masih mau menghubungi suami tante" sahutnya lagi

"ahh bukan begitu nak, tante hanya tidak percaya saja bahwa kamu bisa mengganti ban mobil ini"

"kalau begitu apa boleh saya menggantikan ban mobilnya?"

"ahh tentu kalau kamu yakin bisa mengganti ban mobil ini silahkan"

seketika gadis itu membawa ban cadangan mobil itu mengangkatnya dan membawa beberapa peralatan yang juga ada di bagasi mobil tersebut

'ahh aku baru tahu ternyata ban cadangan itu ada di situ' ucap mimih dalam hati sambil takjub melihat seseorang yang kini sedang memasang alat yang entah itu apa namanya sehingga mobil kini sedikit meninggi

kringg..kringg..

"ini ada telpon angkat saja dulu"

"iya tante. Halo, iya pak saya ada di dekat mobil berwana putih pak. oke pak.

sebuah motor dengan pengendara yang mengenakan pakaian seragam ojol pun menghampiri

'duhh jangan jangan dia ini benar benar begal dan sekarang kompoltannya akan datang' mimih dalam hati merasa gundah akan kedatangan ojol itu

"sebenarnya sedari tadi saya sedang menunggu ojol di dekat halte itu tan lalu melihat tante yang sedang bingung jadi saya kesini" jelas gadis itu

"oh begitu rupanya"

lalu dia menghampiri ojol tersebut dan terlihat sedikit berbincang

"pak boleh saya minta tolong, bantu saya untuk menggantikan ban mobil ibu itu dulu ya baru nanti antar saya ke tujuan, kasian ibu itu kalau ditinggal"

kemudian mereka mulai mengganti ban tersebut dan akhirnya selesai setelah 30 menit berlalu

"sudah beres tan, kalau begitu saya langsung pamit ya kasian bapak ojolnya sudah menunggu"

"iya terimakasih yaa"

"sama-sama tante lagi pula yang mengganti mobilnya kan bukan saya tapi bapak ojol itu"

"yaa sampaikan terimakasih tante pula padanya ya!"

"baik tante kalau begitu saya pamit"

"tunggu nak, ini sebagai ucapan terima kasih tante kamu terima ya! sambil memberi beberapa lembar uang pada yang sedang di ajak bicara

"terima kasih tante, tapi tidak usah. Saya pamit ya tan hati-hati di jalannya permisi"lalu dia pun bergegas menghampiri ojol itu dan pergi

.

.

"iya pih dia, sudah cantik baik pula, ahh rasanya ingin menjadikan dia mantu"

pipih mengangguk seraya mendengarkan "mih tau gak?" kini pipih yang bertanya

"pipih pernah cerita ada seorang anak perempuan dari salah satu anggota yang menarik perhatian pipih saat pipih bertugas di luar kota karena saat itu pipih melihat bagaimana dia sengaja datang ke pos hanya untuk memberikan obat untuk ayahnya dan bukan hanya itu dia terlihat sangat perhatian pada ayahnya itu, pipih melihat tingkah nya yang melarang ayahnya untuk merokok atau sekedar mengingatkan makanan apa saja yang dikonsumsi sang ayah, rasanya pipih ingin memiliki anak seperti dia"

ujar pipih sambil mengingat anak perempuan nya yang sudah lebih dulu bertemu Yang kuasa

ahh ya mimih ingat pih, saat itu kita sedang merindukan shasha bukan?" dengan mata yang mulai berkaca-kaca mengingat kejadian yang tlah lampau ketika mereka harus kehilangan seoarang anak perempuan satu-satunya

"dia juga mih, anak yang pipih ceritakan itu adalah dia yang juga menolong mimih" pipih menjelaskan sambil menyeka air mata yang tak sengaja tumpah di pipi manis istrinya

"apa? dia juga?" tanya mimih tak percaya

"iya mih, makanya pipih kaget saat mimih cerita barusan"

"apa ini takdir ya pih?"

"takdir? takdir apa mih?"

.

.

Chapitre suivant