"Hari ini aku boleh kerumah sakit?" Anna sedang memakaikan dasi Sebastian.
"Untuk apa? Bertemu bocah itu?" Ketus Sebastian.
"Iya," jawab Anna jujur.
"Annaya, bisa tidak membuatku mau meledak? Ini masih pagi." Matanya menatap tajam Anna.
"Kenapa mau meledak? Aku minta izin padamu." Anna dengan polos menjelaskan.
"Baiklah, katakan untuk apa kamu menemuinya? Rutin sekali seperti minum obat. Aku memindahkan dia bukan untuk kamu jenguk setiap hari," ucap Sebastian menahan kesal.
Wajah Anna yang bingung menatapnya sangat menggemaskan.
"Aku meminta Roshie untuk membuatkannya soup, dia butuh gizi yang baik tanpa perisa," ucap Anna.
"Perhatian sekali."
"Jangan salah paham, dia tidak punya keluarga, jad--"
"Oh, jadi kamu mau memungutnya?" Potong Sebastian.
Demi Tuhan ini masih pagi, matahari belum sempurna keluar, tapi istrinya sudah mengorek emosinya.
"Bukan, dengarkan dulu. Jangan menyela." Protes Anna.
"Aku dengar sampai habispun, tanggapanku tetap sama."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com