Brayn menatap wajah ibunya yang setiap pagi memerah dengan mata bengkak seperti biji kenari.
"Mom, jika di cubit atau di gigit papa balas saja." Brayn tidak mau lagi memarahi papanya sebab mamanya akan membela, jadi percumakan?
'Mommy terlalu bucin pada papa' batinnya.
Anna menunduk lalu mengangguk kecil, dia melirik suaminya yang tidak bergeming sedikit pun. Pria itu selalu saja menang, tidak mau mengalah, bahkan pada anak istri.
"Jangan ajari mommymu sesuatu yang buruk." Tukas Sebastian dengan tenang. Dia tau Anna kesal padanya karena tidak berani marah, dia suka menjahili Anna.
Ah, istrinya semanis pie susu.
Brayn mendesah pelan dan menggumam, "selalu begitu."
"Papa dengar," ucap Sebastian.
Brayn dan Anna saling pandang lalu mereka mendesah pelan, mau bagaimana lagi? begitulah Sebastian.
Mereka sarapan dalam diam. Anna sarapan dengan jumlah yang sedikit, Sebastian mengatur porsinya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com