Kini kak Ana sudah berhasil masuk ke kamar Cia dengan diam-diam. Dengan teganya kak Ana menculik anaknya sendiri.
"Huwa..."
"Aduh pake nangis segala lagi. Udah dong jangan nangis. Ini Mamah nak. Masa kamu nangis si di gendong sama Mamah sendiri. Sekarang kita keluar ya dari rumah ini. Biar tau rasa tuh Ayah kamu udah jahat sama Mamah."
Kemudian kak Ana pun segera keluar dari kamad itu dan membawa Cia pergi ke tempat tinggalnya yang baru.
"Akhirnya gua bisa ambl anak gua sendiri. Dengan kaya gitu gua bisa meras Mas Faras. Supaya mereka itu hidup susah. Enak aja gua doang yang hidup susah. Sekarang gantian, kalian yang hidup susah dan gua yang hidup enak. Haha."
Cia si bawa ke kontrakan Mamahnya sendiri. Tetapi Cia terus menangis tidak mau berhenti. Memang dari dahulu Cia itu tidak dekat dengan Mamahnya. Apa lagi semenjak dia sudah mulai besar, dia lebih dekat dengan Ayahnya. Sepertinya Cia sudah mulai bisa membedakan mana yang jahat dan mana yang baik.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com