webnovel

Mencari Keadilan

*flash back on*

Nathan baru saja pergi bekerja, Adelia membuka HP nya lalu menelpon HP Andika. Hatinya tidak tenang, ada sesuatu yang tidak beres dia rasakan semalaman. Ada yang menjawab telepon nya tetapi bukan suara Andika.

A : "Halo Andika kamu semalam telepon saya?"

P : "Maaf apakah ini ibu Adelia? Saya dari kepolisian, Pak Andika saat ini kami tahan karena terlibat kasus pembunuhan. Apakah ibu bisa datang ke kantor kami?"

A : "Baik pak, kami akan mengirimkan pengacara kami ke kantor bapak. Bisa tolong diberitahukan ini kantor polisi yang dimana?"

P : "Kami di Polda, silahkan ibu kirim pengacara ibu ke sini, nanti akan kami beritahukan detail nya"

A : "Baik pak terimakasih"

Lalu Adelia menghubungi Heru.

"Heru tolong segera kirim Pengacara Hilman ke kantor Polda, bantu keluarkan Andika", ujar Adelia.

Adelia menutup telepon seluler nya lalu membuka aplikasi yang ada di HP nya dan mencari rute perjalanan Andika semalam.

Sepertinya Andika semalam sepulang dari pesta di WD sempat mampir ke ATM baru kemudian pulang ke rumahnya dan setelah nya dia berhenti di kantor Polda.

Adelia mencurigai satu tempat lalu menghubungi Heru lagi.

"Heru, bukankah kau punya teman yang bekerja di bank A? Tolong bantu mintakan rekaman CCTV di ATM mereka di jalan Bebek karena sepertinya ini bisa jadi kunci masalah Andika", ujar Adelia.

"Tolong siap kan segera saya langsung OTW ke kantor", ujar Adelia lagi.

*flash back off*

"Kita ke kantor pengacara Roberto n Partner dulu ya. Aku mau konsultasi dengan Anton Roberto dulu", ujar Adelia kepada Nathan yang mengemudi.

"Hmm Iya Nyonya", jawab Nathan judes.

Adelia tidak mendengarnya, dia sibuk mencari bahan untuk membantu perkara Andika dari berita-berita di internet untuk bahan referensi nya.

Setibanya di kantor pengacara itu, Adelia keluar dari mobil kemudian diikuti boleh Nathan. Tapi kemudian dia membalikkan badannya menghadap Nathan.

"Kok kamu tau si kantor pengacara ini yang aku maksud", ujar Adelia bingung.

"Kan Andika pernah ajak aku ke sini. Makanya aku bilang dia cuma cari alasan saja bilang lupa nomor pengacara nya. Paling tujuan nya hanya ingin kamu datang untuk memeluk nya seperti yang dulu selalu kamu lakukan", sindir Nathan santai lalu menggandeng istrinya masuk ke dalam kantor.

Di depan Resepsionis Adelia melepaskan tangan Nathan lalu bertanya kepada Resepsionis apakah ia bisa bertemu dengan Anton Roberto karena ia belum ada janji sebelumnya dengan Anton.

Kemudian Resepsionis itu memberitahukan ke sekertaris Anton dan tak lama sekertaris Anton datang menghampiri Adelia kemudian mempersilakan mereka masuk ke ruangan Anton Roberto.

Sepanjang jalan dari Resepsionis sampai dengan ruangan Anton, mereka melewati beberapa pengacara muda yang melihat mereka dengan tatapan menyelidik. Terutama para wanita muda yang terpesona dengan ketampanan Nathan.

Dalam ruangan yang mewah dan luas, duduk dibelakang meja besar seorang Anton Roberto yang merupakan pengacara tangguh yang cukup ternama. Anton menyambut mereka hangat.

"Halo Adelia, sudah lama tidak jumpa kamu, dan kali ini kamu datang dengan Nathan. Apa kabar?", ujar Anton menyalami mereka berdua dan mempersilahkan mereka duduk di sofa di ruangan Anton.

Anton memberitahukan kepada sekertaris nya untuk menyiapkan minuman untuk kedua tamunya.

"Anton ini rekaman CCTV yang amat kita butuhkan untuk membuktikan Andika tidak bersalah" ujar Adelia sambil memperlihatkan rekaman CCTV di Tab nya.

"Hmm sepertinya ini bisa jadi petunjuk. Apakah kamu sudah kirimkan ke email saya agar bisa kami follow up ke Polda?", tanya Anton.

"Sudah. Cuma saya sedang berpikir, apakah kamu bisa tahu berapa luka tusuk yang ada di tubuh penjahat itu? Kalau memang satu, bukankah kita bisa membuktikannya unsur ketidak sengajaan? Tapi kalau lebih dari satu itu yang saya takutkan, karena bisa saja polisi menganggap Andika mengejar orang ini dan kemudian menusuknya lagi karena kan Andika pergi tak lama setelah orang itu pergi", ujar Adelia lagi.

Anton termangu dengan penjelasan Adelia, "Itu juga yang saya pikirkan", katanya.

"Kalau ternyata korban hanya kena tusuk satu kali, itupun tidak sengaja bisa kita katakan "pembelaan darurat" karena toh Andika membela wanita ini. Tapi kalau luka tusuk terdapat beberapa kali itu yang tidak dibenarkan", ujar Anton serius.

Sementara Adelia dan Anton berdiskusi, Nathan dengan cuek bebek nya melihat Tab yang ada ditangannya.

"Kenapa kalian tidak mencari wanita itu, saya rasa dia bisa jadi saksi yang meringankan Andika", celetuk Nathan cuek.

Anton dan Adelia menatap kepada Nathan kemudian melihat ke arah tangannya tepatnya ke arah Tab nya yang memperlihatkan profil seorang wanita. Setelah diperhatikan, wanita itu sama persis dengan wanita yang ada di rekaman CCTV.

"Baik Nathan, saya langsung kirim orang untuk menyelamatkan saksi ini dulu. Terimakasih bantuannya", ujar Anton senang.