webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
114 Chs

Chapter 47

Raku

Akhir nya pulang jugaa ...

Saat aku hendak melewati gerbang sekolah. Ponsel di saku seragam ku berdering tanda pesan masuk.

"Raku, Mina demam tuh, dia gak mau aku, anter kamu masih di depan sekolah kan?", pesan dari Kaito.

"Gak mau ah, anter sendiri sana aku dah mau sampe rumah", pesan balasan yang ku tulis.

Cih, males banget ... rumah nya kan lawan arah sama rumah ku ...

Karena aku terlalu fokus dengan layar ponsel ku, aku pun menabrak seseorang hingga terjatuh.

Bruk ...

"Aduh! ...", suara gadis yang ku tabrak.

"Eh?! maaf ... aku gak sengaja ...", ucap ku membantu gadis itu berdiri.

"Iya gapapa ... Eh?! Raku ternyata ...", ucap gadis itu setelah melihat wajah ku.

Ternyata dia adalah gadis yang duduk sebangku dengan ku.

"Oh ... kamu, maaf maaf aku bener gak sengaja", ucap ku merasa bersalah.

"Oh ... gapapa ... gak ada yang luka kok, cuma rok ku yang kotor", ucap nya sembari membersihkan rok nya dengan tangan nya.

"Ya udah aku pulang dulu", ucap ku lalu melangkah menuju stasiun di depan sekolah.

Setelah menyebrangi jalan raya, aku pun segera masuk ke stasiun untuk naik kereta menuju rumah ku. Setelah menunggu beberapa saat kereta pun berhenti di stasiun.

Tanpa pikir panjang aku segera masuk ke gerbong kereta. Aku memilih tempat duduk tepar di samping pintu keluar. Seperti hari hari biasa nya tanpa mempedulikan orang yang lalu lalang, aku memasang earphone di telinga ku dan mendengarkan musik dari ponsel ku.

Beberapa saat kemudian, tepat saat pintu gerbong kereta di tutup dan kereta mulai bergerak maju. Seseorang menepuk pundak kanan ku. Aku pun menoleh dengan sedikit terkejut.

Gadis berambut merah padam yang panjang, dan memakai seragam sekolah yang sama dengan ku. Tak salah lagi dia adalah gadis yang duduk sebangku dengan ku di kelas. Dan sekarang dia juga duduk di samping ku.

"Loh?! kok kamu di sini?, ngikutin aku ya? ...", tanya ku bingung lalu melepas earphone yang ku pakai.

"Eh?! kok sok tau gitu?", ucap nya menyangkal perkataan ku.

"Lah? terus?", tanya ku masih bingung.

"Aku tiap hari naik kereta loh ...", jawab nya dengan senyum nya.

"Ohh ... gitu, kok kita baru ketemu ya?", ucap ku.

=°=°=°=°=°=°=°

Kaito

Aduh ... kacamata peang gak guna!

Gak usah ikut klub dulu lah ...

Karena termakan rasa khawatir ku, aku pun melangkah mengejar Mina. Setelah aku keluar dari gedung sekolah, aku melihat Mina berada di tengah gerbang sekolah dan sedang berbicara dengan seorang gadis asing. Aku tak pernah melihat gadis itu selama setengah semester ini.

Tanpa pikir panjang aku menghampiri mereka. Aku pun menepuk pundak Mina dan bertanya.

"Kamu yakin mau pulang sendiri? ..."

"Haa ... kebetulan kamu ... dia ingin bicara dengan mu", ucap nya menunjuk ke arah gadis asing itu.

"Apa kau ingin bicara dengan ku?", tanya ku sembari menunjuk ke arah diriku sendiri menggunakan jari telunjuk ku.

"Anata no yujin ga taoreta", (teman mu tadi jatuh) ucap nya.

He?! bahasa jepang?

"Oohh, O jama shite sumimasen",(maaf merepotkan) ucap ku sedikit membukuk kan badan.

"Nihongo O hanasemasu ka?", (apa kau bisa bahasa jepang?) tanya nya terkejut.

"Hai, Anatawa tenkoseidesu ka?", (iya, apa kamu murid pindahan?) tanya ku.

"So so, watashi wa nihon kara kimashita", (oh iya, aku dari jepang) jawab nya dengan logat khas jepang.

Tanpa kusadari Mina menggenggam tangan ku sedari tadi. Saat aku menoleh ke arah nya, wajah nya sudah berubah jadi pucat.

"Mina? ayo aku anter pulang ... muka mu dah pucet gitu ...", ucap ku khawatir.

"Untung kamu di tolong cewe jepang ini ... kalo gak gimana lah", ucap ku sedikit kesal pada nya.

"Sorekara watashi wa saisho ni ie ni kaerimasu",(kalo gitu, aku pulang dulu ya) ucap ku lalu menggandeng Mina ke arah jalan pulang.

"Udah dibilang, gak perlu anterin aku kok ...", ucap Mina lemas di tengah langkah kami.

Cih ... kalo kamu bilang gitu malah artinya kamu minta aku anterin ...

Aku ini mengenal mu sejak kecil payah ...

"Udah diem ... entar sakit mu tambah parah", ucap ku dengan nada datar.

Ibu nya Mina sudah berpesan padaku untuk menjaga Mina apapun yang terjadi. Aku tak akan tinggal diam bila Mina sakit seperti ini. Aku akan melakukan apapun untuk nya agar dia kembali sehat seperti biasa.