webnovel

Masa Lalu Diego

"Cepatlah bangun! Tuan harus segera kembali ke kota. Nyonya Kathy pasti akan marah karena Tuan tidak pulang!" sindir Natasha dengan raut cemburu, menatap dari kejauhan, karena dia masih berdiri di bibir pintu usai mengamati sang anak.

Diego tak menyahut ucapan Natasha, malah turun dari ranjang menghampiri wanita itu. Ia lantas menarik lengan Natasha dibawanya menuju ranjang lagi, hingga tubuh wanita itu terduduk di pangkuannya. Sesaat kemudian Diego menggenggam wajah Natasha dan mendekatkan ke wajahnya. Seketika Diego mendaratkan sebuah kecupan di bibir Natasha.

"Takut Jordan melihat kita, Tuan," protes Natasha.

Diego lagi-lagi tak mengindahkan protes Natasha dan malah semakin melumat lembut bibir wanita itu untuk beberapa saat lamanya. Natasha menjadi terpaku dan ikut terpancing menikmati lumatan bibir Diego.

Suasana panas kembali tercipta, tetapi keduanya urung melanjutkan dan memilih saling melepaskan diri. Diego segera bersiap untuk pulang, sedangkan Natasha bergegas menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.

Natasha telah menyiapkan sarapan untuk Jordan dan Diego yang akan kembali ke kota. Wajah Natasha begitu semringah, mengingat Diego yang kemarin memuji dan begitu lahap memakan masakannya.

Cahaya mentari menerobos melalui celah dinding dan pintu utama rumah kontrakan Natasha yang begitu sederhana. Diego tampak selesai menikmati sarapannya dan kini bersiap kembali ke kota.

"Jaga dirimu baik-baik dan anak kita. Aku berjanji akan sering mengunjungimu ke sini," ujar Diego kepada Natasha sembari mengelus pucuk kepalanya dan berganti mencium pipi Jordan.

Natasha mengangguk, kemudian menatap lekat dengan mata berkaca-kaca ke arah Diego

"Sebentar, Tuan," ucap Natasha kemudian melangkah mendekati Diego.

Natasha membetulkan letak dasi yang melingkar di leher Diego. Saat Natasha masih berdiri di depan Diego, Jordan berlari keluar kamar. Melihat sang anak keluar kamar, keduanya menyempatkan diri berciuman mesra sebelum berpisah.

"Aku mencintaimu," lirih Natasha dengan wajah bersemu merah. Mendengar ucapan wanita itu, Diego kembali mencium bibir yang barusan terhenti sejenak.

Usai mencium Natasha dengan mesra, Diego lantas keluar kamar. Natasha segera mencari keberadaan Jordan kemudian menggendongnya. Ia lantas berjalan beriringan dengan Diego keluar rumah.

Natasha mengantar hingga ke jalan depan halaman. Tangannya melambai ke arah Diego yang membuka jendela kaca mobil. Perlahan mobil melaju, akan tetapi Natasha yang menggendong Jordan terus menatap hingga kendaraan tersebut berlalu dari pandangannya. Seketika batinnya teriris merasakan suasana rumahnya kembali sepi. Natasha lantas membalikkan badan, melangkah menuju rumah.

Natasha kemudian menutup pintu rapat. Dia lantas mendudukkan Jordan di ruang TV, sesaat kemudian Natasha menuju kamar pribadinya. Di mana, di dalam kamar tersebut ia melalui waktu yang begitu mengesankan tadi malam. Natasha merebahkan badan di ranjang dan meraba kasur berbalut sprei bermotif garis-garis abstrak itu. Tangannya terus meraba bekas tidur lelaki yang dicintainya. Bahkan ia masih menghirup aroma parfum yang dipakai Diego.

Natasha sejenak termenung. Dia berpikir entah kapan lagi bisa melalui waktu bersama. Walaupun gelora dalam batinnya tadi malam urung disalurkan dan terpaksa diakhiri karena sesuatu hal yang begitu mengganjal pikirannya.

Sementara, Diego memacu kendaraannya menembus jalanan ibukota yang mulai padat merayap. Sepanjang perjalanan bayangan Natasha terus membuntuti pikiran Diego hingga tak terasa dirinya tiba di rumah.

Dia segera turun dari mobil dan meminta salah satu sopir pribadi di kediamannya untuk memarkirkan mobil di garasi. Diego lantas memasuki rumah dengan batin berbunga-bunga.

"Kok, baru pulang ke mana saja, Diego?" tanya Merry ketika keluar dari kamar dan berpapasan dengan anak lelakinya itu. "Itu kemejamu kusut semua, dari mana?" sambung Merry lagi menatap curiga ke arah Diego yang tampak berantakan.

"Gak kenapa-napa, Bu. Tenang saja, aku bukan dari klub malam," sahut Diego kemudian. Lalu, laki-laki itu melanjutkan langkah hendak menuju ruang pribadinya.

Dari lorong, Kathy tampak menyambut kedatangan Diego dengan sinis. Raut wajahnya tampak tidak suka dengan Diego yang semalam tidak pulang ke rumah.

"Dari mana saja hingga tak sempat pulang?" tanya Kathy sembari melipat tangan di depan dada dan berusaha menghentikan langkah Diego.

"Aku menginap di rumah Natasha karena ada insiden kecil," sahut Diego kepada istrinya tersebut.

"Hah?! Kamu menemui wanita keparat itu lagi?" Kathy tersentak sembari menatap tak percaya dengan jawaban suaminya itu. Diego yang menyadari sikap kurang ajar istrinya yang mengomel begitu saja saat ia baru saja tiba di rumah, lantas menyeretnya masuk ke kamar.

Pertengkaran akhirnya tercipta dan berlanjut di dalam kamar hingga terdengar di luar. Kathy terus-terusan menghujat Natasha, membuat Diego naik pitam. Bahkan, Diego terdengar berbalik menyerang sang istri atas tindakan yang sering mempermalukan Diego selama ini.

Bukan Kathy namanya jika tidak terus melawan siapapun yang membuatnya kesal. Wanita berpenampilan modis itu selalu melontarkan kata-kata pedas, karena rasa sakit hati yang dipendamnya selama lebih dari tiga tahun berkobar kembali.

Diego tampak keluar dari kamar dan menutup pintu dengan kasar. Ia lantas mencari supir pribadi dan meminta untuk disiapkan mobilnya kembali. Merry yang masih berada di ruang keluarga bersama Alice lantas menyusul langkah Diego.

"Mau ke mana lagi?" tanya Merry kemudian kepada Diego.

"Aku muak berada di rumah, Bu. Lebih baik aku pulang ke apartemen saja," sahut Diego yang tampak muram.

"Istrimu memang benar-benar kurang ajar. Apa kamu tau kalau dia masih ada rasa dengan Jimmy?"

"Dari mana Ibu tau?"

"Dari Natasha. Aku pernah mengunjungi rumahnya diantar sama Jimmy."

"Sebentar lagi, kalau rapat direksi telah dilaksanakan aku akan segera menceraikannya, Bu. Sekarang, aku ingin menenangkan pikiran dulu. Ibu jaga diri baik-baik selama aku pulang ke apartemen. Kalau ada sesuatu minta Anna untuk menghubungi aku."

Diego lantas berpamitan pada Merry saat mobil telah siap di halaman. Laki-laki itu segera memacu kendaraan roda empatnya menuju apartemen.

***

Apartemen mewah yang telah dimiliki selama hampir lima belas tahun itu menjadi satu-satunya tempat pelarian bagi Diego jika pikirannya sedang kalut. Namun, dia tidak sepenuhnya bisa menenangkan diri karena pasti pikirannya teringat masa lalu.

Diego selalu terkenang akan Carla, cinta di masa lalunya. Carla sebenarnya anak angkat orangtua Diego. Namun, Diego begitu mencintainya sehingga ia menikahi wanita tersebut setelah sama-sama dewasa. Naas, saat berbulan madu, Diego dan Carla mengalami kecelakaan lalu lintas membuat Carla meregang nyawa seketika itu juga.

Diego tak bisa melupakan kenangan bersama Carla meskipun telah dijodohkan dan menikah lagi dengan Kathy. Apartemen yang ia singgahi sekarang mempunyai kenangan yang indah bersama Carla. Jauh sebelum menikah, Diego dan Carla telah tinggal satu apartemen. Sehingga suasana apartemen tersebut masih meninggalkan jejak Carla yang telah lama meninggalkan Diego untuk selama-lamanya.

Diego juga teringat sebuah rahasia yang diungkap ibunya jika Natasha sesungguhnya adalah adik kandung dari Carla. Natasha masih sangat kecil saat Diego menikah dengan Carla. Apalagi sejak bayi Carla memang diasuh oleh orangtua Diego.

Chapitre suivant