Setelah tujuh hari bersekolah di MTS Roudlothul Qur'an, Liora mulai beradaptasi dengan lingkungan baru.
Namun, ada satu hal yang masih membuatnya resah yaitu tentang peraturan sekolah yang melarang siswa memakai topi, jaket, atau sweater di dalam kelas.
Hari itu, saat apel pagi, Pak Hasyim, salah satu guru disiplin, mengingatkan kembali peraturan tersebut.
"Anak-anak, sebagai siswa di MTS Roudlothul Qur'an, kalian harus menaati peraturan sekolah. Tidak boleh memakai topi, jaket, atau sweater di dalam kelas. Jika ada yang melanggar, akan dikenakan hukuman berupa hafalan tambahan atau piket kebersihan sekolah," ujar Pak Hasyim dengan suara tegas namun tenang.
Liora yang duduk di barisan tengah langsung merasa jantungnya berdegup lebih kencang. Sejak SD, ia selalu memakai topi untuk menutupi telinganya yang berbeda. Kini, di sekolah barunya, ia harus menghadapi kenyataan bahwa ia tidak bisa lagi menyembunyikan itu.
Setelah apel pagi selesai, Mika yang berdiri di sebelahnya langsung berbisik, "Liora, kamu pasti bisa kok. Semua bakal baik-baik aja."
Rani menambahkan sambil tersenyum lembut, "Kita ada di sini buat kamu, Li. Kalau ada yang aneh-aneh, serahkan sama Mika. Dia kan tukang ngomong!"
Meskipun berat, Liora akhirnya melepaskan topinya sebelum masuk kelas.
---
Hari itu, jadwal pelajaran diisi oleh mata pelajaran agama dan umum secara bergantian. Di MTS Roudlothul Qur'an, sistem pembelajaran sangat tertata dengan baik, dengan setiap jam pelajaran berdurasi 40 menit, diselingi istirahat dan salat Dhuha bersama.
---
Guru yang mengajar Fiqih hari itu adalah Ustazah Salma—guru yang lembut namun sangat disiplin. Ia mengenakan jilbab panjang dan membawa buku Fiqih serta spidol warna-warni.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, anak-anak," sapa Ustazah Salma sambil tersenyum.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab murid-murid serempak.
"Alhamdulillah, kita bertemu lagi di mata pelajaran Fiqih. Hari ini kita akan membahas tentang syarat-syarat salat. Silakan buka buku catatan kalian dan tulis materi ini dengan rapi."
Liora membuka buku catatannya dan mulai menulis. Di papan tulis, Ustazah Salma menuliskan poin-poin utama:
Syarat Wajib Salat:
1. Beragama Islam.
2. Baligh (sudah dewasa).
3. Berakal sehat.
4. Telah sampai dakwah kepadanya.
Syarat Sah Salat:
1. Suci dari hadas kecil dan besar.
2. Menutup aurat.
3. Salat di tempat yang suci.
4. Menghadap kiblat.
5. Masuk waktu salat.
6. Berniat.
"Sekarang, siapa yang bisa menyebutkan satu perbedaan antara syarat wajib dan syarat sah salat?" tanya Ustazah Salma sambil tersenyum.
Mika langsung mengangkat tangan dengan semangat. "Syarat wajib itu kalau nggak dipenuhi, kita nggak wajib salat. Kalau syarat sah, kalau nggak dipenuhi, salatnya jadi nggak sah!"
"Bagus, Mika! Akhirnya kamu fokus juga hari ini," puji Ustazah Salma, membuat seluruh kelas tertawa.
Liora menulis semua penjelasan Ustazah dengan teliti. Meski awalnya merasa canggung tanpa topi, ia merasa lebih tenang karena tidak ada yang mempermasalahkan penampilannya.
---
Setelah pelajaran Fiqih selesai, guru Bahasa Indonesia, Bu Ayu, masuk ke kelas. Beliau adalah guru muda yang ceria dan penuh energi.
"Hari ini kita akan belajar tentang unsur intrinsik dalam cerita fiksi," kata Bu Ayu sambil menuliskan judul di papan tulis dengan spidol biru.
Liora membuka buku tulisnya lagi dan mulai mencatat.
Unsur Intrinsik dalam Cerita Fiksi:
1. Tema: Pokok pikiran utama dalam cerita.
2. Tokoh dan Penokohan: Siapa saja yang terlibat dalam cerita dan bagaimana karakternya.
3. Alur: Jalan cerita yang terdiri dari perkenalan, konflik, dan penyelesaian.
4. Latar: Tempat, waktu, dan suasana dalam cerita.
5. Sudut Pandang: Cara penulis menyampaikan cerita.
6. Amanat: Pesan moral yang ingin disampaikan penulis.
"Sekarang, saya mau kalian berlatih menulis cerita pendek. Pilih satu tema bebas dan kembangkan menjadi paragraf singkat dengan menyertakan unsur intrinsik yang sudah kita pelajari," instruksi Bu Ayu dengan penuh semangat.
Mika langsung menggumam, "Aku mau bikin cerita tentang ninja yang gagal diet."
Rani menoleh sambil tertawa. "Mik, ini Bahasa Indonesia, bukan komedi tunggal!"
Liora tersenyum kecil dan mulai menulis cerita tentang persahabatan—mengambil inspirasi dari kenangannya bersama Mika dan Rani.
---
Setelah istirahat sejenak dan salat Dhuha bersama di masjid sekolah, pelajaran dilanjutkan dengan sesi hafalan Al-Qur'an. Guru pengampunya, Ustaz Rahmat, duduk di meja depan sambil memegang mushaf Al-Qur'an.
"Baik, anak-anak. Hari ini kita akan menyetorkan hafalan surat An-Naba ayat 1–10. Siapa yang siap duluan?" tanyanya lembut.
Beberapa siswa maju satu per satu untuk menyetorkan hafalan mereka. Liora ikut maju ketika namanya dipanggil. Dengan suara tenang, ia membaca ayat demi ayat dengan lancar, meskipun awalnya gugup.
"Bagus sekali, Liora. Hafalan kamu rapi dan tajwidnya bagus," puji Ustaz Rahmat.
Di belakang, Mika memberi acungan jempol sambil berbisik ke Rani, "Liora keren juga. Aku masih kepikiran ninja dietku tadi."
Rani menepuk dahi sambil tertawa kecil. "Mik, fokus!"
---
Setelah bel pulang berbunyi, Liora merasa lelah tapi puas.
Saat berjalan keluar bersama Mika dan Rani, Liora berkata pelan, "Aku pikir melepas topi itu bakal berat, tapi ternyata… nggak seburuk yang aku kira."
Rani tersenyum. "Karena kamu kuat, Li. Dan nggak ada yang salah dengan menjadi diri sendiri."
"Bener!" tambah Mika sambil berpose dramatis. "Apa pun kondisinya, Tim Tiga Serangkai tetap solid!"
Liora tertawa mendengar tingkah Mika. Dengan langkah ringan, mereka bertiga meninggalkan sekolah.
Hari-hari Liora di MTS Roudlothul Qur'an semakin berjalan lancar.
---
Seperti biasa, kegiatan pagi di sekolah dimulai pukul 07.00 WIB dengan sesi muroja'ah atau mengulang hafalan Al-Qur'an bersama. Setiap siswa membawa mushaf Al-Qur'an kecil miliknya.
Di dalam kelas, Ustazah Nisa—guru tahfiz mereka—berdiri di depan kelas dengan wajah tenang dan senyum lembut.
"Anak-anak, kita mulai dengan muroja'ah dari surat An-Naba ayat 11 sampai 20 hari ini. Nanti setiap kelompok akan menyetor hafalannya," ujar Ustazah Nisa sambil membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil.
Liora, Mika, dan Rani berada dalam kelompok yang sama. Mereka duduk membentuk lingkaran kecil di pojok kelas, bergantian melantunkan ayat-ayat yang sudah mereka hafalkan.
Liora melantunkan hafalannya dengan suara lembut dan lancar. Mika, di sebelahnya, berusaha serius tapi suaranya agak terdengar pelan. Rani menyenggol lengannya pelan sambil berbisik, "Mik, volume suaramu ditambah dikit. Kita kan bukan bisik-bisik tetangga."
Mika menatap Rani sambil nyengir. "Ini volume rendah biar lebih elegan."
Setelah selesai muroja'ah, kegiatan dilanjutkan dengan doa pagi bersama. Suasana kelas menjadi khidmat, dan energi positif terasa mengalir ke seluruh ruangan.
---
Setelah muroja'ah, jam pelajaran dimulai dengan mata pelajaran Bahasa Arab. Guru Bahasa Arab mereka, Ustaz Haris, masuk ke kelas sambil membawa papan tulis kecil dan buku tebal.
"Assalamu'alaikum, anak-anak," sapa Ustaz Haris dengan semangat.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab murid-murid kompak.
"Hari ini kita akan belajar tentang fi'il madhi (kata kerja lampau) dan bagaimana menggunakannya dalam kalimat," jelasnya sambil menuliskan contoh-contoh di papan tulis dengan rapi.
Catatan di Papan Tulis:
Fi'il Madhi (Kata Kerja Lampau)
1. كتبَ (kataba): Telah menulis.
2. قرأَ (qara'a): Telah membaca.
3. ذهبَ (dzahaba): Telah pergi.
Contoh kalimat:
هو كتبَ الدرسَ (Huwa kataba ad-darsa): Dia (laki-laki) telah menulis pelajaran.
هي قرأت الكتابَ (Hiya qara'at al-kitaaba): Dia (perempuan) telah membaca buku.
"Silakan kalian tulis di buku catatan, kemudian buat dua contoh kalimat fi'il madhi lainnya," kata Ustaz Haris sambil berjalan memeriksa catatan murid-muridnya.
Liora mencatat dengan rapi, menyalin semua contoh dari papan tulis. Di sebelahnya, Mika tampak kesulitan menulis karena tidak terbiasa dengan huruf Arab.
"Mik, itu bukan 'كتبَ', itu malah kayak cacing loncat-loncat," celetuk Rani sambil tertawa pelan.
Mika mendengus kecil. "Susah nulis huruf Arab sambil mikirin makan siang."
"Kalau kamu belajar dengan serius, nanti makin mudah, Mika," kata Ustaz Haris sambil tersenyum mendekati mejanya.
---
Di jam kedua, mata pelajaran IPA dimulai. Bu Fitri, guru IPA, masuk dengan membawa model sistem tata surya. Siswa-siswa langsung antusias melihat alat peraga yang dibawa Bu Fitri.
"Hari ini kita akan belajar tentang sistem tata surya," kata Bu Fitri sambil meletakkan model tata surya di atas meja.
Catatan di Papan Tulis:
Sistem Tata Surya
Matahari sebagai pusat tata surya.
Planet-planet: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Orbit: Jalur elips tempat planet mengelilingi matahari.
"Siapa yang bisa menyebutkan planet terdekat dengan matahari?" tanya Bu Fitri.
Liora langsung mengangkat tangan. "Merkurius, Bu!"
"Bagus, Liora," puji Bu Fitri.
Mika tiba-tiba berbisik ke Rani. "Aku kira tadi itu Mars… Mars itu enak kan? Permen coklat."
Rani menepuk dahinya sambil tertawa. "Aduh, Mik. Kamu itu belajar IPA malah jadi ngidam coklat."
Bu Fitri kemudian membagi kelas menjadi kelompok kecil untuk membuat gambar sistem tata surya di buku masing-masing. Liora, Rani, dan Mika bekerja bersama. Mika yang bertugas menggambar planet malah membuat Jupiter jadi mirip bakso besar.
"Ini Jupiter atau pentol bakso, Mik?" tanya Rani sambil tertawa.
"Ini karya seni kreatif, namanya Jupiter Rasa Bakso," jawab Mika dengan bangga.
---
Sebelum lanjut ke jam pelajaran ketiga, siswa melaksanakan sholat Dzuhur berjamaah di masjid sekolah. Suasana terasa khidmat dan tenang. Setelah salat, mereka menuju aula untuk makan siang bersama.
Di MTS Roudlothul Qur'an, makan siang disediakan oleh sekolah dan menunya berganti setiap hari. (Khusus Untuk Murid yang Menjadi Santri Dan Santriwan)
Hari ini menunya adalah nasi, ayam bakar, sayur sop, dan buah.
"Liora, kamu lihat ini nggak?" kata Mika sambil mengangkat ayamnya. "Ayam ini kayaknya senyum ke aku."
"Jangan dimainin, Mik. Makan aja!" ujar Rani sambil mengunyah sopnya.
Mereka bertiga tertawa kecil, menikmati waktu istirahat setelah belajar.
---
Di jam terakhir, mereka belajar Aqidah Akhlak bersama Ustaz Mahmud. Hari itu mereka membahas tentang akhlak terhadap orang tua dan guru.
"Anak-anak, akhlak yang baik adalah cermin dari hati yang baik. Hormatilah orang tua dan guru kalian karena mereka adalah perantara ilmu dan kehidupan bagi kalian," kata Ustaz Mahmud sambil memberikan nasihat penuh makna.
Liora mencatat setiap poin penting:
Akhlak Terhadap Orang Tua dan Guru:
1. Selalu menghormati dan mematuhi perintah mereka selama tidak bertentangan dengan agama.
2. Mengucapkan kata-kata yang baik dan sopan.
3. Membantu mereka ketika membutuhkan.
4. Berdoa untuk kebaikan mereka.
Di akhir pelajaran, Ustaz Mahmud menutup dengan pesan singkat, "Ilmu itu bukan hanya soal hafalan, tapi bagaimana kalian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari."
---
Saat bel pulang berbunyi, Liora merasa harinya berjalan dengan baik.
Saat berjalan menuju gerbang sekolah bersama Mika dan Rani, Mika berkata sambil berpose dramatis, "Liora, hari ini kamu tambah keren. Nggak pake topi pun kamu tetap Liora yang hebat!"
Rani menambahkan, "Iya. Kamu nggak perlu nutupin apa pun, Li. Kamu kuat kok."
Liora tersenyum tulus. "Makasih, kalian. Sekolah ini ternyata sangat menyenangkan"
Setelah satu bulan bersekolah di MTS Roudlothul Qur'an, Liora semakin nyaman dengan rutinitasnya. Sistem pembelajaran yang teratur, disiplin, dan penuh nuansa islami membuatnya merasa mendapatkan pengalaman belajar yang baru dan berharga.
Liora pun mulai terbiasa melepas topinya, Berkat dukungan Mika dan Rani, ia mulai bisa menerima dirinya dan menghadapi sekolah tanpa rasa canggung.
---
Setiap pagi, sebelum memulai pelajaran inti, seluruh siswa di kelas melaksanakan sesi tahsin dan tajwid. Hari ini, guru yang membimbing adalah Ustazah Laila, seorang guru berwajah ramah dengan jilbab hijau muda yang selalu rapi.
"Anak-anak, hari ini kita akan belajar hukum bacaan idgham bilaghunnah dan bagaimana melafalkannya dengan benar. Buka Al-Qur'an kalian di surat Al-Baqarah ayat 2 sampai 5," ucap Ustazah Laila sambil menulis materi di papan tulis.
Materi di papan tulis:
Hukum Tajwid: Idgham Bilaghunnah
1. Idgham Bilaghunnah terjadi jika nun mati (نْ) atau tanwin (ــًــٍــٌ) bertemu dengan huruf ل (lam) dan ر (ra).
2. Cara baca: Dilebur dengan tidak berdengung.
Contoh:
مِنْ رَبِّهِمْ (min rabbihim).
مِنْ لَدُنْهُ (min ladunhu).
"Sekarang, perhatikan bacaan saya, lalu kita baca bersama-sama," ujar Ustazah Laila.
Liora membuka mushaf Al-Qur'an kecilnya dan mengikuti bacaan Ustazah Laila dengan seksama. Suara lantunan bacaan dari seluruh kelas terdengar kompak dan harmonis. Mika, yang duduk di sebelah Liora, berusaha fokus walau suaranya terdengar agak ragu.
"Min… Rabbihim…" gumam Mika pelan.
Rani menyenggolnya. "Mik, suaramu kayak robot. Lebih santai aja!"
"Ini namanya teknik futuristik," jawab Mika sambil nyengir.
Liora menahan tawa kecil, merasa hari-hari di sekolah ini semakin menyenangkan dengan kehadiran Mika dan Rani.
---
Pada jam kedua, Bu Nining, guru Bahasa Inggris, masuk ke kelas dengan membawa beberapa kartu berwarna dan papan tulis portabel kecil. Bu Nining dikenal sebagai guru yang kreatif dalam mengajar, membuat mata pelajaran Bahasa Inggris terasa menyenangkan.
"Hari ini kita akan belajar tentang Simple Present Tense. Siapa yang sudah tahu apa itu Simple Present Tense?" tanya Bu Nining sambil tersenyum.
Mika langsung mengangkat tangan. "Saya, Bu!"
"Silakan, Mika."
"Simple Present itu… kalau mau ngomong kayak 'saya makan', 'saya tidur', gitu, Bu?" jawab Mika setengah ragu.
"Bagus, Mika. Itu sudah benar! Simple Present digunakan untuk menyatakan kebiasaan atau fakta umum," jelas Bu Nining sambil menulis di papan kecil.
Materi di Papan Tulis:
Simple Present Tense
Rumus:
Subjek + Verb 1 (s/es) + Object
Subjek + do/does + not + Verb 1 + Object
Do/Does + Subjek + Verb 1 + Object?
Contoh:
1. She eats breakfast every morning.
2. They do not play football on Fridays.
3. Does he go to school every day?
"Sekarang, saya minta kalian bekerja dalam pasangan. Buat lima kalimat Simple Present, lalu baca di depan kelas," instruksi Bu Nining.
Mika langsung menarik Liora sebagai pasangan. "Kita kerja sama aja, Li. Kamu tulis, aku kasih ide!"
Rani yang duduk di sebelah mereka menyindir, "Mik, itu artinya kamu cuma nyuruh Liora nulis."
Mereka bertiga tertawa kecil. Setelah beberapa menit berdiskusi, Mika dan Liora akhirnya menulis:
1. I go to school every day.
2. Mika talks too much in class.
3. She studies English every morning.
4. Rani reads books in the library.
5. We play games on weekends.
Ketika tiba giliran mereka membaca di depan kelas, Mika dengan percaya diri membaca kalimat kedua, yang membuat seluruh kelas tertawa.
"Mika talks too much in class," ulang Mika sambil berpose bangga.
Bu Nining tertawa kecil. "Bagus, Mika! Setidaknya kamu sadar diri."
---
Setelah istirahat, kegiatan dilanjutkan dengan pelajaran tahfiz. Hari ini, setiap siswa diminta menyetor hafalan surat yang sudah ditentukan minggu sebelumnya kepada Ustaz Salman, guru tahfiz yang dikenal sabar.
"Liora, ayo maju," panggil Ustaz Salman dengan ramah.
Liora maju ke depan kelas, membuka hafalan surat Al-Mulk ayat 1–10. Dengan suara tenang dan lantang, ia melantunkan ayat-ayat tersebut dengan tajwid yang baik. Setelah selesai, Ustaz Salman tersenyum dan mengangguk.
"Hafalan kamu bagus, Liora. Tajwid dan makhraj-nya sudah baik, tapi tetap jaga kelancaran, ya," ujarnya sambil mencatat penilaian di buku.
Di belakang, Mika berbisik ke Rani, "Aku nanti setor hafalan surat pendek aja, biar cepat selesai."
Rani mendelik. "Mik, ini bukan ujian kilat. Setor hafalan itu harus serius."
Ketika tiba giliran Mika, ia maju sambil menghela napas. Dengan suara agak gugup, ia mulai membaca hafalannya, tetapi di tengah-tengah ia malah lupa.
"Bismillah… eh… kok lompat, ya?" Mika berbisik sambil menoleh ke arah Ustaz Salman.
Ustaz Salman hanya tersenyum. "Nggak apa-apa, Mika. Latihan terus, insyaallah hafalanmu akan lancar."
---
Di akhir jam pelajaran, setiap kelas memiliki sesi renungan yang dipimpin oleh wali kelas. Bu Farida, wali kelas 7A, memberikan nasihat singkat tentang pentingnya ilmu dan akhlak.
"Anak-anak, belajar itu bukan hanya untuk mendapatkan nilai bagus, tapi juga untuk membentuk kepribadian yang baik. Sekolah ini mengajarkan keseimbangan antara ilmu dunia dan ilmu akhirat. Maka dari itu, manfaatkan waktu kalian sebaik mungkin," ujar Bu Farida dengan lembut.
Semua siswa menunduk dan merenung. Liora merasa bersyukur bisa bersekolah di tempat ini. Lingkungan yang mendukung, sistem belajar yang disiplin namun menyenangkan, serta sahabat-sahabat seperti Mika dan Rani membuatnya merasa lengkap.
Dua Bulan Telah Berlalu di MTS Roudlothul Qur'an, Liora semakin terbiasa dengan sistem pembelajaran yang disiplin dan menyenangkan.
Kegiatan belajar mengajar di sekolah ini memiliki ritme yang teratur, di mana setiap hari dibagi menjadi sesi muroja'ah (mengulang hafalan), pelajaran agama, pelajaran umum, praktik ibadah, dan kegiatan tambahan lainnya. Liora merasa betah karena sistem ini membantu ia belajar tidak hanya ilmu dunia, tetapi juga ilmu akhirat dengan baik.
---
Seperti biasa, sebelum pelajaran dimulai, pukul 07.00 WIB, siswa di MTS Roudlothul Qur'an melaksanakan kegiatan muroja'ah bersama di kelas masing-masing. Hari ini, Ustazah Laila, guru tahfiz mereka, kembali membimbing hafalan dengan metode yang sedikit berbeda.
"Anak-anak, hari ini kita muroja'ah surat Al-Mulk ayat 20–30. Tapi, kita akan baca ayat-ayat ini secara bersahutan. Kelompok pertama akan membaca ayat ganjil, dan kelompok kedua akan membaca ayat genap," ujar Ustazah Laila sambil membagi siswa menjadi dua kelompok.
Liora, yang duduk di kelompok pertama, memegang mushafnya erat dan menatap ayat-ayat dengan fokus. Mika, di sebelahnya, terlihat sedikit panik.
"Mik, tenang aja. Nanti aku mulai duluan, kamu tinggal ikutin," bisik Liora.
Saat giliran tiba, kelompok Liora membaca dengan lantang:
"أَمَّنْ هَذَا الَّذِي يَرْزُقُكُمْ إِنْ أَمْسَكَ رِزْقَهُ"
("Atau siapakah dia yang memberi rezeki kepadamu jika Dia menahan rezeki-Nya?").
Kelompok Mika kemudian menyambut dengan ayat berikutnya. Meski suaranya agak kecil, Mika berhasil membacanya dengan benar.
"Bagus sekali, Mika. Semangatnya harus ditingkatkan lagi ya!" puji Ustazah Laila sambil tersenyum.
Setelah muroja'ah selesai, kelas berdoa bersama sebelum memulai pelajaran. Liora merasa energi positif memenuhi kelas, membuatnya lebih semangat belajar.
---
Di jam pertama, Bu Fitri, guru Matematika, masuk ke kelas dengan membawa papan tulis kecil, kertas warna-warni, dan satu keranjang kecil berisi kertas yang digulung. Hari ini, Bu Fitri menerapkan metode "belajar sambil bermain".
"Hari ini kita akan belajar perpangkatan dan bentuk akar," kata Bu Fitri sambil menuliskan materi di papan tulis.
Materi di Papan Tulis:
1. Perpangkatan
Rumus: aⁿ (a pangkat n) = a × a × ... × a (n kali).
Contoh: 2³ = 2 × 2 × 2 = 8.
2. Bentuk Akar
Rumus: √a × √a = a.
Contoh: √9 = 3, karena 3 × 3 = 9.
"Sekarang, kita akan bermain "tebak cepat". Ibu akan mengambil satu soal dari keranjang ini dan menyebutkan soal perpangkatan atau bentuk akar. Siapa yang bisa menjawab duluan akan mendapatkan poin!" jelas Bu Fitri dengan semangat.
Semua siswa langsung bersorak antusias. Mika menepuk pundak Liora. "Li, aku pasti menang hari ini. Ilmuku sudah setajam pensil 2B."
"Bukan setajam, Mik, tapi sering patah!" timpal Rani sambil tertawa.
Bu Fitri mengambil satu kertas dari keranjang. "Pertanyaan pertama: berapa hasil dari 3 pangkat 2?"
Liora langsung mengangkat tangan. "Sembilan, Bu!"
"Bagus sekali, Liora!" kata Bu Fitri sambil memberi satu poin.
Beberapa soal berikutnya membuat suasana kelas semakin seru. Mika, yang awalnya lambat, akhirnya berhasil menjawab satu soal bentuk akar.
"√16 berapa, Mika?" tanya Bu Fitri.
"Empat!" jawab Mika dengan semangat.
"Bagus, Mika! Akhirnya satu poin!" ujar Bu Fitri, membuat seluruh kelas bertepuk tangan. Mika langsung berpose bangga seperti pahlawan.
"Liat, kan? Aku butuh pemanasan dulu," ujarnya sambil menyengir.
---
Di jam kedua, pelajaran IPA diajar oleh Pak Rizal, guru muda yang selalu membawa alat peraga untuk memperjelas materi. Hari ini, mereka belajar tentang sistem pernapasan pada manusia.
"Anak-anak, buka buku IPA halaman 45. Hari ini kita akan mempelajari bagaimana udara masuk dan keluar dari tubuh kita," kata Pak Rizal sambil menggambar diagram sistem pernapasan di papan tulis.
Materi di Papan Tulis:
Sistem Pernapasan Manusia
Organ Pernapasan:
1. Hidung: Menyaring udara.
2. Tenggorokan: Jalan udara menuju paru-paru.
3. Paru-paru: Tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
Proses Pernapasan:
Udara masuk → Hidung → Tenggorokan → Paru-paru.
"Sekarang, ayo kita coba latihan pernapasan sederhana. Tarik napas dalam-dalam, lalu hembuskan perlahan-lahan," instruksi Pak Rizal.
Semua siswa ikut melakukan latihan pernapasan. Mika malah menarik napas dalam-dalam sambil bersuara keras, "HUUUH… FFFUUUH!"
"Mik, itu suara atau angin topan?" bisik Rani sambil terkikik.
Pak Rizal hanya tersenyum. "Yang penting sehat, Mika."
---
Di sesi terakhir sebelum pulang, seluruh siswa diarahkan untuk praktik ibadah. Hari ini, materi praktik adalah doa setelah salat dan tata cara wudu yang benar. Ustazah Nurul memimpin praktik ini dengan sabar.
"Anak-anak, siapa yang masih ingat doa setelah salat?" tanya Ustazah Nurul.
Semua siswa mengangkat tangan. Lalu, satu per satu, Ustazah meminta murid membaca doa tersebut secara bersama-sama:
"اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ."
Setelah itu, mereka berlatih wudu dengan urutan yang benar. Liora memperhatikan langkah-langkah yang diperagakan Ustazah Nurul, lalu maju untuk mempraktikkan. Mika yang giliran setelahnya malah kebanyakan air.
"Mik, itu wudu atau mandi?" celetuk Rani sambil menahan tawa.
---
Ketika bel pulang berbunyi, Liora, Rani, dan Mika berjalan bersama menuju gerbang.
"Hari ini seru banget, ya. Belajar Matematika sambil main, terus IPA dengan alat peraga," kata Liora.
"Iya! Sekolah ini keren, kita nggak cuma hafal materi tapi juga praktik langsung," tambah Rani.
Mika berpose gagah. "Dan aku berhasil dapet poin di Matematika hari ini. Itu prestasi besar!"
Liora dan Rani tertawa sambil berjalan pulang.
Hari-hari di MTS Roudlothul Qur'an berjalan semakin lancar bagi Liora.
---
Seperti biasa, pukul 07.00 WIB, kegiatan pagi dimulai dengan muroja'ah. Kali ini, hafalan difokuskan pada surat Yasin ayat 1–10. Di depan kelas, Ustazah Laila berdiri dengan mushaf Al-Qur'an di tangannya sambil tersenyum lembut.
"Anak-anak, hari ini kita akan muroja'ah surat Yasin. Kita baca bergantian ya, satu ayat per siswa. Perhatikan tajwid dan panjang pendeknya," ujar Ustazah Laila.
Liora menatap mushafnya dengan fokus. Ketika gilirannya tiba, ia melafalkan ayat dengan tenang:
"يس وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ" (Yasin. Demi Al-Qur'an yang penuh hikmah).
Suara hafalan bergema di seluruh ruangan, memberikan ketenangan di pagi hari. Mika, meskipun kadang tertinggal satu-dua kata, tetap berusaha keras mengikuti ritme. Rani menahan tawa kecil melihat Mika yang sesekali menghela napas panjang.
Setelah muroja'ah, kegiatan dilanjutkan dengan pembinaan akhlak. Ustazah Laila berdiri di depan kelas, memberikan nasihat sederhana namun mendalam.
"Anak-anak, akhlak yang baik adalah cerminan dari hati kita. Sekecil apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, insyaallah akan menjadi pahala besar. Jadi, mulailah dari hal kecil, seperti saling menyapa, membantu teman, dan menjaga kebersihan kelas."
Liora mencatat beberapa poin penting di buku catatannya:
Pembinaan Akhlak Hari Ini:
1. Saling menyapa dengan senyum.
2. Bersikap jujur dan menjaga amanah.
3. Menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
4. Menghormati guru dan teman.
Mika menulis dengan penuh semangat, meski tulisannya agak besar dan miring. "Rani, ini namanya tulisan senyum bahagia," celetuknya.
Rani hanya bisa tertawa kecil. "Mik, kamu ada-ada aja."
---
Di jam pertama, pelajaran Sejarah Islam diampu oleh Ustaz Malik, seorang guru yang sangat pandai bercerita. Ia membawa buku tebal sejarah serta peta perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW.
"Hari ini, kita akan belajar tentang Perang Badar dan makna penting di baliknya," ujar Ustaz Malik sambil menggambar sketsa sederhana di papan tulis.
Materi yang Ditulis di Papan Tulis:
Perang Badar (Tahun 2 Hijriah)
Sebab Perang Badar:
1. Penyitaan harta kaum Muslimin di Mekkah oleh kaum Quraisy.
2. Penghalangan kaum Quraisy terhadap dakwah Rasulullah.
Jumlah Pasukan:
Kaum Muslimin: 313 orang.
Kaum Quraisy: 1000 orang.
Makna Perang Badar:
Menunjukkan bahwa kemenangan bukan soal jumlah, melainkan keimanan dan kesungguhan.
"Anak-anak, siapa yang bisa menyebutkan satu pelajaran dari Perang Badar?" tanya Ustaz Malik sambil tersenyum.
Liora mengangkat tangan. "Bahwa Allah akan menolong hambanya yang berjuang dengan ikhlas, Ustaz."
"Betul sekali, Liora!" puji Ustaz Malik. "Itulah mengapa kita harus selalu berusaha dengan sungguh-sungguh, karena pertolongan Allah pasti ada."
Sambil mencatat, Mika berbisik ke Rani, "Kok keren ya, 313 orang bisa menang lawan 1000. Kayak film aksi."
"Ini kisah nyata, bukan film, Mik," sahut Rani sambil tersenyum.
---
Di jam kedua, Pak Rizal, guru IPA, membawa alat peraga untuk menjelaskan sistem pencernaan manusia. Beliau menyiapkan boneka anatomi dengan organ-organ tubuh yang bisa dilepas pasang.
"Anak-anak, hari ini kita akan membahas bagaimana makanan dicerna di dalam tubuh kita. Fokus kita adalah organ-organ pencernaan dan fungsinya," jelas Pak Rizal.
Materi di Papan Tulis:
Sistem Pencernaan Manusia:
1. Mulut: Mengunyah makanan dan mencampurnya dengan enzim amilase.
2. Kerongkongan (Esofagus): Menyalurkan makanan ke lambung dengan gerakan peristaltik.
3. Lambung: Mencerna makanan dengan asam lambung dan enzim pepsin.
4. Usus Halus: Menyerap sari-sari makanan.
5. Usus Besar: Menyerap air dan membentuk feses.
Pak Rizal kemudian menunjuk boneka anatomi sambil menjelaskan fungsi setiap organ satu per satu. "Nah, siapa yang bisa menunjukkan letak usus halus di sini?"
Mika dengan percaya diri maju ke depan. Namun, bukannya melepas organ usus halus, ia malah menarik organ hati.
"Eh, ini usus, kan?" tanya Mika sambil kebingungan.
Seluruh kelas tertawa, dan Pak Rizal menepuk bahu Mika sambil tertawa kecil. "Bukan, Mika. Itu hati, bukan usus. Tapi semangat kamu luar biasa."
Rani menahan tawa sambil berbisik, "Mik, kamu harus lebih sering makan sayur biar ngerti sistem pencernaan!"
Liora tersenyum sambil mencatat poin-poin yang dijelaskan Pak Rizal di buku IPA-nya. Pembelajaran dengan alat peraga seperti ini membuatnya lebih mudah memahami konsep yang diajarkan.
---
Pelajaran terakhir hari itu adalah Bahasa Arab, tetapi kali ini Ustaz Haris memberikan materi praktik menulis khat (kaligrafi Arab).
"Anak-anak, hari ini kita akan belajar menulis kalimat بسم الله الرحمن الرحيم dengan khat Naskhi. Perhatikan contoh di papan tulis ini," ujar Ustaz Haris sambil menuliskan kaligrafi dengan indah di papan tulis.
Liora membuka buku tulis khusus kaligrafi dan mencoba meniru tulisan Ustaz Haris. Tangannya bergerak pelan dan hati-hati agar tulisannya rapi.
Di sebelahnya, Mika malah sibuk menggambar tulisan yang aneh. "Mik, itu kenapa hurufnya jadi keriting begitu?" tanya Rani sambil tertawa.
"Ini namanya seni abstrak, Ran. Kalau dilihat dari jauh, malah lebih artistik," jawab Mika dengan bangga.
---
Di akhir pelajaran, Bu Farida, wali kelas mereka, memberikan refleksi singkat.
"Anak-anak, belajar itu bukan hanya sekadar nilai, tapi bagaimana kalian bisa memahami ilmu dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jangan pernah berhenti belajar," ujarnya dengan lembut.
Liora mencatat nasihat itu di bagian akhir buku catatannya.
Refleksi Hari Ini:
1. Ilmu yang bermanfaat akan membawa keberkahan.
2. Berusahalah dengan sungguh-sungguh dalam setiap pelajaran.
3. Hargai setiap proses belajar, bukan hanya hasilnya.
Saat bel pulang berbunyi, Mika menghela napas panjang. "Akhirnya! Ilmu pencernaan, sejarah, sama kaligrafi bikin otakku kenyang hari ini!"
Liora tertawa kecil. "Iya, tapi seru, kan?"
Rani menimpali, "Sekolah ini bikin kita belajar banyak hal dengan cara yang menyenangkan. Kita jadi paham semuanya, Mik."
Mereka bertiga berjalan keluar dengan senyum di wajah.
Hari-hari di MTS Roudlothul Qur'an terus berjalan dengan penuh warna bagi Liora.
---
Seperti biasa, pukul 07.00 pagi, suasana kelas dimulai dengan muroja'ah bersama. Hari ini, Ustazah Laila meminta siswa untuk menyetorkan hafalan surat pendek.
"Anak-anak, kita akan menyetorkan surat Al-Ghasiyah hari ini. Saya akan mendengarkan hafalan kalian satu per satu," ucap Ustazah Laila sambil duduk di kursinya.
Liora menghafalkan ayat-ayat di dalam hati, memastikan ia tidak lupa. Ketika tiba gilirannya, ia maju dengan tenang dan membaca hafalan dengan lancar. Setelah itu, ia duduk kembali sambil menulis catatan yang diminta Ustazah:
Materi Muroja'ah Hari Ini:
Surat Al-Ghasiyah ayat 1–10.
Pentingnya menjaga hafalan dengan mengulang secara rutin setiap hari.
Mika, yang duduk di samping Liora, maju sambil berbisik, "Doakan aku, Li. Hafalanku kayaknya lompat-lompat."
Meski sempat gugup, Mika berhasil menyelesaikan hafalannya walaupun agak terputus-putus. Ustazah Laila tersenyum lembut. "Mika, hafalannya sudah baik. Terus diulang ya di rumah."
Setelah muroja'ah, sesi berlanjut dengan pembelajaran hadis. Hari ini, materi hadis berkaitan dengan keutamaan senyum.
Hadis yang Dicatat di Buku:
"تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ صَدَقَةٌ"
(Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah) – HR. Tirmidzi.
"Anak-anak, senyum itu sederhana, tapi memiliki pahala besar. Jadi, biasakan tersenyum pada teman, guru, atau siapa pun yang kalian temui," jelas Ustazah Laila sambil tersenyum.
Liora mencatat hadis itu dengan rapi. Mika, di sampingnya, langsung tersenyum lebar pada Rani. "Lihat, Ran! Aku jadi pahlawan sedekah sekarang."
Rani menepuk dahinya sambil tertawa kecil. "Mik, senyum itu gratis, nggak usah lebay."
---
Setelah muroja'ah selesai, pelajaran pertama dimulai dengan Pendidikan Agama Islam bersama Ustaz Malik. Hari ini, mereka belajar tentang Rukun Iman.
"Anak-anak, Rukun Iman ada enam. Siapa yang bisa menyebutkan semuanya?" tanya Ustaz Malik sambil menulis di papan tulis.
Liora langsung mengangkat tangan. "Beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan qada serta qadar."
"Bagus sekali, Liora!" puji Ustaz Malik.
Materi yang Dicatat di Buku:
Rukun Iman:
1. Beriman kepada Allah.
2. Beriman kepada malaikat Allah.
3. Beriman kepada kitab-kitab Allah.
4. Beriman kepada rasul-rasul Allah.
5. Beriman kepada hari kiamat.
6. Beriman kepada qada dan qadar (takdir Allah).
Ustaz Malik melanjutkan dengan menjelaskan setiap poin secara mendalam.
"Contohnya, beriman kepada malaikat Allah artinya kita percaya bahwa Allah menciptakan malaikat sebagai makhluk yang patuh dan tidak pernah berbuat dosa. Ada 10 nama malaikat yang wajib kita ketahui, seperti Jibril yang bertugas menyampaikan wahyu."
Liora mencatat penjelasan itu dengan rapi. Mika menulis cepat, namun tulisannya berantakan.
"Mik, itu 'Malaikat Jibril' kok jadi 'Malaikat ***'?" goda Rani.
"Aduh, salah. Ini efek nulis buru-buru," jawab Mika sambil menghapusnya.
---
Di jam berikutnya, Bu Sri, guru IPS, masuk ke kelas dengan membawa peta besar dan beberapa gambar tentang kehidupan masyarakat desa dan kota.
"Hari ini kita akan belajar tentang perbedaan kehidupan di desa dan kota," jelas Bu Sri sambil menunjuk gambar-gambar di papan.
Materi yang Dicatat di Buku:
Perbedaan Desa dan Kota:
1. Desa:
Penduduknya jarang dan lingkungannya masih alami.
Mata pencaharian dominan di bidang pertanian.
Interaksi sosial lebih erat.
2. Kota:
Penduduknya padat dan lingkungannya lebih modern.
Mata pencaharian beragam di bidang industri dan jasa.
Interaksi sosial lebih individualis.
Setelah menjelaskan, Bu Sri meminta setiap siswa membuat mind map tentang perbedaan desa dan kota di buku mereka.
Liora dengan teliti menggambar dua lingkaran besar: satu untuk desa, satu untuk kota, dengan garis-garis kecil yang menghubungkan poin-poin perbedaan.
Mika, yang duduk di sebelahnya, sibuk menggambar versi "kota" yang penuh gedung-gedung mirip mainan Lego.
"Mik, itu mind map atau desain kota masa depan?" tanya Rani sambil tertawa.
"Ini visi saya buat kota impian," jawab Mika bangga.
---
Setelah istirahat, pelajaran dilanjutkan dengan praktik menulis kaligrafi pada jam Bahasa Arab. Ustaz Haris, guru Bahasa Arab, menjelaskan tentang khat Naskhi yang akan mereka praktikkan.
"Anak-anak, hari ini kita akan menulis kalimat الحمد لله (Alhamdulillah) dengan khat Naskhi. Tulisan ini harus rapi, perhatikan lengkungan hurufnya," ujar Ustaz Haris sambil menunjukkan contoh di papan tulis.
Liora membuka buku kaligrafi dan mencoba meniru tulisan itu. Perlahan-lahan, tangannya bergerak dengan hati-hati agar tulisannya terlihat halus. Sementara Mika, meskipun berusaha, tulisannya tampak seperti keriting.
"Mik, itu الحمد لله atau benang kusut?" tanya Rani sambil tertawa kecil.
Mika hanya mendengus. "Ini namanya kaligrafi kreatif, Ran."
---
Di akhir pelajaran, Bu Farida, wali kelas mereka, mengajak seluruh siswa untuk merenung dan berdoa.
"Anak-anak, ilmu yang kita pelajari hari ini adalah amanah. Ilmu itu bukan hanya untuk disimpan, tapi untuk diamalkan. Maka, mari kita berdoa semoga ilmu kita hari ini bermanfaat," ujar Bu Farida dengan suara lembut.
Semua siswa menutup mata dan berdoa bersama. Liora merasa hatinya tenang. Sistem pembelajaran di sekolah ini tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tapi juga membentuk karakter yang lebih baik.
---
Ketika bel pulang berbunyi, Mika langsung menghela napas panjang. "Akhirnya! Belajar itu seru, tapi bikin otakku jadi Meleleh."
Rani tertawa kecil. "Kamu itu kebanyakan bercanda, Mik."
Liora tersenyum. "Tapi seru, kan? Kita belajar banyak hari ini."
Mereka bertiga berjalan pulang dengan hati ringan.
Hari-hari di MTS Roudlothul Qur'an bagi Liora berjalan semakin penuh makna.
Dengan Mika yang selalu membawa humor dan Rani yang cenderung bijak, keseharian Liora di sekolah dipenuhi dengan tawa dan semangat belajar yang tinggi.
---
Seperti biasa, sebelum memulai pelajaran, pukul 07.00 WIB, kegiatan dimulai dengan muroja'ah bersama. Hari ini, sesi muroja'ah dipimpin oleh Ustaz Rahmat.
"Anak-anak, kita akan mengulang hafalan surat Ar-Rahman ayat 1–13. Nanti kita akan membaca bersama-sama, lalu saya minta beberapa orang maju ke depan untuk menyetorkan hafalan," ujar Ustaz Rahmat sambil berdiri di tengah kelas.
Seluruh siswa membuka mushaf masing-masing. Lantunan ayat-ayat suci terdengar merdu, membuat suasana pagi semakin menenangkan.
Setelah selesai membaca bersama, Ustaz Rahmat memanggil beberapa siswa untuk menyetorkan hafalan. Liora maju dengan percaya diri dan membaca ayat-ayat dengan lancar. Mika yang dipanggil setelahnya berusaha keras, meskipun sempat salah di beberapa kata.
"Terus berlatih, Mika. Kesabaran adalah kunci dalam menghafal Al-Qur'an," ujar Ustaz Rahmat dengan senyum lembut.
Setelah muroja'ah selesai, kegiatan dilanjutkan dengan kajian harian. Hari ini, kajian membahas tentang akhlak dalam berbicara.
Materi yang Dicatat di Buku:
1. Berbicara dengan baik dan sopan.
2. Menghindari berkata kasar dan menyakitkan hati orang lain.
3. Diam jika tidak ada hal baik yang disampaikan.
4. Berbicara dengan jujur dan tidak berbohong.
"Anak-anak, akhlak dalam berbicara itu penting. Lisan kita bisa menjadi kebaikan atau malah mendatangkan keburukan. Maka dari itu, jagalah kata-kata kita," pesan Ustaz Rahmat sambil menutup kajian.
Liora mencatat semua poin itu dengan rapi. Mika, yang duduk di sampingnya, berbisik, "Li, aku akan lebih hati-hati ngomong mulai sekarang. Tapi kalo aku bercanda gimana?"
Rani menyahut sambil tertawa kecil, "Selama candaanmu nggak bikin orang nangis, Mik, itu aman."
---
Jam pertama dimulai dengan mata pelajaran Fiqih yang diampu oleh Ustazah Salma. Hari ini, materi yang diajarkan adalah Thaharah (bersuci).
"Anak-anak, hari ini kita akan membahas macam-macam air untuk bersuci dan cara berwudu yang benar," ucap Ustazah Salma sambil menulis materi di papan tulis.
Materi yang Dicatat di Buku:
Macam-Macam Air untuk Bersuci:
1. Air Mutlak: Air yang suci dan menyucikan (contoh: air hujan, air sumur, air laut).
2. Air Musta'mal: Air yang sudah digunakan untuk bersuci namun tetap suci (tidak menyucikan lagi).
3. Air Najis: Air yang tercampur najis sehingga tidak dapat digunakan.
Syarat Sah Wudu:
1. Niat wudu karena Allah.
2. Membasuh wajah.
3. Membasuh kedua tangan hingga siku.
4. Mengusap sebagian kepala.
5. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki.
6. Tertib (berurutan).
Setelah menjelaskan materi, Ustazah Salma membawa ember kecil dan meminta beberapa siswa mempraktikkan tata cara wudu yang benar di depan kelas.
"Liora, ayo maju duluan," ujar Ustazah Salma.
Liora maju dengan tenang dan mempraktikkan wudu satu per satu, dimulai dari niat hingga membasuh kaki. Setelah selesai, Ustazah Salma memuji, "Bagus sekali, Liora. Gerakan wudumu sudah benar dan tertib."
Mika yang maju berikutnya malah membuat seluruh kelas tertawa karena ia lupa mengusap kepala dan malah langsung membasuh kaki.
"Mik, wudu itu bukan lomba cepat," komentar Rani sambil tertawa kecil.
Ustazah Salma pun tersenyum. "Nggak apa-apa, Mika. Pelan-pelan, yang penting gerakannya benar."
---
JAM KEDUA: BAHASA INGGRIS - METODE INTERAKTIF
Jam berikutnya adalah pelajaran Bahasa Inggris bersama Bu Nining. Beliau terkenal kreatif dalam mengajar, sehingga setiap materi terasa lebih hidup.
"Hari ini kita akan belajar tentang Descriptive Text. Siapa yang tahu apa itu Descriptive Text?" tanya Bu Nining.
Liora mengangkat tangan. "Descriptive text adalah teks yang mendeskripsikan orang, tempat, atau benda."
"Betul sekali, Liora!" ucap Bu Nining sambil tersenyum.
Materi yang Dicatat di Buku:
Descriptive Text:
Tujuan: Mendeskripsikan orang, benda, atau tempat.
Struktur Teks:
1. Identification: Identifikasi subjek.
2. Description: Mendeskripsikan ciri-ciri atau sifat subjek.
Contoh:
Title: My School
Identification: My school's name is MTS Roudlothul Qur'an.
Description: It is a big school with many classrooms. The building is clean and beautiful. The teachers are kind, and the students are friendly.
"Sekarang, buatlah Descriptive Text tentang teman sebangku kalian!" instruksi Bu Nining.
Liora, yang duduk bersama Mika, mulai menulis:
"My Friend's Name is Mika. He is funny and cheerful. He likes to tell jokes and always makes everyone laugh."
Mika membaca tulisan itu sambil tersenyum lebar. "Wah, kamu tulis aku kayak artis komedi, Li."
Rani yang duduk di belakang ikut menimpali, "Memang cocok, Mik!"
---
Di jam terakhir, pelajaran Hadis kembali dibimbing oleh Ustaz Malik. Hari ini, siswa diminta mempelajari hadis tentang kebaikan akhlak.
Hadis yang Dicatat:
"خَيْرُ النَّاسِ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا"
(Sebaik-baik manusia adalah yang paling baik akhlaknya).
"Anak-anak, kebaikan akhlak akan membawa kalian pada kesuksesan dunia dan akhirat. Akhlak yang baik adalah cerminan dari iman yang kuat," jelas Ustaz Malik.
Setelah itu, Ustaz Malik meminta siswa mempraktikkan doa sehari-hari seperti doa makan, doa keluar rumah, dan doa belajar.
Liora mencatat semua doa itu di buku kecilnya. Mika, yang ikut mempraktikkan doa belajar, berkomentar, "Doa ini aku hafal luar kepala. Soalnya setiap hari aku baca waktu mau ujian."
Semua siswa tertawa kecil, dan Ustaz Malik hanya tersenyum mendengar celotehan Mika.
---
Ketika bel pulang berbunyi, Liora menutup bukunya dengan lega. "Hari ini banyak pelajaran baru, ya. Aku suka cara guru-gurunya ngajarin kita."
"Iya, nggak cuma teori, kita juga bisa praktik langsung," tambah Rani.
Mika berjalan dengan gaya sok gagah sambil berkata, "Aku ini bintang di pelajaran wudu sama Bahasa Inggris hari ini. Hebat, kan?"
Liora dan Rani tertawa sambil berjalan menuju gerbang sekolah.
Rutinitas sekolah di MTS Roudlothul Qur'an semakin membuat Liora menikmati proses belajarnya.
Pukul 07.00 WIB, kegiatan pagi dimulai dengan muroja'ah bersama Ustazah Laila. Hari ini fokus hafalan adalah surat Al-Kahfi ayat 1–10.
"Anak-anak, surat Al-Kahfi adalah surat yang istimewa. Siapa yang membaca sepuluh ayat pertama, insyaAllah akan terhindar dari fitnah Dajjal," ujar Ustazah Laila lembut.
Siswa-siswa langsung mengambil mushaf Al-Qur'an kecil mereka. Hafalan dilakukan dengan metode bersahut-sahutan, yaitu satu ayat dibacakan oleh kelompok pertama, lalu disambut oleh kelompok kedua.
Liora melafalkan ayat dengan lancar bersama kelompoknya. Mika, yang duduk di kelompok lain, meskipun sempat tercekat di tengah-tengah, tetap berusaha keras.
Setelah muroja'ah, Ustazah Laila memberikan kajian singkat tentang keutamaan surat tersebut.
Materi yang Dicatat di Buku:
1. Membaca surat Al-Kahfi dapat menjaga kita dari fitnah Dajjal.
2. Surat Al-Kahfi memberikan cahaya antara dua Jumat.
3. Membiasakan membaca Al-Qur'an dapat menenangkan hati dan pikiran.
"Anak-anak, mari kita amalkan membaca Al-Kahfi setiap Jumat agar menjadi kebiasaan baik," pesan Ustazah Laila.
---
Jam pertama dimulai dengan pelajaran Matematika bersama Bu Fitri. Hari ini, materi yang diajarkan adalah Statistika: mean, median, dan modus.
"Anak-anak, hari ini kita akan belajar tentang bagaimana menghitung mean (rata-rata), median (nilai tengah), dan modus (nilai yang sering muncul)," kata Bu Fitri sambil menuliskan materi di papan tulis.
Materi di Papan Tulis:
Mean: Jumlah semua data dibagi banyaknya data.
Contoh: Data: 2, 3, 5. Mean = (2 + 3 + 5) / 3 = 3,33.
Median: Nilai tengah setelah data diurutkan.
Contoh: Data: 1, 3, 5. Median = 3.
Modus: Nilai yang paling sering muncul.
Contoh: Data: 2, 2, 3, 5. Modus = 2.
Setelah menjelaskan rumus-rumus tersebut, Bu Fitri memberikan contoh soal dan meminta siswa mengerjakan di buku catatan.
Soal yang Dicatat di Buku:
1. Data nilai: 5, 6, 6, 7, 8. Tentukan mean, median, dan modus!
2. Data suhu: 25, 27, 27, 28, 30. Tentukan nilai rata-rata dan modus!
Mika yang duduk di sebelah Liora mengerutkan dahi. "Li, kenapa angka-angka ini kayak kode rahasia ya?"
Liora tertawa kecil. "Ini gampang, Mik. Coba lihat data pertama, jumlahkan semua dulu."
Rani menimpali dari belakang, "Mik, kalau kamu mau jajan lebih sering, kamu pasti jadi ahli menghitung rata-rata uang jajan!"
Mika langsung bersemangat. "Bener juga! Aku jadi semangat belajar statistik!"
Bu Fitri yang mendengar itu hanya tersenyum. "Yang penting kalian paham konsepnya ya, anak-anak. Matematika itu soal ketelitian dan latihan."
---
Di jam kedua, Ustaz Haris, guru Bahasa Arab, mengajarkan mufradat atau kosakata sehari-hari.
"Anak-anak, hari ini kita belajar kosakata seputar benda-benda di kelas. Perhatikan papan tulis dan catat ya!" ucap Ustaz Haris.
Materi yang Ditulis di Papan Tulis:
Mufradat (Kosakata Kelas):
1. كِتَابٌ (Kitaabun): Buku.
2. قَلَمٌ (Qalamun): Pena.
3. سَبُّورَةٌ (Sabbuuratun): Papan tulis.
4. كُرْسِيٌّ (Kursiyyun): Kursi.
5. مَكْتَبٌ (Maktabun): Meja.
"Sekarang, saya minta kalian menulis kalimat sederhana menggunakan kosakata ini," instruksi Ustaz Haris.
Liora langsung menulis:
هَذَا كِتَابٌ (Hadzā kitaabun): Ini adalah buku.
ذَلِكَ قَلَمٌ (Dzaalika qalamun): Itu adalah pena.
Mika, yang duduk di sebelahnya, malah menulis kalimat lucu:
هَذَا كُرْسِيٌّ لِي (Hadzā kursiyyun lii): Ini kursi milikku.
Ustaz Haris tersenyum melihat tulisan Mika. "Bagus, Mika. Tapi tidak perlu menegaskan bahwa kursi itu milikmu."
Seluruh kelas tertawa mendengar komentar Ustaz Haris.
---
Setelah istirahat, pelajaran dilanjutkan dengan IPA bersama Pak Rizal. Hari ini mereka mempelajari sistem peredaran darah manusia.
"Anak-anak, hari ini kita akan belajar bagaimana darah mengalir ke seluruh tubuh. Perhatikan penjelasan di papan tulis," kata Pak Rizal sambil menggambar skema peredaran darah.
Materi yang Dicatat di Buku:
1. Organ Sistem Peredaran Darah:
Jantung: Memompa darah ke seluruh tubuh.
Pembuluh darah: Arteri, vena, dan kapiler.
2. Jenis Peredaran Darah:
Peredaran darah besar: Mengalir dari jantung ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung.
Peredaran darah kecil: Mengalir dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung.
Pak Rizal kemudian membawa model jantung dari plastik dan menunjuk bagian-bagian pentingnya.
"Siapa yang bisa menunjukkan bagian ventrikel kiri?" tanya Pak Rizal.
Liora dengan percaya diri maju ke depan dan menunjuk bagian yang dimaksud. "Ini, Pak."
"Bagus, Liora!" puji Pak Rizal.
Mika berbisik ke Rani, "Jantung itu kayak pompa air ya? Bedanya ini pompa biologis."
Rani hanya tertawa kecil sambil mencatat penjelasan di bukunya.
---
Ketika bel pulang berbunyi, Liora merasa senang karena banyak ilmu yang ia dapatkan hari ini. "Hari ini kita belajar hafalan Al-Kahfi, statistik, Bahasa Arab, dan IPA. Padat tapi seru," ujarnya sambil merapikan buku.
"Iya, ilmu kita bertambah. Dan Mika juga belajar jadi tukang pompa jantung," tambah Rani sambil tertawa.
Mika memasang pose bangga. "Aku ini ilmuwan masa depan !"
Liora tertawa kecil.
Hari-hari Liora di MTS Roudlothul Qur'an berjalan semakin menarik, Rutinitas belajar yang padat terasa menyenangkan karena setiap mata pelajaran diajarkan dengan metode interaktif, Lingkungan sekolah yang religius dan disiplin membuatnya merasa nyaman untuk belajar dan memperbaiki diri.
---
Pagi itu, seperti biasa, kegiatan dimulai pukul 07.00 WIB dengan muroja'ah bersama. Hari ini hafalan fokus pada surat An-Naba ayat 1–20. Ustazah Laila memimpin hafalan sambil berjalan mengelilingi kelas, memastikan semua siswa mengikutinya dengan baik.
"Anak-anak, mari kita baca bersama-sama. Jangan lupa, perhatikan tajwid dan makhraj-nya," ujar Ustazah Laila sambil memulai bacaan:
"عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ"
Siswa-siswa mengikuti dengan lantang, menciptakan suasana khidmat dan fokus. Mika, meskipun kadang tertinggal, tetap berusaha mengikuti suara Liora dan Rani.
Setelah muroja'ah selesai, Ustazah Laila melanjutkan sesi dengan diskusi harian tentang makna surat An-Naba.
"Siapa yang tahu apa tema utama dari surat An-Naba ini?" tanya Ustazah Laila.
Liora mengangkat tangan. "Tema utamanya adalah tentang hari kiamat dan tanda-tanda kekuasaan Allah."
"Betul sekali, Liora," puji Ustazah Laila. "Anak-anak, surat ini mengingatkan kita tentang kebesaran Allah dan kepastian datangnya hari kiamat. Itu sebabnya kita harus selalu berbuat baik dan menjauhi larangan-Nya."
Catatan di Buku Hafalan Liora:
Makna Surat An-Naba:
1. Hari kiamat adalah kepastian.
2. Tanda-tanda kebesaran Allah terlihat di alam semesta.
3. Kehidupan dunia hanyalah sementara.
"Anak-anak, tulis poin-poin ini di buku catatan kalian," lanjut Ustazah Laila.
---
Pelajaran pertama dimulai dengan Bahasa Indonesia bersama Bu Ayu, guru yang terkenal kreatif dan pandai menghidupkan suasana.
"Anak-anak, hari ini kita akan belajar tentang teks narasi. Siapa yang tahu apa itu teks narasi?" tanya Bu Ayu sambil menulis judul besar di papan tulis: "Teks Narasi".
Liora menjawab, "Teks narasi adalah teks yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dalam urutan waktu."
"Bagus, Liora!" jawab Bu Ayu sambil tersenyum.
Materi di Papan Tulis:
Teks Narasi:
1. Definisi: Teks yang menceritakan kejadian atau peristiwa.
2. Struktur:
Orientasi: Pengenalan tokoh, waktu, dan tempat.
Komplikasi: Masalah yang muncul.
Resolusi: Penyelesaian masalah.
3. Contoh Kalimat:
Pagi itu, Liora berangkat ke sekolah dengan hati yang berdebar.
"Sekarang, saya minta kalian membuat teks narasi sederhana tentang pengalaman menyenangkan kalian di sekolah," instruksi Bu Ayu.
Liora mulai menulis tentang hari pertamanya belajar di MTS Roudlothul Qur'an. Sementara Mika sibuk mengetuk-ngetuk pensilnya.
"Mik, ayo tulis!" bisik Rani.
"Aku bingung. Harus mulai dari mana? Pengalamanku terlalu banyak, sih!" keluh Mika sambil tertawa.
Bu Ayu mendekati Mika dan tersenyum. "Mulailah dari hal paling sederhana, Mika. Misalnya, ceritakan tentang pelajaran favoritmu atau kejadian lucu di sekolah."
Akhirnya, Mika menulis tentang momen saat ia salah praktik wudu beberapa hari lalu. "Judulnya 'Wudu Cepat, Wudu Hebat'," gumamnya sambil tertawa kecil.
---
Jam kedua dimulai dengan pelajaran Fiqih bersama Ustaz Malik. Hari ini mereka belajar tentang tata cara salat sunah Dhuha.
"Anak-anak, salat Dhuha adalah salat sunah yang sangat dianjurkan. Waktu pelaksanaannya adalah ketika matahari sudah naik sekitar tujuh hasta hingga menjelang waktu Zuhur," jelas Ustaz Malik sambil menggambar skema waktu salat di papan tulis.
Materi yang Dicatat di Buku:
Salat Sunah Dhuha:
1. Waktu: Pagi hari setelah matahari naik.
2. Jumlah Rakaat: Minimal 2 rakaat, maksimal 12 rakaat.
3. Keutamaan:
Mendatangkan rezeki.
Menghapus dosa kecil.
Mendapatkan pahala seperti bersedekah.
Setelah menjelaskan, Ustaz Malik meminta siswa untuk mempraktikkan niat salat Dhuha. Siswa berdiri dan melafalkan niat bersama-sama.
Liora mencatat dengan rapi di bukunya dan mengulang niat dalam hati. Mika di sebelahnya berusaha menahan tawa kecil karena lupa membaca niat dengan benar.
"Niatku malah jadi niat makan pagi, nih," bisik Mika sambil tertawa.
"Fokus, Mik!" tegur Rani pelan sambil mencubit lengan Mika.
---
Di jam ketiga, pelajaran IPA bersama Pak Rizal dimulai. Materi hari ini adalah perkembangbiakan tumbuhan.
"Anak-anak, hari ini kita akan belajar tentang perkembangbiakan generatif dan vegetatif pada tumbuhan," jelas Pak Rizal sambil menunjukkan beberapa tanaman kecil yang dibawanya ke kelas.
Materi di Papan Tulis:
Perkembangbiakan Tumbuhan:
1. Generatif: Melalui biji (contoh: mangga, apel, padi).
2. Vegetatif Alami: Melalui tunas, akar tinggal, umbi (contoh: pisang, jahe, kentang).
3. Vegetatif Buatan: Cangkok, stek, okulasi (contoh: mangga, anggur).
Pak Rizal membagi siswa dalam kelompok kecil untuk mengamati tanaman dan mencatat jenis perkembangbiakannya. Liora, Mika, dan Rani duduk dalam satu kelompok dan mulai mengamati tanaman yang diberikan.
"Ini tunas dari tanaman pisang. Jadi, ini vegetatif alami," ujar Liora sambil menulis di buku catatannya.
Mika memegang tanaman kentang dan bergumam, "Jadi kentang itu umbi ya? Pantesan enak dimakan."
Rani tertawa. "Mik, fokus ke ilmunya, bukan ke makanannya!"
---
Di akhir hari, Bu Farida, wali kelas mereka, memberikan pesan singkat sebelum pulang.
"Anak-anak, ilmu yang kalian pelajari hari ini adalah bekal untuk masa depan. Jangan hanya mencatat, tetapi praktikkan dan pahami maknanya," ujarnya dengan lembut.
Liora mencatat pesan itu di bagian akhir bukunya:
"Ilmu bukan sekadar hafalan, tetapi bekal hidup yang harus diamalkan."
Saat bel pulang berbunyi, Mika berseru, "Akhirnya pulang! Hari ini aku jadi ahli statistik, ahli tumbuhan, dan ahli salat Dhuha!"
Liora dan Rani tertawa sambil berjalan menuju gerbang sekolah.
Setiap hari di MTS Roudlothul Qur'an berjalan dengan teratur dan penuh kegiatan yang membangun semangat belajar para siswa.
---
Pagi dimulai seperti biasa pukul 07.00 WIB dengan muroja'ah bersama. Hari ini, fokus hafalan mereka adalah surat Al-Mulk ayat 1–15 yang dipimpin oleh Ustazah Laila.
"Anak-anak, mari kita ulang hafalan surat Al-Mulk bersama-sama. Ini surat yang memiliki banyak keutamaan. Jika dibaca setiap malam, surat ini akan menjadi pelindung kita di alam kubur," jelas Ustazah Laila sambil membacakan ayat pertama dengan lantunan yang lembut.
Materi di Buku Catatan Liora:
Surat Al-Mulk Ayat 1–15:
Menyebutkan tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta.
Allah Maha Kuasa dan Maha Mengetahui.
Mengingatkan manusia tentang akhirat dan pentingnya iman.
Liora melafalkan ayat-ayat itu dengan tenang. Mika, seperti biasa, berusaha mengejar meski terkadang salah dalam panjang pendek.
"Mik, ini bukan lomba cepat baca, pelan-pelan aja," bisik Rani sambil terkikik.
"Kalau pelan, nanti malah ngantuk," balas Mika santai.
Setelah muroja'ah, kegiatan dilanjutkan dengan kajian hadis singkat tentang keutamaan mencari ilmu.
Hadis yang Dicatat:
"مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ"
(Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga) – HR. Muslim.
Ustazah Laila menjelaskan, "Belajar itu ibadah. Setiap langkah kita ke sekolah, setiap kata yang kita tulis, semuanya dicatat sebagai amal kebaikan."
Liora mencatat hadis tersebut dengan rapi di bukunya. Kata-kata Ustazah membuat semangat belajarnya semakin kuat.
---
Jam pertama dimulai dengan pelajaran IPA bersama Pak Rizal. Hari ini, mereka belajar tentang proses fotosintesis pada tumbuhan. Pak Rizal membawa alat peraga berupa daun, air, dan kaca pembesar untuk praktik sederhana.
"Anak-anak, hari ini kita akan memahami bagaimana tumbuhan menghasilkan makanan melalui fotosintesis," jelas Pak Rizal.
Materi di Papan Tulis:
Fotosintesis:
Definisi: Proses tumbuhan membuat makanan dengan bantuan sinar matahari, air, dan karbon dioksida.
Rumus Kimia:
CO₂ + H₂O → (cahaya matahari + klorofil) → O₂ + Glukosa
Faktor Fotosintesis: Cahaya, air, udara, dan klorofil.
"Sekarang, kita akan melakukan praktik sederhana. Ambil daun yang saya bagikan, lalu kita lihat struktur klorofilnya menggunakan kaca pembesar," instruksi Pak Rizal sambil membagikan bahan praktik.
Liora dengan teliti mengamati daun menggunakan kaca pembesar. "Pak, saya bisa lihat serat-serat halus di daun ini!" ujarnya bersemangat.
"Bagus, Liora. Itu bagian dari jaringan yang membantu proses fotosintesis," kata Pak Rizal.
Mika, di sisi lain, sibuk mencoba memantulkan cahaya kaca pembesar ke wajah Rani.
"Mik, kamu ini belajar apa bermain sinar matahari?" tegur Rani sambil tertawa.
Pak Rizal hanya tersenyum. "Mika, fokus ya. Lihat klorofilnya, bukan sinarnya."
Setelah praktik, siswa diminta mencatat hasil pengamatan mereka.
Catatan Hasil Praktik:
1. Daun memiliki klorofil untuk menangkap cahaya matahari.
2. Fotosintesis terjadi di siang hari dengan bantuan cahaya.
3. Proses ini menghasilkan oksigen yang kita hirup.
---
Pelajaran kedua adalah Matematika bersama Bu Fitri. Hari ini, topik yang diajarkan adalah operasi hitung bilangan pecahan.
"Anak-anak, hari ini kita akan belajar menjumlahkan dan mengurangkan bilangan pecahan. Fokus dan catat baik-baik," ucap Bu Fitri sambil menulis contoh soal di papan tulis.
Materi di Papan Tulis:
Operasi Hitung Pecahan:
1. Penjumlahan Pecahan:
Rumus: a/b + c/b = (a+c)/b.
Contoh: 1/4 + 2/4 = 3/4.
2. Pengurangan Pecahan:
Rumus: a/b - c/b = (a-c)/b.
Contoh: 3/4 - 1/4 = 2/4 = 1/2.
"Sekarang, kerjakan soal berikut di buku kalian!" instruksi Bu Fitri sambil menuliskan soal:
1. 2/5 + 1/5 = ?
2. 5/6 - 2/6 = ?
Liora mengerjakan dengan cepat dan teliti. Sementara itu, Mika berbisik ke Rani, "Ran, pecahan ini bikin otakku pecah beneran."
Rani tertawa kecil. "Mik, tinggal jumlahin aja. Penyebutnya kan sama."
Bu Fitri mendekat dan membimbing Mika. "Mika, kalau penyebutnya sudah sama, tinggal tambahkan pembilangnya. Mudah, kan?"
"Iya, Bu! Sekarang saya paham!" jawab Mika dengan antusias.
---
Di jam terakhir, pelajaran Bahasa Arab bersama Ustaz Haris berfokus pada latihan mufradat atau kosakata. Hari ini mereka belajar kosakata tentang keluarga.
Materi di Papan Tulis:
Kosakata Keluarga:
1. أَبٌ (Abun): Ayah.
2. أُمٌّ (Ummun): Ibu.
3. أَخٌ (Akhun): Saudara laki-laki.
4. أُخْتٌ (Ukhtun): Saudara perempuan.
5. جَدٌّ (Jaddun): Kakek.
"Sekarang, buatlah kalimat sederhana menggunakan kosakata ini," instruksi Ustaz Haris.
Liora menulis:
هَذَا أَبِي (Hadzā abii): Ini ayahku.
هَذِهِ أُمِّي (Hadzihi ummii): Ini ibuku.
Mika, yang duduk di sebelahnya, menulis kalimat dengan penuh percaya diri:
هَذَا أَخِي الصَّغِيرُ (Hadzā akhii ash-shaghiru): Ini adik laki-lakiku.
Namun tulisannya agak miring, membuat Rani mengomentari, "Mik, ini huruf Arab atau jalur kereta api?"
Ustaz Haris tertawa kecil. "Tidak apa-apa, Mika. Nanti sering latihan menulis ya, biar lebih rapi."
---
Di akhir hari, Bu Farida, wali kelas mereka, memberikan pesan singkat sebelum bel pulang.
"Anak-anak, belajar itu tidak hanya di sekolah. Apa yang kalian pelajari hari ini, amalkan di rumah. Jangan lupa berdoa dan menghargai setiap ilmu yang kalian dapatkan."
Liora mencatat pesan itu di buku kecilnya:
"Ilmu adalah cahaya yang menerangi kehidupan. Teruslah belajar dan jangan pernah bosan."
Saat bel pulang berbunyi, Mika berseru, "Aku udah jadi ahli fotosintesis, pecahan, dan Bahasa Arab hari ini! Hebat, kan?"
Liora dan Rani tertawa sambil berjalan keluar sekolah.
Keesokan Harinya di MTs Roudlothul Qur'an
Hari dimulai dengan semangat yang sama seperti sebelumnya. Pukul 07.00 WIB, semua siswa berkumpul di aula kecil sekolah untuk kegiatan muroja'ah pagi. Hari ini, mereka melanjutkan hafalan surat Al-Mulk ayat 16–30, masih dipimpin oleh Ustazah Laila.
"Anak-anak, mari kita fokuskan pikiran kita untuk melafalkan ayat-ayat ini. Hafalan harus meresap ke hati dan menjadi kebiasaan," ujar Ustazah Laila lembut. Suaranya memandu setiap lantunan ayat, dan suara para siswa memenuhi ruangan dengan bacaan merdu.
Materi Hafalan di Buku Catatan Liora:
Surat Al-Mulk Ayat 16–30:
1. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu di langit dan di bumi.
2. Pengingat tentang siksaan bagi mereka yang mendustakan kebenaran.
3. Allah memberikan nikmat seperti udara, air, dan bumi untuk kehidupan manusia.
Liora mencatat ringkasan ini dengan teliti di bukunya, sedangkan Mika mencoba mengingat setiap ayat dengan cepat namun masih salah di beberapa bagian.
"Mik, pelan saja. Yang penting benar," bisik Rani mengingatkan. Mika mengangguk sambil berusaha mengikuti irama hafalan.
Setelah muroja'ah, kegiatan berlanjut dengan kajian hadis. Hari ini, hadis yang diajarkan adalah tentang niat dalam beribadah.
Hadis yang Dicatat di Buku Mika:
"إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى"
(Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai apa yang diniatkannya) – HR. Bukhari.
"Anak-anak, setiap aktivitas kita sehari-hari bisa menjadi ibadah jika disertai niat baik. Belajar bukan hanya mengejar nilai, tapi karena ingin mendapat ridha Allah," jelas Ustazah Laila.
Mika bertanya sambil mengacungkan tangan, "Ustazah, kalau membantu teman ngerjain PR juga dapat pahala, kan?"
"Bisa, Mika. Asalkan niatnya tulus membantu, bukan sekadar ingin dipuji," jawab Ustazah Laila sambil tersenyum.
---
Hari ini, materi yang diajarkan adalah teks deskripsi. Bu Siti membawa beberapa gambar pemandangan alam dan meminta para siswa mendeskripsikannya dalam kalimat.
"Anak-anak, teks deskripsi itu harus detail dan menggambarkan sesuatu sejelas mungkin. Kata-kata yang digunakan harus bisa membuat pembaca seolah melihat atau merasakan langsung," jelas Bu Siti.
Materi di Papan Tulis:
Teks Deskripsi:
1. Pengertian: Teks yang menggambarkan objek, tempat, atau suasana dengan detail.
2. Ciri-ciri:
Menggunakan kata sifat (indah, hijau, tenang).
Menggunakan panca indera (melihat, mendengar, mencium).
3. Contoh Kalimat: "Pohon-pohon rindang berbaris di tepi sungai, daun-daunnya bergoyang ditiup angin sepoi-sepoi."
Bu Siti membagikan gambar pemandangan kepada siswa. Liora mendapat gambar sawah yang hijau, dan ia langsung menulis deskripsi di bukunya:
"Hamparan sawah hijau membentang luas, angin pagi berembus lembut menggoyangkan padi yang hampir menguning. Di kejauhan, gunung tampak menjulang tinggi, menyatu dengan langit biru."
Mika, di sisi lain, melihat gambarnya sambil menggaruk kepala. "Ran, ini pohon kelapa atau lidi?" bisiknya sambil menunjuk gambar.
"Itu pohon kelapa, Mik. Lihat ada buahnya!" jawab Rani sambil tertawa.
---
Hari ini, Pak Arif membahas tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara. Dengan suara yang tegas, beliau menjelaskan konsep dasar yang tertulis di buku teks.
Materi di Papan Tulis:
Hak dan Kewajiban Warga Negara:
1. Hak: Mendapat pendidikan, perlindungan hukum, kebebasan berpendapat.
2. Kewajiban: Patuh pada peraturan, menjaga kebersihan lingkungan, menghargai sesama.
Pak Arif membagikan studi kasus sederhana:
"Bayangkan ada sampah berserakan di kelas. Apa yang harus kalian lakukan?" tanyanya.
"Memungut sampah dan membuangnya di tempat sampah, Pak," jawab Liora yakin.
"Benar. Itu salah satu kewajiban kita untuk menjaga kebersihan lingkungan. Kalau kita abai, hak kita untuk belajar dengan nyaman akan terganggu," jelas Pak Arif.
---
Pada jam ini, Ustazah Nisa menjelaskan tata cara bersuci (thaharah) dengan detail.
Materi di Papan Tulis:
Tata Cara Bersuci:
1. Wudhu: Mencuci anggota badan tertentu sebelum shalat.
2. Tayamum: Bersuci menggunakan debu bersih jika tidak ada air.
3. Mandi Wajib: Membersihkan seluruh tubuh setelah hadas besar.
"Sekarang, kita praktik cara wudhu dengan benar. Liora, tolong maju ke depan untuk contoh," instruksi Ustazah Nisa.
Liora maju dan mempraktikkan langkah-langkah wudhu dengan hati-hati: mencuci tangan, berkumur, membasuh wajah, dan seterusnya.
"Bagus, Liora. Semua tahapan sudah benar. Anak-anak, perhatikan ya. Kalau ada yang keliru, nanti wudhunya tidak sah," ujar Ustazah Nisa.
Mika, yang mencatat di buku, menggambar diagram sederhana dari urutan wudhu agar mudah diingat.
---
Di akhir pelajaran, Bu Farida kembali masuk kelas untuk menyampaikan pengumuman.
"Anak-anak, ingat apa yang kalian pelajari hari ini. Ilmu tidak akan bermanfaat jika hanya dicatat, tapi harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari," pesannya.
Liora menulis di buku kecilnya:
"Ilmu itu laksana pohon. Jika dirawat dengan baik, ia akan tumbuh dan memberi manfaat kepada banyak orang."
Bel pulang berbunyi. Mika mengangkat tangan sambil bercanda, "Hari ini, aku udah jadi ahli deskripsi, hafalan, dan wudhu. Besok kita belajar apa lagi, ya?"
Liora dan Rani tertawa kecil sambil berjalan bersama menuju pintu keluar sekolah, membawa semangat untuk belajar lebih banyak lagi esok hari.
Pagi itu, suasana di MTs Roudlothul Qur'an terasa segar. Langit cerah, dan embusan angin lembut menyambut para siswa yang mulai berdatangan. Tepat pukul 07.00 WIB, kegiatan muroja'ah dimulai seperti biasa. Kali ini, fokus hafalan mereka adalah lanjutan Surat Al-Mulk ayat 31– akhir.
Materi yang Dicatat di Buku Liora:
Surat Al-Mulk Ayat 31– akhir:
1. Mengingatkan manusia tentang kebesaran Allah dan akibat dari mendustakan kebenaran.
2. Allah Maha Mengetahui segala yang tersembunyi di hati manusia.
3. Penegasan bahwa hanya Allah yang patut disembah dan dimintai pertolongan.
"Anak-anak, mari kita lantunkan bersama-sama. Ingat, ketika membaca Al-Qur'an, bukan hanya hafalan yang penting, tapi juga memahami maknanya," kata Ustazah Laila sambil membuka mushafnya.
Suasana aula kembali khusyuk dengan lantunan bacaan siswa. Mika, seperti biasa, berusaha mengejar irama yang dipimpin oleh Ustazah Laila. Meski beberapa kali salah, ia tetap semangat.
"Pelan saja, Mik," bisik Rani, "kalau buru-buru malah nggak enak dengarnya."
"Saya latihan biar jadi imam, Ran," jawab Mika sambil tersenyum kecil.
---
Di kelas, Bu Nurul sudah menyiapkan media pembelajaran berupa peta dunia besar yang ditempel di papan. Hari ini, mereka belajar tentang negara-negara ASEAN.
Materi di Papan Tulis:
Negara-Negara ASEAN:
1. Indonesia
2. Malaysia
3. Thailand
4. Singapura
5. Filipina
6. Vietnam
7. Brunei Darussalam
8. Laos
9. Myanmar
10. Kamboja
"Anak-anak, perhatikan peta ini. Sekarang saya ingin kalian mencatat letak geografis dan ibu kota dari setiap negara ASEAN," jelas Bu Nurul sambil menunjuk peta dengan tongkat kayu kecil.
Liora menulis dengan rapi di bukunya:
Indonesia: Ibu kota Jakarta, terletak di Asia Tenggara dan dikenal sebagai negara kepulauan.
Malaysia: Ibu kota Kuala Lumpur, berbatasan dengan Indonesia di Pulau Kalimantan.
Singapura: Negara kota yang maju, terletak di ujung selatan Semenanjung Malaysia.
Sementara itu, Mika sibuk mencari-cari negara di peta. "Bu, kok Laos nggak kelihatan? Di mana tuh?" tanyanya dengan polos.
"Lihat di tengah, Mik. Itu yang diapit Thailand dan Vietnam," jawab Bu Nurul sabar sambil menunjuk lokasinya.
Setelah materi selesai, Bu Nurul membagi siswa dalam kelompok untuk membuat poster sederhana tentang negara ASEAN pilihan mereka. Liora, Mika, dan Rani memilih membuat poster tentang Singapura.
"Singapura terkenal bersih, modern, dan memiliki taman-taman indah. Ayo kita gambarkan Marina Bay dan bendera Singapura," ujar Liora penuh semangat sambil mulai membuat sketsa.
---
Hari ini, Bu Rini mengajarkan materi tentang Descriptive Text atau teks deskriptif dalam Bahasa Inggris.
Materi di Papan Tulis:
Descriptive Text:
1. Purpose: To describe a person, place, or thing in detail.
2. Structure:
Identification: Introducing the topic.
Description: Providing details about the topic.
3. Example Vocabulary: Beautiful, big, small, clean, modern, green, quiet.
"Today, we will write a descriptive text about your classroom," kata Bu Rini dengan logat Bahasa Inggrisnya yang jelas.
Liora mulai menulis:
"My classroom is big and clean. There are 30 chairs and tables. The walls are green, and there are two big windows. The classroom is quiet and comfortable for studying."
Mika menggaruk kepalanya sambil menulis pelan-pelan. "Bu, kalau kursi bahasa Inggrisnya apa ya?" tanyanya sambil memandang Bu Rini.
"Chair, Mika. Chair," jawab Bu Rini sambil tertawa kecil.
"Ah iya! Chair, bukan 'kursy'," gumam Mika yang langsung mencatat dengan cepat.
---
Pak Haris memasuki kelas dengan membawa beberapa alat gambar dan cat air. Hari ini, siswa akan belajar tentang teknik mewarnai gradasi.
"Anak-anak, seni itu bukan hanya soal keindahan, tapi juga ketelitian. Kita akan belajar membuat gradasi warna dari terang ke gelap," jelas Pak Haris sambil menunjukkan contoh lukisan pemandangan yang sudah ia buat.
Materi di Papan Tulis:
Teknik Gradasi Warna:
1. Pilih warna utama.
2. Campur warna dengan air secukupnya.
3. Mulai dari bagian terang ke gelap secara perlahan.
Liora mengambil kuas dan cat air, lalu mulai mewarnai gambar pegunungan yang sudah ia sketsa. Ia memilih warna hijau muda di puncak dan hijau tua di bagian bawah.
"Wah, Liora, gambarmu bagus!" puji Pak Haris.
Di sisi lain, Mika justru sibuk mencampur warna hingga lukisannya penuh coretan. "Pak, kalau warnanya jadi cokelat lumpur, ini gradasi juga nggak?" tanyanya polos.
"Tidak apa-apa, Mika. Namanya juga belajar. Nanti kita coba lagi ya," kata Pak Haris sambil tertawa kecil.
---
Di penghujung pelajaran, Bu Farida kembali masuk kelas. Kali ini, beliau membacakan pengumuman penting.
"Anak-anak, minggu depan kita akan mengadakan ujian hafalan dan praktek wudhu. Persiapkan diri kalian sebaik mungkin. Ingat, belajar itu proses, tidak ada yang instan," pesannya dengan lembut.
Liora menulis di buku kecilnya:
"Kejarlah ilmu setinggi mungkin. Dengan ilmu, hidup akan lebih terarah dan bermakna."
Ketika bel pulang berbunyi, Mika menghela napas panjang. "Hari ini kayaknya aku jadi ahli peta, Bahasa Inggris, dan seni. Hebat, kan?" katanya sambil tersenyum lebar.
Liora dan Rani tertawa. "Kita lihat besok, Mik. Jangan lupa latihan wudhu ya," jawab Rani sambil menepuk pundaknya.
Pagi ini, suasana di MTs Roudlothul Qur'an terasa berbeda.
Hari ini adalah hari pertama Ujian Madrasah bagi siswa kelas 9, termasuk Liora, Mika, dan Rani. Ruangan-ruangan kelas sudah tertata rapi dengan jarak antar meja yang lebih lebar dari biasanya. Di papan pengumuman, jadwal ujian terpampang jelas.
Jadwal Ujian Hari Pertama:
1. Ujian Tahfidz Qur'an – Pukul 07.00–08.30
2. Ujian Fiqih – Pukul 09.00–10.30
3. Ujian Bahasa Indonesia – Pukul 11.00–12.30
Liora, yang sudah datang lebih pagi, duduk di bangkunya sambil membuka mushaf kecilnya untuk meninjau hafalan terakhir. Mika, seperti biasa, datang sambil menggerutu kecil, "Aku mimpi disuruh muroja'ah sama malaikat, Lo! Mungkin itu tanda aku harus serius."
Rani tertawa mendengar keluhan Mika. "Mik, makanya kemarin muroja'ahnya jangan sambil tiduran."
---
Ujian Tahfidz Qur'an
Di ruang ujian, Ustazah Laila duduk di depan kelas dengan lembar penilaian di tangannya. Para siswa dipanggil satu per satu untuk menyetorkan hafalan mereka.
"Liora, giliran kamu," panggil Ustazah dengan senyum hangat.
Liora maju dengan tenang dan membuka hafalan Surat Al-Mulk dari awal. Suaranya merdu dan mengalir lancar hingga selesai. Ustazah Laila mencatat di lembar penilaian: "Hafalan lancar, tajwid benar, suara merdu."
"Alhamdulillah, bagus sekali, Liora. Ini hasil latihanmu selama ini. Hafalanmu sungguh tertanam kuat," puji Ustazah Laila.
Sementara itu, Mika mendapat giliran setelahnya. Dengan semangat, ia membaca Surat Al-Mulk, meskipun beberapa kali berhenti untuk berpikir.
"Mika, tidak apa-apa. Pelan-pelan saja, yang penting tenang," kata Ustazah sambil membimbingnya ketika ia lupa satu ayat.
"Terima kasih, Ustazah. Saya janji akan muroja'ah lebih giat lagi," ucap Mika dengan wajah penuh tekad.
---
Ujian Fiqih
Setelah istirahat singkat, ujian Fiqih dimulai. Pak Arif sudah menyiapkan soal-soal yang berkaitan dengan thaharah, shalat, dan zakat.
Materi yang Diujikan:
1. Tata cara wudhu dan tayamum.
2. Jenis-jenis shalat wajib dan sunnah.
3. Pengertian zakat, jenis-jenisnya, dan siapa yang berhak menerimanya.
Pak Arif berjalan ke depan kelas dan menjelaskan format ujian, "Anak-anak, kalian akan menjawab soal pilihan ganda dan essay. Fokus, ya. Jawablah dengan teliti. Ingat, ilmu yang dipelajari ini akan bermanfaat seumur hidup."
Liora membaca soalnya dengan cermat dan langsung menulis jawabannya. Ia menjelaskan dengan detail langkah-langkah tayamum pada soal essay. Di buku jawabannya, tertulis:
"Tayamum adalah bersuci menggunakan debu suci ketika tidak ada air. Langkah-langkahnya:
1. Niat tayamum.
2. Menepukkan tangan ke debu.
3. Mengusap wajah dengan tangan yang sudah berdebu.
4. Mengusap kedua tangan hingga siku."*
Di sisi lain, Mika menggaruk kepala sambil memikirkan jawabannya. Namun ia mengingat penjelasan Pak Arif tentang tayamum di pertemuan terakhir. "Oh iya, ini gampang," bisiknya sambil menulis jawabannya dengan penuh percaya diri.
---
Ujian Bahasa Indonesia
Jam terakhir, Bu Siti memasuki kelas dengan lembar soal Bahasa Indonesia. Kali ini, ujian berfokus pada pemahaman teks deskriptif dan menulis teks pendek.
Materi yang Diujikan:
1. Menentukan ide pokok dalam teks.
2. Menyusun teks deskriptif berdasarkan gambar yang diberikan.
"Anak-anak, kerjakan dengan hati-hati. Baca soalnya dua kali kalau perlu. Menulis teks deskriptif harus jelas dan menggambarkan apa yang kalian lihat dengan detail," pesan Bu Siti sebelum ujian dimulai.
Liora mendapat soal berupa gambar taman sekolah dengan pohon rindang dan bangku-bangku kayu. Dengan cepat, ia menulis:
"Taman sekolah kami sangat asri dan sejuk. Pohon-pohon besar menaungi bangku-bangku kayu yang tersusun rapi. Bunga-bunga berwarna-warni menghiasi pinggir taman, membuat suasana menjadi tenang dan nyaman untuk belajar atau sekadar beristirahat."
Mika, yang duduk di sebelahnya, menggambar taman itu di kertas sebelum menulis. "Bu, kalau saya gambar dulu, baru saya tulis, boleh kan?" tanyanya polos.
Bu Siti tersenyum. "Boleh, Mika. Kamu kreatif sekali. Jangan lupa deskripsinya, ya."
Rani yang melihatnya terkikik pelan. "Mik, jangan-jangan gambarmu lebih banyak dari tulisanmu."
"Tenang saja, Ran. Ini taktik supaya deskripsiku jelas," jawab Mika santai.
---
Setelah bel berbunyi tanda ujian selesai, siswa-siswa keluar kelas dengan lega.
Di halaman sekolah, Liora, Mika, dan Rani duduk di bawah pohon sambil membuka catatan mereka.
"Rasanya tadi cepat sekali, ya," ucap Liora sambil meregangkan tangan.
"Iya. Tahu-tahu sudah selesai ujian pertama," tambah Rani. "Padahal rasanya baru kemarin kita mulai belajar wudhu, tahfidz, dan teks deskripsi."
Mika yang biasanya malas belajar pun tiba-tiba ikut merenung. "Aku baru sadar ternyata belajar itu seru, ya. Kalau niatnya baik dan kita ikhlas, ilmu itu masuk sendiri tanpa dipaksa. Ustazah Laila benar."
"Iya, Mik," jawab Liora sambil tersenyum. "Dulu kita belajar itu seperti beban, sekarang malah jadi menyenangkan. Apalagi kalau kita ingat setiap ilmu itu dicatat sebagai amal baik."
Mika mengangguk, matanya berbinar. "Besok kita harus lebih siap lagi. Pokoknya kita lulus dengan nilai terbaik."
"Setuju!" sahut Liora dan Rani serempak.
Pagi datang dengan udara segar yang menyelimuti lingkungan MTs Roudlothul Qur'an.
Suasana sekolah tampak tenang, namun ada kesan keseriusan yang jelas terlihat dari wajah para siswa kelas 9.
Hari ini adalah hari kedua Ujian Madrasah.
Seperti biasa, Liora tiba lebih awal. Ia duduk di bangkunya sambil membuka buku catatan yang berisi ringkasan materi ujian hari ini.
Mika datang beberapa saat kemudian, terlihat membawa buku tebal yang isinya penuh coretan dan diagram warna-warni.
"Lo, hari ini ujiannya apa saja?" tanya Mika sambil duduk di sebelahnya.
Liora menjawab sambil membuka catatannya, "Hari ini ujian Matematika, IPA, dan Bahasa Arab. Semua harus fokus, ya, Mik."
Mika mengangguk, "Matematika bikin otakku keriting, tapi IPA seru, apalagi kalau praktik!"
Rani datang membawa sekotak bekal kecil. "Tenang saja, Mik. Kamu sudah latihan soal, kan? Kita pasti bisa!" ujarnya menyemangati.
---
Ujian Matematika
Pukul 07.00 tepat, bel berbunyi tanda ujian Matematika dimulai. Bu Fitri masuk kelas dengan tumpukan soal ujian di tangannya. Ia tersenyum dan memberi arahan dengan tenang.
"Anak-anak, kerjakan soal ini dengan teliti. Baca baik-baik setiap soalnya, dan jangan terburu-buru. Kalau ada soal yang sulit, lewati dulu lalu kembali lagi nanti," ucap Bu Fitri sambil membagikan lembar soal kepada setiap siswa.
Materi yang Diujikan:
1. Operasi hitung bilangan pecahan.
2. Penyelesaian persamaan linear satu variabel.
3. Luas dan keliling bangun datar.
4. Bangun ruang sederhana: volume dan luas permukaan.
Liora membaca soal dengan tenang dan langsung mengerjakan soal pertama tentang penjumlahan pecahan:
2/5 + 3/5 = ?
Dengan cepat, ia menulis langkahnya:
1. Penyebutnya sama, jadi tinggal jumlahkan pembilang: (2+3)/5 = 5/5 = 1.
Sementara itu, Mika berbisik kecil pada dirinya sendiri, "Kalau soal begini gampang, tinggal tambahkan saja." Namun ketika sampai ke soal persamaan linear, ia mengernyit.
Soal: 2x + 4 = 10
Mika menulis:
1. Pindahkan angka 4 ke kanan: 2x = 10 - 4.
2. Hasil: 2x = 6.
3. Bagi kedua sisi dengan 2: x = 3.
Setelah berhasil menemukan jawabannya, Mika tersenyum lebar. "Aku bisa juga ternyata!" bisiknya dengan senang.
Bu Fitri berjalan keliling kelas, sesekali menengok jawaban siswa. "Bagus, Liora. Langkahmu sudah rapi. Mika, teliti lagi angkanya, ya."
Jam berlalu dengan cepat, dan semua siswa berusaha menyelesaikan soal sebaik mungkin.
---
Ujian IPA
Setelah istirahat sejenak, ujian IPA dimulai. Pak Rizal memasuki kelas sambil membawa soal ujian dan alat praktik sederhana untuk sesi pengamatan.
"Anak-anak, ujian IPA hari ini akan terdiri dari dua bagian: teori dan praktik. Untuk teori, kalian akan menjawab soal pilihan ganda dan essay. Untuk praktik, kita akan mengamati proses fotosintesis sederhana dengan bantuan alat yang sudah saya siapkan," jelas Pak Rizal.
Materi Teori yang Diujikan:
1. Proses fotosintesis dan rumus kimianya.
2. Siklus air.
3. Sifat-sifat cahaya.
Liora mencatat jawabannya dengan tenang di lembar ujian. Soal pertama tentang fotosintesis berbunyi:
"Apa saja faktor yang memengaruhi proses fotosintesis?"
Jawaban Liora:
1. Cahaya matahari.
2. Air (H₂O).
3. Karbon dioksida (CO₂).
4. Klorofil pada daun.
Setelah sesi teori selesai, Pak Rizal membagikan kaca pembesar, daun, dan baskom kecil berisi air.
"Sekarang, kita akan mengamati struktur klorofil di daun. Perhatikan baik-baik menggunakan kaca pembesar dan tuliskan pengamatan kalian di lembar jawaban," instruksi Pak Rizal.
Liora melihat dengan seksama struktur daun melalui kaca pembesar. "Pak, serat-serat hijaunya terlihat jelas!" ujarnya antusias.
Mika, di sisi lain, sibuk mencoba memantulkan cahaya matahari melalui kaca pembesar ke meja. "Mik, fokus!" tegur Rani sambil tertawa.
Pak Rizal mendekat dan mengarahkan Mika. "Mika, coba lihat di bagian ujung daun. Itu jaringan tempat klorofil berada."
"Oh iya, Pak! Sekarang saya lihat," jawab Mika dengan senyum lebar.
Catatan Hasil Praktik di Buku Mika:
1. Daun memiliki serat halus yang berwarna hijau, tempat klorofil berada.
2. Klorofil menangkap cahaya matahari untuk membantu proses fotosintesis.
3. Fotosintesis menghasilkan oksigen yang kita hirup.
---
Ujian Bahasa Arab
Setelah istirahat kedua, ujian Bahasa Arab dimulai. Ustaz Haris memasuki kelas dengan membawa soal tertulis. "Anak-anak, fokus ya. Kita akan menguji kemampuan kalian dalam kosakata dan tata bahasa."
Materi Ujian Bahasa Arab:
1. Kosakata keluarga dan sekolah.
2. Menyusun kalimat sederhana.
3. Terjemahan kalimat.
Liora membaca soal pertama: "Terjemahkan kalimat berikut: هَذَا كِتَابُ الطَّالِبِ.
Jawabannya ia tulis dengan cepat: "Ini adalah buku siswa."
Di soal lain, ia diminta membuat kalimat sederhana menggunakan kata "أُمٌّ" (ummun: ibu). Liora menulis: "هَذِهِ أُمِّي تَعْمَلُ فِي البَيْتِ" (Ini ibuku, ia bekerja di rumah).
Sementara itu, Mika menulis dengan penuh percaya diri:
"هَذَا أَخِي الكَبِيرُ" (Ini kakak laki-lakiku).
Tulisan Mika agak miring, tapi usahanya membuat Ustaz Haris tersenyum. "Bagus, Mika. Jangan lupa latihan menulis huruf Arab agar lebih rapi, ya."
---
Saat bel tanda ujian selesai berbunyi, semua siswa menarik napas lega. Mereka berkumpul di halaman sekolah seperti biasa.
"Matematika tadi bikin jantungku mau copot," keluh Mika.
"Tapi kamu bisa kan, Mik? Tadi aku lihat kamu semangat," jawab Rani sambil tertawa.
"Iya sih, ternyata nggak sesulit yang aku kira," jawab Mika sambil tersenyum puas.
Liora menatap buku kecilnya dan berkata, "Dua hari ini rasanya cepat sekali. Belajar, ujian, muroja'ah, semua terasa menyenangkan."
"Iya, Lo," sahut Mika. "Ternyata, niat belajar yang baik bikin semua jadi ringan. Kalau belajar itu jadi ibadah, rasanya beda ya."
Suasana di MTs Roudlothul Qur'an pada hari ke tiga ujian masih terasa khusyuk dan penuh ketertiban. Siswa kelas 9 tampak semakin terbiasa dengan ritme ujian. Tidak ada wajah cemas yang berlebihan, hanya fokus dan kesadaran bahwa ini adalah bagian dari perjalanan belajar mereka. Liora, Mika, dan Rani, seperti biasa, sudah berada di sekolah lebih awal.
Jadwal Ujian Hari Ketiga:
1. Ujian Hadis – Pukul 07.00–08.30
2. Ujian Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) – Pukul 09.00–10.30
3. Ujian Bahasa Inggris – Pukul 11.00–12.30
"Pagi ini kita mulai dengan Hadis, ya," ujar Liora sambil membuka buku catatannya.
Mika menguap kecil sambil membuka bukunya yang penuh garis warna-warni. "Lo, hafalan hadis hari ini sampai mana?"
"Hadis-hadis tentang menuntut ilmu dan akhlak," jawab Liora. "Kamu sudah siap, kan?"
Rani menimpali, "Tenang, Mik. Kalau kita niatnya belajar lillahi ta'ala, pasti ada kemudahan."
Mika tersenyum kecil. "Benar juga, Ran. Ini hari ketiga, kita harus tetap semangat."
---
Ujian Hadis
Ustazah Laila memasuki kelas dengan lembar soal ujian. Senyumnya seperti biasa memberi ketenangan pada siswa. "Anak-anak, ujian hadis hari ini tidak hanya hafalan, tapi juga pemahaman. Kerjakan dengan teliti, dan ingat bahwa setiap hadis yang kalian pelajari adalah panduan hidup."
Materi yang Diujikan:
1. Hafalan Hadis Tentang Menuntut Ilmu dan Akhlak
2. Pemahaman Makna Hadis
Liora membaca soal pertama dengan tenang: "Tuliskan dan jelaskan makna hadis berikut: 'مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ'."
Di buku jawabannya, Liora menulis:
"Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga. Hadis ini menunjukkan bahwa menuntut ilmu adalah ibadah yang sangat dianjurkan. Ilmu yang bermanfaat akan membawa kemudahan hidup di dunia dan akhirat."
Di sisi lain, Mika melafalkan hadis tersebut pelan-pelan sambil mengingat catatannya. Setelah berhasil menulisnya, ia tersenyum puas.
"Bagus, Mika," kata Ustazah Laila yang berjalan memantau ujian. "Hafalanmu semakin baik. Terus latih ingatanmu, ya."
"Siap, Ustazah!" jawab Mika dengan penuh semangat.
---
Ujian Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Setelah istirahat singkat, ujian SKI dimulai. Kali ini, Pak Arif masuk kelas membawa soal ujian yang tebal.
"Anak-anak, ujian hari ini akan menguji pemahaman kalian tentang sejarah Nabi Muhammad SAW dan perkembangan Islam di masa Khulafaur Rasyidin. Jangan hanya menghafal, tapi pahami maknanya," jelas Pak Arif.
Materi yang Diujikan:
1. Perjuangan Nabi Muhammad SAW di Mekkah dan Madinah.
2. Peran Khulafaur Rasyidin dalam penyebaran Islam.
3. Perkembangan ilmu pengetahuan di zaman keemasan Islam.
Soal pertama: "Sebutkan strategi Rasulullah SAW dalam menyebarkan Islam di Madinah."
Liora menjawab dengan rinci:
1. Membangun Masjid Quba sebagai pusat kegiatan ibadah dan pendidikan.
2. Mempererat persaudaraan antara Muhajirin dan Anshar (Ukhuwwah Islamiyyah).
3. Menyusun Piagam Madinah untuk membangun kehidupan yang damai antar umat beragama.
Mika, yang biasanya agak bingung dengan materi sejarah, kali ini tampak serius. Ia mengingat pelajaran Pak Arif yang sering menggunakan peta dan gambar ilustrasi. "Oh, waktu itu Rasulullah buat persaudaraan Muhajirin sama Anshar," gumamnya sambil menulis jawabannya.
Pak Arif berkeliling kelas sambil sesekali membaca jawaban siswa. "Bagus sekali, Liora. Jawabanmu lengkap. Mika, sudah lebih baik. Jangan lupa tambahkan poin penting lainnya."
---
Ujian Bahasa Inggris
Setelah istirahat kedua, ujian Bahasa Inggris dimulai. Bu Rini memasuki kelas dengan lembar soal di tangannya.
"Anak-anak, ujian hari ini mencakup pemahaman teks bacaan dan menulis kalimat sederhana. Kerjakan dengan hati-hati dan percaya diri," ujar Bu Rini dengan logat Bahasa Inggris yang jelas.
Materi yang Diujikan:
1. Reading Comprehension (pemahaman bacaan sederhana).
2. Writing (menulis deskripsi singkat).
Liora membaca soal bacaan tentang sekolah. Salah satu pertanyaannya berbunyi: "What facilities are in the school?"
Ia menulis jawabannya dengan cepat:
"The school has classrooms, a library, a laboratory, and a beautiful garden."
Soal menulis meminta siswa mendeskripsikan "My Best Friend". Liora menulis:
"My best friend is Rani. She is kind, smart, and helpful. She always helps me study and makes me laugh. We like to read books together in the library."
Mika menulis kalimatnya sambil tersenyum puas:
"My best friend is Liora. She is smart and good at math. She always helps me to understand difficult lessons."
Bu Rini yang melihat jawaban Mika tersenyum. "Good job, Mika. Your sentences are simple but clear. Practice will make you even better."
"Terima kasih, Bu!" jawab Mika dengan semangat.
---
Saat bel tanda ujian selesai berbunyi, siswa-siswa keluar kelas dengan wajah lega. Mereka berkumpul di halaman, duduk di bawah pohon besar seperti hari-hari sebelumnya.
"Alhamdulillah, ujian hari ini lancar," kata Liora sambil menutup buku kecilnya.
"Hadis tadi bikin deg-degan, tapi ternyata aku hafal!" ujar Mika sambil tersenyum lebar.
Rani menimpali, "Ujian Bahasa Inggris tadi seru ya. Kita jadi bisa menulis tentang teman-teman kita."
"Benar, Ran," jawab Liora. "Rasanya tidak terasa sudah tiga hari ujian. Semua materi yang kita pelajari ternyata menyenangkan kalau kita serius dan diniatkan untuk ibadah."
Mika mengangguk setuju. "Ternyata belajar itu nggak bikin pusing kalau niatnya benar. Aku jadi sadar, ilmu yang kita pelajari itu bermanfaat buat dunia dan akhirat."
Dengan langkah ringan, mereka bertiga berjalan menuju gerbang sekolah.