webnovel

Bab 6: Pertarungan di Sungai Beku

Langit senja mulai memudar menjadi kelam, sementara angin dingin perlahan merayap melalui celah-celah pepohonan di sekitar sungai. Cahaya matahari yang tersisa memantul di atas permukaan air yang sebagian besar masih mengalir deras, kecuali bagian yang telah dibekukan oleh kekuatan Lily. Sungai itu memisahkan hutan yang rapat dengan bukit-bukit di seberang, menciptakan batas alami yang sering kali menjadi medan tempur tak terduga. Di sisi sungai, pepohonan tinggi dan semak-semak lebat bergoyang pelan, seolah berbisik mengikuti aliran angin.

Raka dan Lily berdiri di atas permukaan es, kaki mereka menyentuh lapisan beku yang baru saja diciptakan Lily. Mereka sudah bersiap untuk menyebrangi sungai, tetapi kini mereka terhenti oleh kemunculan dua sosok misterius di belakang mereka. Udara di sekitar mulai terasa lebih dingin, bukan hanya karena es, tetapi juga karena ketegangan yang mengalir di antara mereka berempat.

Dua sosok yang tiba-tiba muncul tidak tampak mengancam pada pandangan pertama, tetapi mata mereka yang tajam dan pakaian mereka yang khas mengisyaratkan bahwa mereka bukan orang sembarangan. Di sisi kiri, berdiri pria dengan tubuh tinggi dan kokoh, dan rambut hitamnya terjuntai ke belakang dengan rambut putih di poni kiri dan kanannya. Dia memegang senjata mirip jangkar kapal besar yang menggantung di bahunya dengan sikap yang santai, namun jelas berbahaya. Di sebelah kanannya, seorang wanita berambut panjang berwarna perak, membawa tombak panjang yang ujungnya berkilauan dengan air yang bergerak mengikuti kehendaknya. Keduanya berdiri dengan tenang, seolah menanti respons dari Raka dan Lily.

Suara gemericik air di sekitar mereka menjadi satu-satunya suara yang terdengar, sementara dunia di sekitar mereka terasa membeku bersama es di bawah kaki mereka.

"Aku Thalassius Vaengli," ucap pria jangkar itu dengan suara berat.

"Dan ini Selene Carchari," lanjutnya sambil melirik ke arah wanita di sampingnya.

Mereka memperkenalkan diri tanpa ragu, menambahkan nama keluarga mereka yang segera dikenali oleh Raka dan Lily sebagai keluarga bangsawan dari ras Nerithian—makhluk laut dari negara Northern Tribe.

Lily dan Raka saling melirik penuh kewaspadaan, mengetahui betul bahwa mereka tidak berhadapan dengan musuh sembarangan. Keduanya berasal dari keluarga yang terkenal dengan kekuatan besar dan reputasi sebagai prajurit laut yang tangguh.

"Kami hanya ingin ikut menyeberang," lanjut Selene dengan nada netral, meskipun sikapnya menunjukkan bahwa dia siap bertarung kapan saja. Raka dan Lily masih menatap mereka dengan penuh kecurigaan.

Thalassius mendesah pelan, lalu menoleh kepada Selene.

"Mereka sepertinya tidak percaya ," gumamnya.

Selene hanya mengangkat bahu, seolah mengatakan, "sepertinya begitu!"

"Aku rasa tak ada pilihan lain," ucap Thalassius dengan nada berat, sebelum melesat maju menuju Lily, mengayunkan jangkar besarnya dengan cepat.

Lily yang sudah siaga sejak awal segera bersiap untuk bertahan, tapi sebelum jangkar besar itu bisa mendekatinya, salah satu Gear milik Raka melesat dengan kecepatan tinggi, menghantam jangkar Thalassius. Benturan keras terdengar ketika jangkar dan Gear saling bertemu, memaksa Thalassius untuk mundur beberapa langkah.

"Oh, tidak buruk," ujar Thalassius dengan nada kagum, namun senyum licik di wajahnya menunjukkan bahwa dia belum mengeluarkan seluruh kekuatannya.

Lily, yang sudah bersiap mengeluarkan sihirnya, segera memanggil energi dingin di sekitarnya. Dia melayangkan tangannya ke depan, mencoba membekukan kaki Thalassius. Namun, dengan kecepatan yang tak terduga, Thalassius langsung mundur, menghindari lapisan es yang dengan cepat menjalar di tanah tempat ia berdiri.

"Sepertinya kau terlalu gegabah," kata Selene dengan nada tajam, suaranya tenang namun memancarkan kekuatan yang tidak bisa diabaikan. Dia berdiri dengan tombaknya, tampak tidak terganggu oleh situasi yang baru saja terjadi.

Thalassius tertawa kecil. "Baiklah, aku salah," jawabnya, mengakui kesalahannya tanpa merasa terancam.

"Sekarang, bantu aku," lanjutnya dengan nada yang lebih serius.

Selene hanya mengangguk singkat sebelum melangkah maju, tombaknya menyala dengan energi air yang mulai mengalir di sepanjang batang senjatanya. Thalassius melirik ke arah Raka dan Lily, matanya penuh dengan antusiasme.

"Ayo kita mulai pertarungan dua lawan dua ini," serunya dengan penuh semangat.

Raka hanya bisa bergumam dalam hati, "Sial."

Thalassius kembali melesat dengan kecepatan luar biasa, kali ini gerakannya lebih agresif. Raka dengan sigap meluncurkan dua Gearnya sekaligus—satu diarahkan ke Thalassius dan yang lain ke Selene, berusaha membuat keduanya sibuk. Namun, dengan gerakan yang lincah, Thalassius berputar, menggunakan jangkar kapal besarnya untuk menangkis kedua Gear itu dengan satu ayunan memutar.

"Mustahil," Raka bergumam, tak percaya bahwa senjata sebesar itu bisa digunakan dengan kecepatan dan ketepatan seperti itu.

Sementara itu, Lily tak mau kalah. Melihat Thalassius sibuk menangkis serangan Raka, dia meluncurkan tombak es ke arahnya. Tapi sebelum tombak itu bisa mencapai sasarannya, Selene sudah bergerak, menangkis serangan dengan tombak panjang yang kini dilapisi air. Serangan Lily pun buyar, membuatnya mendengus kesal.

"Dia cepat," pikir Lily.

Raka kemudian memanggil dua Gear tambahan yang terbuat dari baja biasa dari dua gulungan di kantong nya.

"Ini mungkin tidak sekuat Andamatium, tapi setidaknya masih bisa dipakai," katanya kepada dirinya sendiri. Dengan empat Gear sekarang di tangannya, dia melancarkan serangan bertubi-tubi ke arah Thalassius, mencoba menahannya dan menjaga jarak.

Namun, Selene tak tinggal diam. Menggunakan kombinasi sihir air dan listrik, dia melancarkan serangan ke arah Raka. Air itu membentuk gelombang yang siap menyambar, tapi sebelum bisa mendekat, serangan itu membeku di tengah jalan, terkena efek Cryokinesis milik Lily.

Pertarungan terus berlangsung dengan intensitas yang semakin tinggi. Kedua pihak tampak seimbang, meskipun serangan demi serangan saling dihentikan atau dihindari. Namun, Thalassius mulai memperhatikan bahwa kontrol Raka terhadap Gearnya mulai menurun. Setiap serangan semakin melambat, dan pada satu momen, keempat Gear milik Raka berhenti di udara, sebelum jatuh ke tanah.

Raka terhuyung, lalu jatuh terduduk. Hidungnya mulai mengeluarkan darah—tanda yang jelas dari **Magic overload**, efek samping dari penggunaan sihir yang berlebihan. Thalassius, menyadari kesempatan ini, langsung melesat maju, jangkar besarnya siap untuk menebas Raka.

Lily berteriak panik, "Raka! Awas!"

Di dalam hatinya, Lily sadar bahwa mereka tak punya banyak pilihan lagi. Jika ingin menang, mereka harus melakukan sesuatu yang drastis. Dia bersiap mengucapkan mantra yang mungkin bisa menyelamatkan mereka.

"Si..." Lily mulai bersuara, tapi sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, Raka tiba-tiba berteriak dengan suara yang penuh tekad,

"SINKRON!"

Di dalam pikirannya, Raka memilih salah satu kemampuan variasi yang tersimpan dalam dirinya: [Extra Power] > [Divine Magnet].

Tepat saat Thalassius akan mendekat, tubuhnya tiba-tiba terhempas ke belakang seolah ditarik oleh kekuatan tak terlihat. Selene, yang sedang fokus pada serangannya, segera berlari ke arah Thalassius, bertanya dengan cemas,

"Apa kau baik-baik saja?"

Lily, yang melihat perubahan drastis pada Raka, menatapnya dengan pandangan yang penuh kekaguman dan, secara tak terduga, kerinduan. Di dalam hatinya, dia berbisik pelan, "T-Tuan Eka?"

Raka bangkit dari tempatnya duduk, wajahnya penuh dengan tekad baru. Dia mengangkat keempat Gear miliknya ke udara tanpa menyentuhnya, mengendalikan mereka dengan kekuatan magnetis barunya. Senyumnya penuh percaya diri ketika dia berkata,

"Ayo mulai ronde kedua."

Thalassius dan Selene kini mulai waspada. Mereka sadar bahwa sesuatu dalam diri Raka telah berubah, dan perubahan itu mungkin akan menentukan nasib pertarungan ini.

Chapitre suivant