Saat mata Wan Sifan jatuh pada wajah pucatnya yang tanpa darah, hatinya terasa sangat sakit, seolah telah kehilangan bagian terpenting dari jiwanya. Dia merangkak mendekat dan memeluk tubuhnya yang berdarah dan lebam.
"Bangun... Kamu tidak boleh mati…"
Wan Sifan berbisik gemetar dan mengguncang tubuhnya, tapi tubuh Liang Jiaying perlahan berubah menjadi partikel emas. Melihat ini, Wan Sifan panik. Dia secara gila-gilaan mencoba mengumpulkan partikel emas tersebut, namun itu semua sia-sia.
Segera, tubuh Liang Jiaying menghilang, dan partikel emas itu terbang pergi. Wan Sifan hanya bisa menatap kosong pada partikel emas itu, dengan air mata membasahi wajahnya. Dia merasakan angin sepoi-sepoi menerpa pipinya seakan mencoba menghapus air matanya, tubuh Wan Sifan membeku.
"Jangan menangis…" Suara lembut datang bersama angin dan menyentuh telinganya. Suara itu sangat samar, seolah datang dari tempat yang jauh, dan akan menghilang seiring tiupan angin.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com