"Ahem..." Xie Jiuhan tersedak. Dia mengangkat kepalanya dan melihat Feng Qing tersenyum licik.
"Menurutmu siapa yang akan menang jika aku bandingkan diriku dengan Dewa Mobil saat itu?"
Feng Qing menjawab tanpa ragu, "Tentu saja kamu! Lagipula, Dewa Mobil dari bertahun-tahun yang lalu sudah tua..."
Xie Jiuhan: "..."
"Ayo pulang."
Feng Qing protes, "Jam berapa ini? Aku belum puas bermain."
Xie Jiuhan tidak menjawab dan hanya memakaikan helm pada Feng Qing.
...
Keesokan harinya, ketika Feng Qing hendak pulang ke rumah setelah sekolah, suara Gu Qingye terdengar dari kejauhan. "Feng Qing, tunggu sebentar. Bisakah kamu datang dengan saya ke rumah saya?" Gu Qingye meminta Feng Qing dengan napas yang tak stabil.
"Ada apa?" Feng Qing bertanya.
Mata Gu Qingye menggelap. "Baru saja saya menerima telepon dari pelayan. Kakek saya kembali batuk darah."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com