webnovel

Mengikat Bibir Manis-III

Kepala Elise membentur pintu kaca dengan lembut saat bibir Ian berpisah dari bibirnya. Elise belum pernah memanggil Tuan Ian hanya dengan sebutan Ian. Itu bukan perubahan yang besar karena dia hanya menghilangkan satu kata tapi dampaknya bisa dirasakan hingga ke ujung rambutnya.

"Berapa lama kamu ingin terus menjadi pembantu?" tanya Ian kepadanya, ucapannya terdengar manis di telinganya. Elise tidak tahu bagaimana ia harus menjawabnya dan Ian berkata, "Tidak, biar itu urusanku, aku akan menciptakan kesempatan dan hasil terbaik untukmu," Ian menarik jari yang telah digigitnya dan Elise menonton senyumannya yang mempesona.

Elise tidak tahu apakah ia sedang beruntung hari ini. Ia belum mencium Ian tapi juga telah mendapat janjinya dimana ia ingin menikahinya. Mengenal Ian, ia tidak akan berbohong kepadanya atau mengingkari kata-katanya. "Bisakah aku bertanya sesuatu, I-Ian?" tanya Elise dan Ian tampak senang mendengarnya memanggil dengan namanya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant