```
Andai saja aku bisa.
Jennifer Lopez tidak akan pernah ingin melihat foto itu lagi seumur hidupnya.
"Urgh~"
Secara tiba-tiba dia berbalik, menekan tangannya ke dinding, tidak bisa menahan diri untuk muntah berlebihan.
Setelah mengalami rasa sakit kehilangan anak, dia sekali lagi mendapat pukulan seperti itu, seolah semangatnya telah runtuh.
Wajah pucatnya, tertulis kesedihan dan kelelahan.
"Beri... pemakaman yang... megah..."
Jennifer Lopez ambruk lemas di sofa, pandangannya hampa tak terukur.
"Apakah kita..."
Pejuang Bayangan mengerutkan dahi, bertanya sekali lagi, "Apakah kita harus memberitahu Tuan Warm?"
"Bilang padanya,"
Jennifer Lopez melambaikan tangannya lemah dan berkata, "Saya memikul tanggung jawab besar atas ini. Natanael Warm harus diberitahu."
Ketika dia mengatakan ini, tangannya mencengkeram erat kulit sofa, keseluruhannya seakan runtuh.
"Aku masih, bagaimanapun juga, meremehkannya!"
"Ya!"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com