Alur Cerita:
Seiring berita pengumuman bahwa seluruh anggota kepolisian diberi liburan selama 3 tahun, suasana di akademi dan di kalangan polisi menjadi penuh kegembiraan. Kaito, meskipun senang dengan liburan, merasa ingin menghabiskan waktu untuk merenung di taman.
Di sore hari yang tenang, Kaito memutuskan untuk jogging di taman untuk melepaskan stres. Setelah berlari, dia duduk sendirian sambil minum air. Dari kejauhan, Mei melihat Kaito yang kelelahan dan menyamperinya.
Mei: "Hei, Kaito-kun, apa kabar?"
Kaito: "Hai, Mei. Sedang menikmati udara segar setelah jogging."
Mei kemudian duduk bersama Kaito, dan mereka mulai berbicara tentang kehidupan masing-masing. Kaito menceritakan masa kecilnya yang penuh tantangan, sementara Mei memiliki kenangan bahagia dari masa kecilnya. Mei merasa kasihan dan khawatir mendengar pengalaman kelam Kaito.
Mei: "Kaito-kun, kamu sangat kuat. Aku mengagumi tekadmu."
Mereka terus mengobrol hingga matahari mulai terbenam. Mei, yang selama obrolan itu terus menahan perasaan sukanya, akhirnya memutuskan untuk pamitan.
Mei: "Aku harus pulang, Kaito-kun. Sampai jumpa lain waktu."
Mei melangkah pergi sambil terus memikirkan Kaito. Kaito, duduk sendirian di taman yang tenang, membiarkan pikirannya melayang.
Percakapan:
Kaito setelah jogging: Kaito: "Ah, segera duduk sejenak. Udara taman ini begitu menyegarkan."
Mei datang menyapa: Mei: "Hai, Kaito-kun. Bolehkah aku bergabung?"
Kaito setuju dan mereka duduk bersama: Kaito: "Tentu, Mei. Bagaimana hari mu?"
Mereka berbicara tentang kehidupan masing-masing: Mei: "Kamu begitu kuat, Kaito-kun. Aku terkesan dengan kegigihanmu."
Mei merasa kasihan mendengar pengalaman kelam Kaito: Mei: "Aku merasa sangat kasihan dan khawatir mendengar kisahmu."
Mereka terus mengobrol hingga matahari terbenam: Kaito: "Terima kasih, Mei. Ini benar-benar melegakan bisa berbicara denganmu."
Mei berpamitan saat matahari terbenam: Mei: "Aku harus pulang sekarang, Kaito-kun. Sampai jumpa."
Mei pergi sambil terus memikirkan Kaito: Mei: (berpikir) "Dia benar-benar luar biasa... dan hatinya begitu kuat."
Ekspresi Karakter: Kaito menunjukkan ekspresi rasa tenang dan pikiran yang terbuka saat berbicara dengan Mei. Mei, meskipun menahan perasaannya, tetap menunjukkan kepedulian dan rasa simpati terhadap Kaito. Ekspresi Mei mencerminkan perasaan campuran antara simpati dan rasa sukacita atas kekuatan Kaito.