webnovel

Chapter 36 Natsumi Si Penyihir Kecil

Keesokan harinya setelah kejadian mengecilnya para Spirits serta Origami, akhirnya Shido beserta dirinya harus mengurus mereka semua berdua.

"silakan cemilannya sebelum makan siang" ujar Oberon yang meletakan piring diatas meja ruang tamu"

Disini Oberon baru saja memasakan mereka sebuah biskuit coklat dengan porsi yang sangat banyak, jika seandainya mereka rebutan karena biskuitnya tidak cukup

"huhh... Kelar juga" ujarnya yang meletakkan apron diatas kursi

"terima kasih ya, aku jadi terbantu" ucap shido

Ia merasa berterimakasih karena dengan kehadirannya, ia jadi tidak begitu pusing mengurus mereka semua.

"ya santai saja. Aku sudah terbiasa mengurus adik adikku dipanti asuhan, jadi kalau seandainya mereka rewel aku bisa mengatasinya" jawab shido.

Demi mengantisipasi, ia berbicara kepada mereka yang masih menikmati manisan buatannya

"dengar ya semuanya. Selama tubuh kalian mengecil seperti ini tetaplah dirumah, jangan pernah kalian pergi ke sekolah, akan sulit dijelaskan nanti kepada mereka dikelas. Semuanya paham? "

Setelah mengucapkannya, ia justru dihiraukan oleh mereka yang masih memakan makanan.

Dirinya terpaksa harus memakai sifat galaknya dihadapan mereka semua agar menurut apa yang dikatakan dirinya

"KALIAN SEMUA PAHAM TIDAK!! " bentak Oberon

Mendengar suara Oberon seperti menggelegar ditelinga mereka, membuatnya terdiam dan menundukkan kepala.

"pa-- paham..." ucap mereka semua.

Kemudian pintu rumah terdengar dan terlihat Reine yang datang dengan pakaian olahraga lengan panjang.

"sepertinya kalian bisa menanganinya ya? " tanya Reine

Oberon segera menyambutnya dengan menyediakan segelas kopi hangat serta biskuit diatas meja makan.

"imutnya ya" ujar Reine yang memperhatikan yang lain sedang memakan biskuitnya.

"jadi bagaimana tentang pencarian Natsumi? " tanya Shido yang menatap serius Reine dihadapannya

Kini mereka bertiga duduk dikursi sembari membicarakan tentang lokasi Natsumi saat ini. Karena jika dibiarkan terus mereka bisa saja akan terus ditubuh kecilnya.

"sayang sekali, kami sudah memperluas pelacakan tetapi tidak terdeteksi reaksi spirits sama sekali. Jika kami menemukannya pasti akan kuberitahu" jawabnya.

'ya wajar saja tidak ketemu, Spirits pengecut begitu bersembunyi didimensi miliknya' dalam hati Oberon.

Oberon pun segera berdiri dan memiliki niatan untuk pergi menghubungi seseorang.

"kalau begitu aku pergi dulu mau mencari angin segar" ujarnya.

Reine dan Shido memperhatikan dirinya sampai keluar dari ruang tamu dan pergi meninggalkan rumah.

***

Kini Oberon sudah berada ditaman dan sedang duduk disebuah ayunan. Karena ini hari libur, jadi cukup banyak anak anak serta beberapa orangtua mereka datang kesini.

Oberon mengambil sebuah ponselnya lalu menelepon seseorang mengenai informasi yang baru saja ia dapatkan.

"hallo Westcott apakah kau sudah tiba dijepang hari ini? " tanyanya

Sedangkan itu westcott masih berada dikantornya seorang diri.

"masih ada beberapa hal yang masih diurus disini, jadi bagaimana tentang sekolamu disana? Kudengar dengar ada Spirits yang bernama Witch menyerang disana'kan? " tanyanya sembari menatap layar laptopnya.

Seperti dugaannya, DEM pasti selalu mendapatkan informasi dari AST karena kerja sama mereka dalam membunuh Spirits.

"ya tentu bahkan aku berada dikejadian saat itu. Maaf ya jika aku lupa memberitahukannya soal itu" jawab Oberon sembari menatap langit cerah berwarna biru

"tak masalah, jadi apa informasinya hari ini?" sembari menopang dagunya

"sisi baiknya Ratatoskr tidak bisa melacak Spirits itu karena dia selalu berpindah pindah dengan kemampuan dimensinya. Apakah kau akan menugaskan wanita itu? " ucapnya dengan nada yang begitu santai

"tak biasanya kau sopan kepada Ellen, apa karena katanamu yang sekarang dipegang olehnya"

Oberon menerima pernyataan tersebut, ditambah lagi ia belum mencoba kekuatannya sama sekali semenjak ia membuatnya dengan cara yang cukup unik.

"aku tidak bisa membantahnya, tapi ya tentu saja. Soal Project Goetia bagaimana? Apa ada perkembangan? " tanyanya

Melihat Goetia terakhir kali, Westcott hanya bisa menebak-nebak saja jika project tersebut belum dilakukan uji coba sama sekali, karena membutuhkan seorang Wizard yang memiliki kapasitas Mana yang cukup banyak untuk dapat mengeluarkan potensi maksimal dari Goetia.

"mungkin sekitar 2-3 minggu lagi, apalagi kita baru saja memulai penyerangan kepada Ratatoskr"

"hmm- aku setuju, oh ya sebaiknya kalian bawa saja Katanaku itu saat kalian berdua sampai dijepang. Dan juga kurasa aku akan menugaskan seseorang yang cukup kompeten dalam membantu tugas kita kali ini" ucap Oberon dengan senyum sinis

Dirinya tidak merasa terkejut sama sekali tentang orang yang dimaksud oleh Oberon karena dia memiliki potensi yang cukup tinggi antara pasukan AST yang sekarang ini, meskipun hak izin AST dicabut untuk sementara waktu karena cukup banyak melakukan pelanggaran.

"ah-- gadis itu ya, kurasa itu pilihan yang tepat untuk membantu Ellen dalam misinya nanti. Kau tidak keberatan jika Artemisia tidak kutugaskan untuk sementara waktu bukan? " tanya Westcott

Oberon tidak pikir panjang sama sekali tentang hal tersebut dan menyetujuinya

"tak masalah, lagipula orang itu lebih cocok dalam misinya kali ini karena dia sudah lama mengenal kota ini. Titipkan salamku pada dia, mungkin aku akan mengajak jalan jalan disini saat waktuku luang" ujarnya yang berdiri dari atas ayunan

Westcott pun tersenyum tipis sesaat ketika mendengar kalimat terakhir yang dikatakan oleh Oberon meskipun tatapannya masih begitu dingin

"kupikir anak ini tidak begitu tertarik dengan percintaan, ternyata aku salah".

Westcott segera menutup layar laptopnya dan segera pergi dari dalam ruangan kantor untuk melakukan persiapan untuk ke jepang malam ini bersama sekretarisnya Ellen.

"ya setidaknya aku sudah menjalankan tugasku sekarang hanya tinggal aksinya saja" memasukan ponselnya kedalam kantung celana.

Karena masih ramai taman, ia memutuskan untuk menetap disana sampai sore hari karena meskipun tidak ada dirinya dirumah, Reine masih berada disana bersama Shido jadi Oberon bisa bersantai-santai sembari memikirkan rencana kedepannya, bukan sebagai karakter pendukung tetapi tentang jati dirinya didunia Date A Live sekarang.

***

Keesokan harinya dihari senin, Shido beserta Oberon masuk kedalam kelas seperti biasanya dan semuanya kembali normal semenjak peristiwa Natsumi terakhir kali. Karena dirinya sudah memberitahukan yang lain agar tidak ke sekolah jadi event mereka disekolah tidak ada, kecuali rumah kediaman mereka yang diubah menjadi patung kucing cina yang biasanya ada ditoko-toko emas ataupun perhiasan.

Mendengar kejadian tersebut dari Kotori, Shido dan Oberon izin pulang lebih awal untuk mengecek keadaan disana.

Saat sampai ekspresi Oberon begitu tenang menatap tempat yang ia tinggali berubah menjadi patung kucing cina.

"ini jualan perhiasan kayak emas laku nih didepan rumah" ujarnya yang meletakkan kedua tanganya dibelakang kepala.

Semua Spirits serta Origami berada didepan rumah melihat perubahan pada rumahnya.

"dia benar benar melakukannya" ucap Kotori dengan nada anak kecilnya.

Sementara itu Natsumi berada diatas apartemen para Spirits melihat Shido serta kawan kawannya didepan rumah.

"fufu~ baiklah kalau begitu apa yang selanjutnya harus kumainkan" ucapnya dengan ekspresi senang diwajahnya

Disuatu belahan dunia eropa, tepatnya Inggris semua ketua staff sedang melalukam rapat yang dipimpin oleh Mudrock. Karena sifatnya yang begitu jengkel kepada Westcott ia langsung menggeprak meja dengan kuat

Brak!!

"kita tidak bisa diam saja! Mau sampai kapan kita biarkan Westcott bertindak seenaknya--! " teriak mudrock.

"percuma saja, tidak ada yang bisa kita perbuat sekarang. Kalau kita menentang kau tau sendiri akibatnya'kan? Dia itu berbeda, justru kitalah yang bodoh " jawab salah staff disamping mudrock

Meskipun begitu Mudrock menolak pernyataan tersebut meskipun apa yang dikatakan diakhir memang benar

"meski begitu...! Harusnya dia menerima hukuman yang setimpal" ujarnya

"hmm... Hukuman ya, memangnya apa yang sudah kau rencanakan? " tanyanya kembali kepada Mudrock

"kalau tidak salah, sekarang Westcott sudah berada dijepangkan?"

"lalu kenapa? " tanyanya kembali.

Seketika suasananya hening kembali dan kemudian orang yang berbicara kepada Mudrock pun berdiri dan menatapi pemandangan berupa awan dibalik jendela.

"mr. Simpson, sekarang ini apakah anda tahu berapa satelit DEM yang mengorbit sekarang ini? " tanya Mudrock

Karena mendadak ditanyakan seperti itu Simpson sama sekali tidak mengetahuinya ditambah dirinya tak pernah sama sekali mengurusi soal satelit

"tidak" ujarnya yang berbalik kepada Mudrock yang sedang duduk dikursinya

"jawabannya 23. 8 diantara dalam kondisi siap dibuang" jawabnya.

Disini ia tidak mengerti sekali apa maksud dari Mudrock yang secara tiba tiba menanyakan soal satelit.

"tunggu, aku tidak mengerti apa maksudmu. Sebenarnya apa hubungannya---" Simpson baru menyadari sesuatu tentang apa yang dimaksud oleh Mudrock saat ini

"oh Mudrock! Jangan-jangan kau--!"

"ya, kita buang saja sampahnya" seruannya.

Sementara itu Oberon sedang dalam mode Jester berada diapartemen yang ditinggali Ellen dan juga Westcott.

"apa kau bawa pesananku? " tanyanya dengan nada yang begitu dingin

"tentu, sudah kusiapkan sejak kami tiba" balas Westcott.

Ketika masuk ia tidak melihat Ellen sama sekali yang menandakan jika ia sedang menjalani tugasnya.

"baguslah jika dia tidak ada, aku tidak mau dia menanyakan apapun soal katana ini" Jester yang sedang mengambil Katana yang dibungkus oleh sebuah kain berwarna biru gelap.

"tak usah khawatir, untuk soal itu kakakmu pun sudah memperingatkannya" jawabnya dengan tatapan dingin seperti biasa

Karena Jessica sudah memberitahukan, ia jadi tak perlu repot-repot lagi untuk menghindari pertanyaan dari nenek tua itu.

"ya bagus, kalau begitu aku akan merekrut orang itu. Kau sudah mengirim para suruhanmu untuk mengejar dia bukan? " tanyanya

"ya tentu saja, sisanya kuserahkan padamu Jester" balasnya dengan senyuman sinis

Westcott begitu mengenal dengan sifat Jester yang seorang eksekutor, jadi ia sudah bisa menebak apa yang akan dilakukan olehnya kepada orang orang yang telah ia suruh.

" semoga menikmatinya ya"

Tanpa sepatah kata pun Jester segera menuju pintu keluar dan pergi dari apartemen yang ditinggali oleh mereka berdua.

'sejujurnya aku benar benar malas sekali berurusan dengan Natsumi jadi untuk 2 atau 3 hari kedepan aku memutuskan untuk menjadi Jester saja.' ucap dalam hatinya sembari berjalan melirik beberapa pintu apartemen

Ketika dirinya masuk menaiki hotel untuk turun ke lantai bawah ia baru teringat jika Oberon belum memeriksa Nia sama sekali dilaboratorium DEM yang terletak di Amerika Selatan.

'oh ya kabar spirits itu bagaimana ya? Aku harus memastikan canon event kepada Spirits itu harus benar benar terjadi, demi dapat merebut kekuatan raja iblis Beelzebub.' ucap dalam hatinya.

Sementara itu Origami sedang beristirahat diapartement miliknya karena efek sihir dari Natsumi telah menghilang.

Ketika dirinya sedang berbaring diatas ranjang, terdenger ponselnya berbunyi diatas laci. Jadi ia segera bangun dan menjawab panggilan dari ponsel

"ya"

Seketika ia terkejut setelah mendengarnya

" Dihukum? Aku? Apa maksudnya? "

Ia menerima panggilan dari atasannya tentang hukuman untuk Origami yang sebelumnya itu adalah hak bertugasnya dicabut untuk sementara tapi kali ini dirinya dihukum dan akan segera ditahan oleh pihak AST meskipun dirinya tak mengerti sama sekali alasannya.

Ia segera mengintip di balik pintu kaca dan terlihat pria memakai jas dan kacamata hitam dengan sebuah pistol ditangannya.

Origami yang sudah menyadarinya sebelum pria itu masuk ke dalam apartemennya, ia memutuskan untuk kabur melalui pintu rahasia yang disediakan ketika ada panggilan darurat.

Sementara itu Westcott sedang mengetik beberapa dokumen dilaptop, ia langsung menerima sebuah panggilan dari ponselnya.

Hanya dengan menerima panggilan tersebut ia pun langsung tersenyum tanpa mengatakan sepatah kata sekalipun, karena rencanannya mengutus beberapa orang berjalan dengan lancar.

***

Beberapa jam telah berlalu dan kini waktu sudah larut malam. Anjing melolong, suara beberapa serangga berbunyi dan cahaya lampu redup menyinari jalan yang begitu gelap.

Kini Jester sedang berjalan disebuah jembatan yang biasa dipakai oleh kendaraan yang berlalu lalang disana.

"harusnya ini tugas nenek tua itu. Tapi kurasa tak masalah, jika Artemisia yang terkirim jadi tidak seru'kan? "

Ia segera mengambil ponsel lalu menghubungi Origami dengan nomor yang berbeda

Sementara itu Origami sedang bersembunyi dibawah jembatan jalan yang berbeda dengan Jester. Karena sebuah nomor yang tak dikenal olehnya, ia memutuskan untuk menjawabnya karena siapa tau dirinya bisa tau alasannya mengapa tiba tiba ia dikejar.

"siapa? "

"yahhhh... Lama sekali tak jumpa ya sersan Origami" ucapnya dengan nada lega.

"suara ini? Jester apa maumu? "

"tahulah yah alasannya kenapa aku menelponmu" jawab Jester

Origami segera mengingat kejadian dibulan april, dimana ia pertama kali bertemu shido dimedan perang ketika melawan Tohka.

"hmm...! Aku tidak akan mau bekerja sama kepada organisasi yang ingin membunuh shido" jawabnya.

Ketika menelepon, terdengar suara dibelakangnya

"ketemu!! "

Origami segera lanjut lagi melarikan diri dari kejaran mereka, tetapi teleponnya blm di putus jadi ia memakai speaker agar bisa mendengarnya perkataan dari Jester.

"oh ayolah, kau pikir saat Tohka mengamuk bulan lalu Shido bertarung seorang diri? " ujar Jester.

Ketika dirinya masuk kedalam sebuah gang, ia terjebak dengan 3 orang didepan dan 2 orang sisanya dibelakang.

"tanpa senjata sama sekali melawan mereka sepertinya mustahil ya. Oh ya saat umurku 16 tahun aku menyaksikan begitu jelas kebakaran hebat dikota Tenguh, tak kusangka 3 distrik dibumi hanguskan. Jika kau mau menjadi bawahan D.E.M aku tidak akan keberatan menceritakan semuanya kepadamu. "

Dirinya begitu bimbang akan pilihan tersebut, disisi lain ia harus bekerja sama dengan organisasi yang ingin membunuh shido, tetapi disisi lain jika dirinya hanya diam saat dan tetapi disisi Spirits dan Shido ia tak akan bisa mengetahui fakta sebenarnya tentang kebakaran 5 tahun yang lalu.

"---baiklah aku terima"

Wuusshhhh

Jleebb!!--

Jester langsung menumbangkan 2 orang dengan terjun dari atas bangunan dan menusuknya seperti assassin creed tetapi menggunakan Azur Black Key.

"pilihan bijak--"

Ketika menghadap kedepan, topengnya sudah dipenuhi dengan bercak darah memberikan sebuah teror kepada mereka.

"lari!!--"

Jleb!!--

Dalam sekejap Azur Black Key yang tadi masih tertancap dileher lawan yang sudah dibunuh, kini sudah tertancap dalam mengenai otak mereka melalui dahi.

Jester segera mencabut Azur Black Key ditangan kirinya, lalu mengulurkan tangannya kepada Origami

"selamat datang di Industri D.E.M Tobiichi Origami, jalan menuju neraka telah menyambut dengan hangat"

-To be Continued-

Chapitre suivant