webnovel

BAB 27: Pengakuan Cinta

Sebenarnya transfer point memiliki celah, salah satunya adalah sidik jari.

Agar transfer point benar-benar dilakukan atas kesepakatan dua pihak, jadi sidik jari diperlukan untuk itu.

Dan untuk menghindari sidik jariku terdeteksi di ponsel Charles, aku menggunakan sarung tangan.

Banyak penjahat sering memakai sarung tangan untuk menghindari meninggalkan sidik jari, yang membuat penyelidikan kejahatan menjadi lebih sulit.

Meskipun sarung tangan berfungsi sebagai penutup pelindung sidik jari pemakainya, sarung tangan itu sendiri dapat meninggalkan cetakan yang terkadang unik seperti sidik jari manusia, sehingga mengkhianati pemakainya.

Setelah mengumpulkan cetakan sarung tangan, penegak hukum kemudian dapat mencocokkannya dengan sarung tangan yang telah mereka kumpulkan sebagai bukti serta cetakan sarung tangan yang diambil dari TKP lainnya.

Jadi kesimpulannya, menggunakan sarung tangan untuk menghilangkan jejak yang kuat seperti sidik jari tidak sepenuhnya efektif.

Tapi semuanya kembali lagi kepada si pemakai, jika dia bisa memanfaatkannya dengan baik, maka sudah dipastikan bahwa sarung tangan akan menjadi sesuatu yang mengerikan.

"Kau tidak ingin menyerang ku lagi?"

Aku bertanya pada Charles yang benar-benar terlihat pasrah.

Dia hanya tertunduk dan tatapannya sepenuhnya menatap ke bawah.

"Tidak, itu mustahil. Serangan apapun yang kulakukan tidak akan bisa mengenai mu, jadi aku tidak ingin melakukan apapun sekarang."

"Begitu ya? Tapi kau harus melakukan satu hal sekarang."

"Apa itu?"

"Jika kau tidak ingin dikeluarkan, kau harus meminta maaf pada Fisa dan berjanji untuk tidak mengganggunya lagi. Jika kau melakukannya, aku juga akan mengembalikan semua point yang kau punya."

"..."

Charles terdiam untuk sesaat, sebelum dia mulai bicara lagi.

"Begini Satomi, kau tahu? Aku selalu memandang rendah orang lain dan karena itulah aku menyebut Fisa sebagai objek sempurna ku. Tidak hanya itu, aku juga terpesona dengan kecantikannya dan ingin menjadikannya sebagai milikku seorang. Aku merasa perbuatanku ini tidak salah dan terus membuat Fisa merasa takut dan tidak nyaman saat bersamaku. Tapi sekarang aku sadar, aku tidak akan bisa menang melawan mu dan Fisa lebih tertarik denganmu bahkan setelah kau menunjukkan kebodohan mu berulang kali."

Yah, aku mengerti.

Charles memang terobsesi dengan Fisa, dan kupikir dia hampir sama dengan si Harry.

Apakah orang yang sedang jatuh cinta memang semengerikan itu?

Mungkin jika aku tidak menahan diriku, maka aku juga akan bertindak sama seperti mereka.

Tapi untungnya, aku dapat menahan diriku dan terhindar dari semua itu.

"Ya, baiklah. Aku akan meminta maaf pada Fisa, aku juga akan berjanji untuk tidak mengganggunya lagi bahkan membuatnya merasa tidak nyaman."

"Itu hal bagus, kuharap kau benar-benar melakukannya."

"Kalian berdua, apa yang kalian lakukan disini?!"

Saat aku dan Charles sedang berdua saja ditempat yang sepi ini, tiba-tiba Fisa datang menghampiri kami berdua.

Aku benar-benar tidak menduga hal ini.

Mungkin aku harus menjelaskan situasinya pada Fisa sekarang.

Tapi belum sempat mendekati Fisa, Charles lebih dulu mendekat padanya.

Dia memaksakan dirinya untuk bangkit dan berjalan ke arah Fisa.

Charles tidak menunjukkan kesombongannya lagi, bahkan tubuhnya terlihat lemah seperti tidak bertenaga.

"Fisa Campbell, aku minta maaf atas perbuatan yang telah kulakukan dari dulu hingga sekarang!"

"Eh?!"

Sungguh mengejutkan, Charles menundukkan kepalanya pada Fisa.

Aku dapat mengetahui kalau dia melakukannya dengan serius dan tulus.

"Dan untuk Satomi, tolong jaga Fisa dengan baik!"

"Ya, akan kulakukan dengan senang hati."

"Umm ... baiklah, aku tidak akan mengganggu kalian lagi."

"..."

Aku cukup terkejut atas perubahan sikap Charles yang sangat drastis.

Biasanya dia sangat sombong, tapi sekarang dia hanya menunjukkan tubuhnya yang lemah tidak bertenaga.

"Terima kasih, Satomi. Aku merasa lega ketika berbicara denganmu. Sekarang aku tidak akan mengganggunya lagi, dia sudah mendapatkan orang yang lebih baik dariku. Ini adalah pilihan yang terbaik untuk menebus kesalahanku."

Belum sempat menjawab rasa terima kasihnya, Charles langsung pergi meninggalkan ku dan juga Fisa.

Tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan karena Charles telah berubah secara drastis dan menyadari kesalahannya.

Kemungkinan itu tidak terbatas, kurasa Charles bisa saja kembali melakukan sesuatu yang membuat Fisa ketakutan.

Tapi untuk sekarang, aku yakin kemungkinan itu tidak akan terjadi.

"Satomi, apa yang terjadi?"

"Masalah mu sudah selesai sekarang."

"Apa maksudnya?"

"Charles, dia tidak akan mengganggumu lagi dan untuk beberapa hari setelahnya, kau bisa melakukan apapun yang kau inginkan."

"Ke-kenapa kau? Apa yang kau lakukan padanya?"

Fisa masih terlihat bingung, dan tentu saja dia terus bertanya padaku.

"Aku tidak melakukan apapun."

"Pembohong!"

"Ya, aku memang pembohong."

"Ta-tapi, terima kasih atas apa yang sudah kau lakukan."

Pada akhirnya, Fisa menyerah pada rasa penasarannya itu dan memutuskan untuk berterimakasih padaku.

Yah, kurasa ini sudah saatnya.

"Fisa, apa kau ada kegiatan hari ini?"

"Tidak, kurasa tidak ada."

"Kalau begitu, bisa temui aku di taman saat sore hari nanti?"

"Emm ... ya, aku akan menemui mu."

"Terima kasih, Fisa. Sekarang aku pergi dulu, karena aku masih memiliki sesuatu yang harus kulakukan."

Selesai mengatakan itu, aku pun pergi meninggalkannya.

Sekarang, aku ingin mengembalikan ponsel Charles termasuk bagian point yang dimilikinya.

Kurasa dia masih belum berada jauh dari area H's Cafetaria.

Aku melihat sekeliling.

Dan benar saja, aku melihat Charles yang sedang terduduk di kursi pinggir jalan.

Kemudian aku pun mendekatinya.

"Ini, ponsel dan juga point mu."

"Hmm? Ya, terima kasih."

"Bersemangat lah! Jalanmu masih panjang hingga beberapa tahun kedepan!"

Melihat Charles yang seperti ini, aku hanya bisa menyemangatinya dan pergi setelahnya.

Setelah beberapa jam kemudian, waktu mulai menunjukkan sore hari.

Aku tidak ingin membuat Fisa menunggu, jadi aku datang lebih awal dan menunggunya sambil berbaring di rerumputan taman.

Rasanya, rerumputan taman ini agak berbeda dari sebelumnya.

Tidak seperti sebelumnya, aku merasakan sensasi yang agak kasar dari rumput ini.

Alasannya?

Aku juga tidak tahu, entah itu karena faktor musim atau karena aku sudah sangat nyaman tidur di paha Fisa.

"Kau datang lebih awal, ya."

Setelah menegurku, dia langsung duduk di sebelahku.

"Aku tidak bisa membuatmu terus menunggu."

Tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat dan akhirnya aku bertemu dengan Fisa, orang yang kuharapkan untuk menjawab beberapa pertanyaanku.

Jika kejadiannya terus berlangsung, aku akan memiliki beberapa pertanyaan tambahan.

Aku mencintai Fisa, kan?

Aku memandang Fisa sebagai lawan jenis, apakah itu benar?

Jika Fisa tidak bisa menjawab pertanyaan ku, apakah aku akan membuang dan menganggapnya tidak berguna?

Perasaan bisa berubah kapan saja, kemungkinan untuk aku mengkhianati Fisa atau Fisa yang mengkhianati ku akan tetap ada.

Waktu terus berjalan dan semuanya akan terjawab dengan jelas.

Pacaran?

Hal seperti apa itu?

Dari yang aku tahu, pacaran memiliki beberapa tahapan yang bisa naik tingkatan.

Pertama, pendekatan. Kedua, ciuman. Ketiga, ini adalah opsional dan tergantung pada masing-masing orang yang berpacaran, yaitu menjadi satu.

Tingkatan pacaran itu akan naik jika mereka lebih serius dalam hubungan yang akan dijalin, maksudku mereka akan menjalani pernikahan dan hidup bahagia bersama selamanya.

Pilihan opsional atau pilihan ketiga itu bisa dilakukan saat masih pacaran ataupun sudah menikah, karena itulah aku mengatakan kalau semuanya tergantung pada mereka.

"Satomi, kau terus menatapku. Ada apa?"

"Maaf, apa aku boleh memegang tanganmu?"

"Hah? Eh?! Kenapa mendadak? Yah, aku tidak keberatan sih."

"Tidak masalah jika kau tidak mau."

"Aku tidak bilang seperti itu. Sekarang, nih."

Fisa langsung menawarkan tangan kanannya padaku, lalu tanpa pikir panjang aku menerimanya.

Sekarang, kedua tangan kami saling menggenggam sekarang.

Tangannya terasa lebih kecil dan lembut, ini juga membuat diriku merasa lebih tenang.

"Tanganmu kasar sekali, Satomi."

"Begitu ya?"

"Ya, aku tidak pernah menggenggam tangan lelaki sebelumnya. Jadi ini pertama kalinya, dan aku juga tidak menyangka kalau tangan lelaki itu sangat kasar."

Satu perasaan telah muncul secara jelas, jantungku berdetak sangat kencang ketika melihat wajah Fisa, ditambah lagi kami berdua sedang bersebelahan dan saling bergandengan tangan.

Perasaan cinta, perasaan tertarik sebagai lawan jenis.

Baru beberapa Minggu saja Fisa sudah memunculkan perasaan ini dalam diriku.

"Fisa."

"Eh, ada apa?"

Aku menatap tajam wajahnya, dan mungkin dia merasa malu sekarang.

"Bisakah aku mengatakan sesuatu yang penting padamu?"

"Hah? Eh?! Itu, apa maksudmu?"

"Begitulah, aku ingin mengatakan sesuatu yang penting padamu."

"Ya, ba-baiklah."

"Bagaimana mengatakannya, ya? Umm ... sepertinya aku tertarik padamu."

"Te-tertarik?!"

"Ya, sebagai lawan jenis."

Aku mengatakannya.

Kemudian Fisa memasang ekspresi bingung sesaat lalu memerah dengan sangat cepat setelahnya.

Jika Fisa mengerti maksud perkataan ku, dia pasti tahu kalau aku akan mengajaknya untuk berpacaran.

Ini memang masih terlalu awal untuk mengatakan perasaanku sebenarnya, jadi aku sudah siap untuk kemungkinan terburuk yaitu ditolak olehnya.

"Apa-apaan itu?! Kau serius?!"

"Tentu saja, aku sangat serius dan sangat tertarik padamu, Fisa."

"Tunggu, tunggu! Apa yang kau katakan?!"

Ini kesempatan yang bagus, firasatku mengatakan kalau aku memiliki kesempatan.

Aku bangkit dari rerumputan taman ini lalu berhadapan dengan Fisa, tapi secara terpaksa aku harus melepaskan genggaman tangan yang sudah terjadi selama beberapa menit ini.

Aku menyatukan kedua tangan Fisa lalu memegangnya.

Aku dapat merasakan tangannya yang sangat halus dan lembut.

Sambil terus menatap dan memegang tangannya, aku bersiap-siap untuk mengatakannya.

Aku mendapatkan momen yang lumayan bagus, jadi aku akan menembak Fisa di taman ini sekarang.

"Anu, Satomi?! Kenapa?"

"Fisa, ini memang terlalu awal untuk mengatakannya. Aku mencintaimu, maukah kau berpacaran denganku?"

"Hah?! Apa kau serius?!"

Dia terlihat sangat terkejut, tapi walaupun begitu, wajahnya juga terlihat sangat merah.

"Aku sangat serius. Bagaimana, apa kau mau?"

Ekspresi Fisa tidak bisa kubaca sekarang.

Entah dia merasa senang atau tidak.

Aku tidak bisa membacanya.

Lalu Fisa membuka mulutnya walaupun hanya sedikit, sepertinya dia akan mengatakan sesuatu.

Jika aku ditolak olehnya, maka aku hanya bisa menerimanya.

"Tidak masalah jika kau menolaknya, karena aku juga sudah siap."

"A-aku tidak menolakmu, tapi apa kau yakin? Tertarik dan ingin berpacaran dengan orang seperti ku?"

Dia tidak terlihat menolak, bahkan sebaliknya, Fisa tersenyum lebar dan terlihat senang.

Saat dia tersenyum dengan manis seperti itu, aku pun tanpa pikir panjang langsung mendekatkan bibirku pada bibir Fisa.

Ya, aku menciumnya dengan penuh perasaan.

Sebelumnya, aku hanya menciumnya karena ingin mendapatkan diskon 100 persen saat itu.

Ini jelas berbeda, sekarang aku melakukannya karena perasaan cinta yang meluap-luap di dalam diriku.

Aku tidak dapat lagi menahan perasaan itu hingga akhirnya memutuskan untuk berpacaran dengan Fisa.

Dengan ciuman ini, apakah aku dan Fisa resmi berpacaran sekarang?

Walaupun dia agak terkejut, tapi dia tetap menerima ciumanku ini dan kami pun terus melakukannya selama beberapa saat.

"Fisa, aku tidak peduli dengan itu. Aku tetap ingin berpacaran denganmu karena aku memang mencintaimu."

"Ja-jadi begitu? Ya, se-sebenarnya aku lebih mencintaimu. Dan mungkin, akulah orang yang mencintaimu lebih dulu dibandingkan dirimu sendiri."

"Terima kasih, aku senang karenanya."

"Satomi, aku juga mencintaimu."

Setelah terjeda selama beberapa detik, kami pun melanjutkan untuk berciuman hingga merasa puas.

Untuk orang yang kucintai ini, aku harus bisa menjaganya dengan baik.

Suatu saat nanti, aku pasti akan lebih membahagiakannya lagi.

Yah, aku merasa sangat senang hari ini.

Bahkan aku berharap agar hari ini dapat berlangsung selamanya.

Chapitre suivant