31 Juli 1991
"Siapa?"
Anak lelaki yang sejak tadi hanya berbaring di bawah belaian angin lembut akhirnya membuka matanya, menoleh ke kiri hanya untuk melihat seekor kucing berjalan keluar dari semak.
Kucing putih dengan belang hitam yang terus berjalan mendekat membuat raut wajah halus anak itu menjadi aneh.
Mata birunya yang seperti elang, menatap tajam ke kucing di depannya dengan sedikit ketertarikan yang tersembunyi.
Semakin dekat kucing berjalan, anak itu akhirnya memutuskan untuk bangun dari tidurnya dan menghampirinya.
Seperti hamster kecil yang baru terbangun, rambut putih yang sedikit berantakan dikombinasikan dengan wajahnya yang halus mengungkapkan pesona bawaannya, imut dan lucu.
Sangat disayangkan bahwa nilainya tidak sempurna karena bibirnya yang tidak pernah bergerak selain pertanyaan awal, tapi dengan mulutnya yang lurus juga bisa membuatnya terlihat damai, mirip dengan rubah yang cantik dan tenang.
Kucing yang hanya berjarak beberapa langkah, akhirnya mengubah dirinya menjadi wanita tua dengan rambut yang penuh uban, mengenakan topi runcing yang miring dan jubah hijau zamrud dengan wajan yang tegas.
"Apakah saya berbicara dengan Tuan Arva?" Ucapnya kepada anak kecil yang hanya menatapnya sejak berubah.
"Saya Minerva Mcgonagall, profesor dari sekolah Hogwarts." Profesor Mcgonagall langsung memperkenalkan dirinya setelah melihat diamnya anak kecil di hadapannya.
Lagi pula dampak dari melihat kucing yang berubah untuk pertama kalinya cukup mengejutkan, jadi Profesor Mcgonagall menunggunya dengan sabar.
Setelah beberapa saat, anak kecil yang terdiam mengembalikan wajah damainya dan berkata dengan acuh "Jika kamu mencari kucing yang hilang, aku juga kehilangannya."
Mcgonagall: …
Mengapa jawabannya terdengar salah?
Dan siapa yang mencari kucing?
Mcgonagall: Aku kucingnya!!!
Dia hanya bisa tertegun setelah mendengar jawaban anak tersebut.
Kerutan tidak bisa tidak muncul di wajah Profesor Mcgonagall karena kurangnya akal sehat anak di depannya, walaupun dia sudah mengantisipasinya tapi tetap saja perasaan tidak senang masih bisa muncul saat menghadapinya langsung.
"Saya di sini untuk anda, mengundang anda untuk menghadiri tempat saya bekerja, sekolah sihir Hogwarts." Anak itu hanya mengabaikan ucapan Profesor Mcgonagall dan hendak kembali ke tidurnya yang tenang dengan santainya.
Melihatnya seperti ini, wajah profesor yang awalnya sudah memiliki tampang galak, sekarang bahkan bisa membuat anak kecil meringkuk di sudut dengan gemetar, tapi anak di depannya hanya mengabaikannya dan terlebih lagi dia berjalan kembali ke tempatnya berbaring.
Menarik nafas untuk menenangkan dirinya, Profesor Mcgonagall mengeluarkan tongkat tipis hitam dengan panjang sekitar 9 inci dan mengayunkannya dari atas ke bawah.
"Repello Muggletum"
Anak yang mengabaikan Profesor Mcgonagall barusan, segera berhenti untuk melangkah dan berbalik menatapnya seperti menemukan tontonan yang menarik.
Melihat anak tersebut menatapnya, profesor menunjuk tongkatnya lurus ke anak di depannya.
"Mobilicorpus"
"Hm?" Melayang di atas tanah dan bergerak ke wanita tua yang menunjuknya, anak tersebut masih tenang tanpa melakukan perlawanan, merasakan perasaan melayang-layang tanpa alat bantu apapun semakin menarik minatnya.
"Rasanya aneh tapi lumayan." Gumam anak tersebut sambil melihat kakinya yang turun mencari pijakan setelah sampai di depan profesor.
Mendengar suara kecil anak itu, Profesor Mcgonagall menunjukkan senyum di wajahnya, bagaimanapun wanita tua selalu menyukai anak kecil, juga anak di depannya memiliki wajah yang lucu.
"Apakah kamu menyukainya?" Tanya profesor dengan senyuman yang masih terpampang di bibirnya.
"Tidak juga" Balas anak kecil tersebut, dan senyum simpul muncul di wajahnya saat melanjutkan "tapi kurasa itu layak."
Mengabaikan balasan anak tersebut, profesor mengubah wajahnya kembali ke ketegasan awalnya dan mengungkapkan niat awalnya lagi "Perkenalkan lagi, saya Profesor Mcgonagall dari sekolah sihir Hogwarts, sekarang saya ingin memberikan undangan kepada anda untuk datang menghadiri tahun ajaran baru di Hogwarts bulan depan." Mengeluarkan surat putih dan melanjutkan "Apakah kamu mau?"
Kali ini anak tersebut tidak langsung mengabaikannya, dia menatap surat yang ada di tangan profesor dengan linglung.
Menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan ekspresi linglungnya, "Apakah aku harus mengambilnya? Dia bilang aku harus bisa hidup kan?" Mengeluarkan gumaman yang hanya bisa didengarnya, anak tersebut mulai berpikir banyak tentang hidupnya.
Sekian waktu berlalu perlahan, anak tersebut akhirnya mengulurkan tangan kanannya untuk mengambil surat di tangan profesor dan berkata "Aku sudah memutuskan, aku akan mengambilnya."
"Kamu akan mengambilnya? Bagus!" Sambung profesor dengan senang yang mungkin salah memahami kata-kata anak di depannya.
Anak kecil tersebut yang telah mengembalikan kedamaian awalnya, mulai menilai surat di tangannya.
Melihat gambar perisai yang berisi empat hewan di setiap sudutnya dan inisial H di tengah perisai, anak tersebut hanya bisa berpikir bahwa ini adalah lambang untuk Hogwarts.
Di bawahnya, anak kecil tersebut menatap beberapa patah kata yang tidak diketahui apa artinya dan mengalihkan pandangannya ke Profesor Mcgonagall, menunjuk kata-katanya "Apa maksudnya ini?"
"Itu? Itu adalah slogan dari Hogwarts, Draco Dormiens Nunquam Titillandus yang artinya seekor naga tidur jangan dipermainkan."
"Apakah sihir menarik?"
"Ya, anda bisa melihat banyak keajaiban yang tidak pernah anda bisa bayangkan sama sekali." Jawab profesor tanpa pikiran berlebih tentang pertanyaan anak di depannya.
Mendengar jawabannya, anak itu hanya diam seperti memikirkan sesuatu.
Seiring waktu berlalu perlahan, anak itu membuat pertanyaan yang sangat sederhana "Apakah sihir itu benar adanya?"
Profesor Mcgonagall hanya berdiri diam dan melambaikan tongkatnya, jelas mengatakan bahwa dia adalah jawabannya.
Melihat Profesor Mcgonagall di depan, anak itu akhirnya membuat sudut mulutnya naik sedikit dan berkata "Aku… Arel Arva, menerima undangan untuk menghadiri Hogwarts bulan depan."