webnovel

Bab 220 pulang, tidur, sampai jumpa

siang hari di atas istana haramark, semua penjaga kerajaan tiba tiba menunjukan expresi waspada dan mengarahkan semua busur mereka ke arah langit karena sebuah pusaran biru yg besar tiba tiba muncul di atas langit.

semua warga juga mulai melihat ke arah langit dengan expresi cemas dan penuh antisipasi.

"turunkan senjata kalian." tiba tiba teriakan seorang wanita mulai terdengar yg membuat semua prajurit menurunkan senjata mereka.

"tuan putri, itu..."

"tenang, mereka adalah bantuan yg aku panggil."

di bawah tatapan semua orang, sebuah kepala naga emas perlahan muncul dari portal tersebut. sedikit demi sedikit sarang naga dan kapal naga mulai terlihat yg membuat semua orang berdecak kagum.

aku yg berada di atas haluan melihat putri teresa dan segera memberinya senyum lembut yg membuat wajahnya tiba tiba memerah dan dengan panik memalingkan wajahnya.

***

"kita sudah sampai, ayo segera turun. jangan lama lama di kapal ku, aku takut kalian akan ketagihan." seru ku dengan nada tinggi saat masuk ke ruang tamu, tapi tiba tiba aku merasa mereka semua menatapku dengan expresi yg rumit. "apa apaan tatapan kalian, jangan bilang kalian ingin menginap di kapal ku. jangan bermimpi, cepat pergi." kata ku dengan kesal yg membuat mereka segera mengangkat barang barang mereka dan bergegas keluar dari ruang tamu.

"kalian kakak beradik, berhenti dulu" kata kata ku langsung membuat mereka semua berhenti dan mantap ku dengan antisipasi. 'apa lagi yg akan di lakukan bocah ini' kutuk Jang maldong dalam hatinya.

"ada apa tuan Harry" jawab yi Seol-ah dengan ragu ragu yg membuatku memicingkan mataku. "kalian berdua terlihat seperti terkena penyakit cacingan, sangat kurus dan kekurangan gizi. bagaimana bisa kalian bekerja dengan baik di tim Seol."

"itu maaf maaf" yi Seol ah menjawab dengan panik dan sedikit ketakutan dan melihat ini Seol ingin maju membantu mereka tapi di hentikan oleh Jang maldong.

"ambil ini" aku melemparkan mereka masing masing sebuah botol giok dengan satu koin perak.

"ini..."

"aku tidak punya obat cacing dan yg aku berikan adalah pil yg mampu menyembuhkan segala macam penyakit, bahkan jika itu kangker ganas atau HIV."

"...." mereka langsung menatapku dengan mata lebar dan tak bisa berkata kata.

"telan lah saat kembali ke bumi, benda ini tidak perlu poin kontribusi untuk membawanya ke bumi karena ini adalah produk herbal yg aku buat dari bahan bahan di bumi."

"...."

"jika menelan satu pil itu dapat menyembuhkan segala penyakit dan jika minum dua pil itu dapat langsung memulihkan kondisi fisik seperti semula."

"...."

"jadi cukup satu pil bagi kalian masing masing hanya untuk menyembuhkan cacingan kalian dan setelah sembuh gunakan koin perak ini untuk membeli makanan yg banyak agar berat kalian sedikit bertambah."

"...."

"jadi cepat pergi dari kapal ku dan bekerja lah dengan baik jangan menjadi beban Seol." dengan kasar aku mendorong mereka semua agar segera keluar dari kapal naga.

"jangan kembali lagi" teriak ku pada Jang maldong dan yg lainnya saat mereka perlahan turun dengan platform mengambang di sisi kapal yg membuat Jang maldong menunjukan expresi kesal.

"Harry cepat turun, sebenar lagi kita akan mengadakan rapat." teriakan Teresa tiba tiba terdengar dan aku langsung mengacungkan jari tengah ku padanya lalu menghilang menjadi asap hitam yg membuatnya tertegun.

***

"kakak apa kita memang terkena penyakit cacingan." tanya yi sungjin pada yi Seol ah saat dalam perjalanan menuju markas carpe diem.

"itu bukan untuk kalian." tapi Seol segera menjawab pertanyaan yi sungjin yg membuatnya menatap Seol dengan expresi bingung.

"ini untuk ibu kita, satu untuk menyembuhkan dan satu untuk memulihkan. setelah ibu kita sembuh gunakan koin perak ini untuk merayakannya." tambah yi Seol ah dengan nada bergetar.

"tapi kenapa dia bilang jika kita cacingan" tanya yi sungjin yg membuat bibir semua orang berkedut tanpa ada yg menjawab.

***

"apa kamu sengaja menunggu ku disini" tanya yg melihat ku bersandar di tembok kuil saat Seol sedang berjalan menuju kuil luxuria.

"kita membutuhkan apapun yg bisa membantu, jadi kamu harus mendapat bantuan seo yuhui untuk itu."

"bagaimana cara ku melakukannya." lalu aku melemparkan sebuah salib, sebuah cincin dan dua botol ramuan ilahi yg dapat meningkatkan status luck.

"ini..." mata Seol langsung melebar dengan penuh kejutan melihat barang barang yg ada di tangannya.

"sesuatu yg di butuhkan olehnya untuk naik ke LV 8, gunakan ini untuk mempererat hubungan mu dan mendapatkan bantuan darinya."

"kenapa kamu tidak melakukannya sendiri."

"ayo lah, mana ada seorang penjahat yg membantu orang lain."

"jadi kamu menggunakan ku" aku mengangguk ringan pada nya. "aku menggunakan mu dan kamu akan mendapat hadiahnya, jadi kita impas. jangan beritahu bahwa benda ini dari ku dan hadiah apapun yg di berikan oleh nya sebagai imbalan untuk benda ini adalah milik mu."

"...." lalu aku menepuk bahu Seol yg masih memiliki expresi rumit sambil berkata dengan nada serius. "aku tidak membantu mu atau apa lah. di sini aku menggunakan mu dan kamu akan mendapat bayaran mu nanti. aku rasa ini sangat adil."

"..."

"atau kamu lebih suka kita kalah dalam perang dan banyak nyawa melayang."

"baiklah, aku akan melakukan apa yg kamu katakan. tapi aku tidak menjamin bahwa suatu hari rahasia ini tidak akan terbongkar."

"selama kamu tidak mengatakannya, tidak akan ada yg tahu." dan aku segera menghilang menjadi asap hitam.

"aku sangat iri dengan kemampuan teleportasi." keluh Seol saat melihat ku menghilang seketika dan dia bergegas menemui seo yuhui.

***

saat memasuki ruang rapat, aku melihat semua orang menatap ku dengan tatapan mengintimidasi kecuali Kazuki, Seol, hao win, erica, Mary, Yasser, teresa, cinzia dan Agnes. "ada apa dengan mata kalian, apa aku perlu membantu mu mengeluarkannya" nada sombongku langsung membuat semua orang yg menatap ku tadi menjadi geram.

"jangan sombong hanya karena kamu memiliki kapal yg bisa terbang." kata salah satu peserta rapat yg entah siapa namanya.

"lalu, apa kamu memilikinya." aku menjawab dengan nada main main sambil perlahan duduk di bangku kosong yg tersisa.

"kamu..."

"cukup..." Teresa segera menengahi pertengkaran kami dan dia langsung menatapku dengan expresi kesal. "Harry, jangan buat masalah di mana pun kamu suka. kita sedang membicarakan hal yg sangat serius."

"ohhh baiklah." dengan santai aku berdiri dan berjalan menuju ke pintu keluar yg membuat Teresa langsung tertegun. "berhenti.... kemana kamu pergi."

"pulang, tidur, sampai jumpa." dan aku langsung menghilang di depan semua orang yg membuat ruang rapat tiba tiba menjadi hening.

Chapitre suivant