webnovel

JADIAN

Kembali Ririe mencurahkan isi hatinya di buku diary nya

Dear diary,

Aku katanya mau ditraktir, sebaiknya aku nanti pake pakaian apa ya dear diary? Kayaknya feeling aku sih ini bakal jadi momen spesial.

Apa mungkin nanti ia menyatakan cintanya ya ? i hope so dear diary... .

Aduuuh kok aku jadi deg-degan begini, bagaimana iniiii ? toloong dong dear diary !

Selang beberapa hari kemudian,

"Hari sabtu sore ini aku kekosan kamu yaa ?...bisa kan ?" tanya Hasann.

"Oooh bisa banget", jawabnya sambil tersenyum lebar...aah memang sudah ditunggu-tunggu lama dalam hati Ririe senangnya bukan main.

Sabtu sorenya Hasann datang,

"Waduuuh cantiknya kamu Rie, kok rasanya beda dari biasa...apanya yaa?" tanya Hasann sambil memperhatikan wajah dan penampilannya.

"Biasa aja aaah, kamu tuh ada-ada aja !"sergahnya agak malu dibuatnya.

Tapi Hasann tetap penasaran, ia mencari-cari perubahan apa .

"Oooh iya aku tahu deh, hm...semakin dewasa kok." Hasann setuju sambil mengangguk-anggukan kepalanya. Ririe pakai lipstik tipis dibibirnya rupanya, dalam hati Hasann.

"Aduuuuh senangnya aku Rie bisa lulus kuliah, rasanya kali ini mah lebih berkesan dari kelulusan sewaktu aku ambil S1."

"Ooh kok bisa ?" tanya Ririe.

"Engga tahu juga kenapa tapi rasanya aku sudah 'accomplished with what i need to do' gitu ," kata Hasann dalam bahasa Inggrisnya.

"Rencana selanjutnya bagaimana San? Apa kamu mau terus ngajar di Sekolah Berdikari? Atau bagaimana...?"

"Belum tahu sih jujur, oh sebenarnya waktu kita makan bersama diruang guru tempo hari itu, aku diminta menghadap ibu Hermien"

"Trus...?"

"Iya ...aku kira mau ada apa gitu--taunya--Hasann berhenti sejenak, menggigit bibir bawahnya , ia agak ragu untuk melanjutkan ceritanya tapi kemudian dia meneruskan...taunya aku dikasi amplop berisi uang hehehe."

Ririe agak kaget mendengarnya , "Ooh." Hm polos juga ini orang-- baguslaah,batinnya.

"Iya sungguh...dari Dewan Pengurus Yayasan Sekolah katanya, semacam hadiah mungkin hehhe...ya aku terima aja," cerita Hasann.

"Oooh ," Ririe menganggukan kepalanya mendengar cerita jujur dari Hasann. "bagus juga yaa mereka ada semacam penghargaan gitu ke gurunya. Kayaknya engga jelek San kalo terus ngajar disana juga, siapa tahu kamu jadi Kepala Sekola nanti,hehehe," kata Ririe sambil tersenyum mendukung perjuangannya.

"Aaah engga laah, "sergah Hasann.

"Yaa semacam hadiah katanya sih, mungkin juga mereka emang ada budgetnya buat itu, aku sih engga tau jelas."

"Iya...tapi jadi dong traktir aku? Kata Ririe tersenyum senang sambil menaikan –turunkan alis matanya.

"Hahaha...boleh lah, mau kemana kita?"tanya Hasann.

"Kemana yaa, engga tau sih aku engga punya ide," katanya sambil garuk-garuk kepalanya.

"Aku sih sebenarnya pengen disini aja," kata Hasann. Ia merasa senang bisa duduk berdua-duaan dengan Ririe, tenang tanpa ada yang mengganggu.

"Ya sudah, lagian kayaknya cuaca engga mendukung juga, anginnya gede."

"Kita jalan aja yuuk sebentar kebawah, ada rumah makan Padang 'Sederhana', kita makan nasi Padang aja bagaimana ?" Hasann menyampaikan usulan.

"Ooh boleh, sebentar yaa aku kunci kamarku dulu." Ririe menyambut dengan semangat idenya Hasann. Ia bergegas menuju kamarnya.

Merekapun keluar rumah dengan berjalan kaki ke rumah makan Padang dekat perempatan sana, yang berjarak hanya beberapa ratus langkah saja.

Ririe merasakan suatu kebahagian bisa keluar kosannya , menghirup udara diluar dan terutama karena berjalan dengan pria idaman disampingnya. Perasaan bahagia yang sulit untuk dilukiskan.

"Ada berapa orang teman kamu Rie di kosan hari ini ? aku mau bungkusin buat mereka juga , sekalian sama si mbok tukang cuci, sama ada bapa-bapa yang suka bersih-bersih itu?" tanya Hasann.

"Ooh... kamu mau sekalian bungkusin buat mereka gitu?"

"Iya sekalian laah, engga apa-apa kan ? bilang aja aku lagi ulang tahun gitu hehehe,"kata Hasann.

"Ooh...4 orang tambah si Mbok dan bang Solihin, supir jadi 6 orang semua."

"Okee aku beli 8 bungkus jadi semua yaa?"

"Iya 8 bungkus," jawab Ririe.

Selesai di rumah makan Padang , mereka mampir di sebuah mini market. Hasann mengambil tas belanjaan dan mengisinya dengan roti, selai, beberapa botol minuman vit-C, camilan dan makanan siap santap.

"Aduuuh banyak amat ini? Buat siapa?"tanya Ririe.

"Udaah tenang aja,"Jawab Hasann sambil berdiri depan kasir, mengeluarkan dompetnya.

Selesai dari sana mereka langsung kembali ke kosan.

"Masih sore, kita makan aja dulu yaa berdua disini, nanti kalo aku sudah pulang baru nasi nya dibagikan , bagaimana?" saran Hasann. Ia cukup dermawan mau berbagi , meski agak pemalu, mungkin lebih tepatnya engga terlalu percaya diri buat ngasih ke teman kosnya Ririe.

Ririe paham maksud Hasann , "Iya engga apa-apa, tenang aja, belum semua pulang juga."

"Hmmm lumayan enak juga yaa rendangnya?" kata Hasann sambil menikmati makanannya.

"Iya enak."

"Eh ...kamu belum jawab pertanyaan saya dulu itu," kata Hasann lagi.

Ririe merasa aneh, "Yang manaa??" tanyanya balik.

"Ituuu soal hobi kamu itu, sebenarnya apa sih Rie ?"

"Ooh itu ... tiduuur...hhehhe, katanya sedikit bercanda. Aku sebenarnya suka nonton film, baca novel, bikin kue gituu... ."

"Film apa ?"

"Yaa film apa aja aku suka," jawabnya senang dengan topik pembicaraannya.

"Kapan-kapan kita nonton yuuk kalo begitu?" ajak Hasann semangat.

"Oooh ayoo aja, dengan senang hati hehhe." Ririe dengan lesung pipitnya senyum, yang menambah cantik dimata Hasann.

"Tapi nanti kalau sudah gajian hhahahahha,"guraunya lagi.

"Hahahaha," dibalas ketawa sama Ririe dengan memiringkan bibirnya. Polos banget sih ini lelaki dalam hatinya.

Setelah puas dengan bincang-bincang, Hasann pun ijin pamit pulang.

"Aku pulang dulu yaa Rie?" katanya sambil meraih tasnya yang diletakan di meja.

Ririe memegang tas plastik dari mini market itu, "Ooh ini buat siapa?"tanyanya.

"Iya buat kamu dong, aku cuma bisa belikan kamu itu Rie, engga apa-apa yaa?" sambil menyentuh pundaknya.

"Iih banyak banget ini... ?!" Ririe keheranan melihat barang belanjaan buatnya.

"Engga apa-apa buat satu bulan,"canda Hasann. Diapun berdiri disusul dengan Ririe yang beranjak dari kursinya.

Hasann berjalan menuju motornya diikuti Ririe. Dia berdiri disamping motor yang sudah ditumpangi Hasann. Seketika Hasann terdiam. Dia menoleh ke arah Ririe dan seketika dia tergerak, segera turun dari motornya. Ia berdiri menatapnya sejenak dan memeluk Ririe dengan tenang...sambil mengelus kepalanya... .

"Hampir aku lupa,"katanya

Ririe cemberut.

"Aku pulang dulu yaa...trimakasih kamu sudah jadi teman dekatku selama ini. Kamu baik, layak dapat yang terbaik Rie."

"San...boleh engga aku tanya?"

"Ooh mau tanya apa?" kata Hasann seakan disadarkan akan sesuatu yang harus dia jelaskan.

"Kamu cinta engga sama aku?" Ririe bertanya perlahan, masih dalam pelukan Hasann.

Hasann agak tercekak tenggorokannya ditanya hal itu. Dia membukakan matanya, sepertinya engga percaya apa yang barusan didengarnya.

"Oooh ...aku sayang sama kamu...,"jawabnya. Ia menatap sambil memegang wajah Ririe denga tangan kanannya. Lalu dengan jari telunjuknya Hasann merapikan rambut yang menghalangi wajahnya, dia rapikan kebelakang kupingnya. Lalu menundukan kepalanya mengecup pipi Ririe.

"Aku sayang banget sama kamu, engga ada kan cewe lain kan yang aku dekati selain kamu , Rie ? Aku beruntung bisa dekat sama kamu."

Hasann langsung menyerang balik. "Kamu emang cinta ya sama aku?" candanya.

Ririe sedikit kesal , dia mencubit lengan Hasann yang membuatnya malah tertawa lepas.

"Cinta yaaa ? ayoo ngaku aja,"tanya Hasann lagi... .

Yang membuat Ririe jadi tersipu-sipu malu. Di momen ini Hasann baru berani mencium bibir Ririe.

"Kita jadian yaa?" kata Hasann sambil menatap kedua mata Ririe.

Yang disambut dengan gembira oleh Ririe. Ia tersenyum menunjukan lesung pipitnya.

"Iya kita jadian !" katanya. Baru sekarang ia terlihat semangat bangkit lagi dari kesedihan. Sekarang ia malah yang menawarkan jari kelingkingnya ke Hasann.

"Haahaha...,"Hasann pun menyambutnya dengan mengaitkan kelingkingnya sambil mendekap Ririe. Terasa kehangatan menjalar ke seluruh tubuh mereka.

"Gitu dooong pacarku harus ceria selalu, jangan sedih-sedih yaa?" kata Hasann.

Mereka pun berpisah dan kini hati Ririe berbunga-bunga.

Dear diary,

Oooh dear diary...aku senangnya bukan main hari ini. Aku jadian sama Hasann...tadi untuk pertama kali dia cium bibir aku...hm rasanya. Jantungku berdebar.

I love you , you are very gentle, kind and generous, i hope you can be my boyfriend forever.

Dan Ririe pun mendekap erat buku diary didadanya...matanya berkaca-kaca. oh Tuhan trimakasih atas segalanya, semoga Hasann orang yang Kau kirim untuk menemaniku sampai akhir hidupku, dalam hatinya ia berdoa.

Karena merasa ada kesamaan perasaan antara mereka berdua , akhirnya mereka resmi berpacaran dengan ikatan jari kelingkingnya, sesederhana itu. Hm... .

Chapitre suivant