webnovel

Chapter 6

"Nama Saya Roxy Migurdia, Mohon Kerja samanya."ucap gadis berbadan kecil memakai baju penyihir dengan rambut biru dan mata biru muda yang indah itu memperkenalkan dirinya.

Saat ini aku sedang bersama Paul, Zenith, Rudeus di depan pintu rumah melihat Guru Les sihir yaitu Roxy untuk aku dan Rudeus belajar sihir. Sepertinya aku pingsan karena ulah bocah mesum disebelahku ini yang mencoba sihir menengah secara sembarang.

'Hmm, melihat secara nyata Loli-Legal ternyata sangat rumit..., ada perasaan senang karena imut dan ada perasaan aneh karena bingung mau manggil seperti apa?Tante,Kakak,atau Adik?, Terserah lah pasti semua wanita ingin diucapkan masih muda atau cantik.ini semua berdasarkan pengalaman ku melihat anime dan komik romance.'

"Apa kamu sang guru private les sihir itu?"Tanya Paul dengan sedikit ragu.

"Kamu terlihat sedikit-"

"Cebol,ya?"kata Rudeus memotong perkataan Zenith

"Aku tidak ingin mendegarnya darimu!"kata Roxy tersinggung dengan ucapan Rudeus.

"Jadi dimana murid yang akan kuajari?"tanya Roxy

"Ah!,itu mereka berdua."kata Zenith memperkenalkan aku dan Rudeus

"Halo, Nama saya William Greyrat."ucapku memperkenalkan diri.

"Rudeus Greyrat."ucap Rudeus mengikuti sambil melakukan *Wink*.

'Mulai lagi nih bocah, sok asik'pikirku melihat Rudeus yang melakukan *Wink*.

Melihat bahwa anak muridnya masih bocah ingusan Roxy menghela nafas.

"Haah, tekadang memang ada..., orang tua yang menganggap anaknya punya bakat hanya karena pertumbuhannya lebih cepat daripada yang lain."gumam Roxy

"Apa kamu bilang sesuatu?"ucap Zenith tersenyum kesal mendengar gumaman Roxy.

"Tidak! tapi, saya hanya tidak yakin kalau anak anda bisa memahami prinsip sihir atau tidak?"kata Roxy

"Jangan khawatir!, Rudy dan Will kami ini sangat pintar!"ucap Zenith dengan bangga.

"Haah, Baiklah saya akan mencoba sebisaku."ucap Roxy menghela napas dan membawa peralatannya ke halaman untuk mengajar.

'Hm, jadi ini yang disebut tunduk kepada uang'pikirku yang melihat semua yang terjadi sebelumnya.

"Eh?, apa kita akan belajar di luar?"tanya Rudeus dengan gugup.

"Tentu saja."jawab Roxy yang sudah berada di halaman.

Rudeus yang mendengar itu menjadi gugup dan memegangi celana Paul.

'Kenapa lagi ini bocah mesum?, takut banget pergi keluar dari dulu?'pikirku bingung melihat Rudeus.

Aku kemudian langsung menarik kerah bajunya dan membawanya ke halaman.

"Berhenti Will-niisan!, aku bisa jalan sendiri!"protes Rudues tercekik karena kerah bajunya ditarik.

***

"Sihir bila dikategorikan secara garis besar hanya ada tiga jenis yaitu sihir serangan, sihir penyembuh, dan sihir pemanggil. Kemudian dibagi menjadi beberapa tingkat yaitu Beginner, Intermediate,Advanced,Saint,King,Emperor,dan God. dan untuk menggunakan sihir dibutuhkan mana. baik mana dari tubuh sendiri atau..."

"Ada apa?"tanya Roxy yang sedang menjelaskan tentang sihir melihat Rudeus yang daritadi duduk dengan gelisah.

"A-ah, tidak ada apa-apa...."

'Sebenernya apa sih yang ditakutin Rudues dari tadi?, gak ada apa-apa disini'pikirku yang sedang duduk mendengarkan penjelasan Roxy lalu melihat sekitar.

"Yah terserah, pertama-tama aku akan memberi contoh merapal sihir , setelah itu kalian coba menirunya."ucap Roxy bersiap-siap mengarahkan tongkatnya ke depan untuk melancarkan sihir.

"Apa perlu untuk merapal?"tanya Rudeus.

"Tentu saja perlu." jawab Roxy dengan muka capek mengira Rudeus tidak mengerti penjelasannya tadi.

"Biarkan air yang luas dan diberkati bertemu ke tempat yang kamu inginkan untuk memancarkan aliran murnimu[Water Ball]"seketika dari ujung tongkat Roxy terbentuk bola air kemudian ditembakkan ke arah pohon yang ada dihalaman.

*Crashh*

Bola Air mengenai batang pohon dan membuat pohon itu tumbang.

"Bagaimana dengan itu?"

"Sensei...., Pohon itu pohon kesayangan ibu yang dibesarkan dengan berharga, jadi kurasa dia akan marah."kata Rudeus

"Eh!,G-gawat!"panik Roxy dengan cepat menggunakan sihir penyembuh mencoba menyambungkan pohonnya lagi.

"Kekuatan dari Tuhan sangat berlimpah.Berikan Kekuatan kepada mereka yang kehilangan kekuatannya[Healing]"seketika batang pohon yang sudah terpisah menyatu kembali.

"Sensei juga bisa menggunakan sihir penyembuhan,ya!"ucap Rudeus

"Ya,Hanya sampai tingkat Intemediate saja"jawab Roxy

"Hebat!,Hebat Sekali!"kata Rudeus dengan kagum.

"Tidak, kalau berlatih giat, siapa saja pasti bisa."ucap Roxy sedikit senang karena dipuji.

"Kalau begitu, giliran kalian untuk mencobanya."

"Rudeus, kamu duluan saja, kata ibu kamu sudah bisa menggunakan sihir."

"Hehe, Iya aku duluan jadi Will-niisan perhatikan AKU menggunakan sihir ya."ucap Rudeus dengan muka sombong.

Rudeus kemudian merentangkan tangannya ke depan lalu mengucapkan mantranya

"Biarkan air yang luas dan diberkati bertemu ke tempat yang kamu inginkan-"

*Wusshh*

Tiba-tiba ada angin kencang dan membuat rok Roxy terangkat dan terlihat celana dalam nya, membuat Rudeus tidak fokus dan sihirnya langsung keluar sendiri lalu Rudeus mencoba mengintip celana dalam Roxy.

"Apa yang kamu lakukan?"tanya Roxy melihat Rudeus membungkuk mencoba melihat celana dalamnya

"Ah, bukan apa-apa!"kata Rudeus dengan cepat mundur

"Bagaimana?"

"Kamu mempersingkat mantranya?"ucap Roxy yang sedikit terkejut.

"Ya"

"Apa kamu selalu menyingkatnya?"

"Biasanya....., Aku sama sekali tidak merapal mantranya."

"Tidak sama sekali?!"teriak Roxy terkejut.

"Begitu..., Apakah kamu juga biasa tidak merapalkannya?"tanya Roxy kepadaku yang masih duduk dikursi melihat semua dengan bosan.

"Ah Sensei, Will-niisan itu baru belajar sihir sekarang jadi dia tidak bi-"

*Crashh*

"Seperti ini bukan?"kataku dengan santai mengeluarkan sihir [Water Ball] tanpa mantra

E-ehhh!, niisan sejak kapan sudah bisa sihir?"teriak Rudeus kaget

"Sejak tadi"

"Begitu ya Kakak beradik Genius....., kurasa ini memang layak untuk dilatih."

"Aaah!"teriak Zenith melihat pohonnya rusak dari jendela rumah.

"Roxy-san! BIsakah kamu tidak menggunakan pohonku untuk percobaan!"teriak Zenith marah karena pohonnya rusak.

Roxy kemudian memperbaiki Pohonnya lagi lalu Zenith mengajaknya untuk makan malam bersama. awalnya Roxy menolak tapi akhirnya ikut bersama kita makan malam.

***

Hari ini aku dan Rudeus sedang dihalaman rumah bersama Paul untuk belajar ilmu pedang.

"Yosh! Anak-anak sebelum melakukan latihan kita pemanasan dulu."kata Paul dengan semangat.

" "Ya!" "

Kami pemanasan sesuai instruksi dari Paul,setelah itu Paul menyerahkan pedang kayu ke kami dan menuju ke batu besar yang baru dia pindahkan sebelum latihan.

"Will, Rudy lihatlah apa yang kulakukan dan kalian tirulah."ucap Paul kemudian memasang kuda-kuda dan dengan cepat menghentakkan kaki kanannya lalu menuju batu besar dan mengayunkan pedangnya menggunakan seluruh kekuatan tubuhnya mengarahkannya ke batu besar.

*SLASH*

Batu besar itu terbelah dengan sangat rapi memisahkan bagian atas dan bawah batu itu.

"Fiuuh,Nah sekarang cobalah seperti yang kulakukan tadi."kata Paul sambil menyarungkan kembali pedangnya.

'Gila!, mana bisa anak umur 3 tahun lebih motong batu kayak gitu' pikirku melihat Paul dengan muka seperti melihat orang bodoh.

"Seperti ini bukan Ayah?"kata Rudeus lalu meniru gerakan Paul dengan ceroboh mencoba memotong batu.

*TAK*

"Aww!"jerit sakit Rudeus

'dan disini juga ada orang bodoh yang beneran mau melakukannya' pikirku melihat Rudeus dan Paul dengan muka melihat orang bodoh.

"Hahaha, harus banyak berlatih biar bisa seperti ayah."tawa Paul dengan muka sombong.

"Will, kamu juga coba."

"Baik."jawabku bersiap memasang kuda-kuda dan mengalirkan manaku ke seluruh tubuh.

'Aku akan mencoba memakai manaku untuk memperkuat tubuhku dan aku juga kesal dengan muka sombong itu' pikirku lalu mengayunkan pedang kayuku secara vertikal ke batu besar.

*BRAK*

Batu terpotong secara vertikal dan pedang kayuku rusak, Paul dan Rudeus tercengang dan membuat muka konyol

'Hm, sepertinya pedangnya tidak kuat untuk memotong batu dan sepertinya caraku untuk mengalirkan mana ke seluruh tubuh untuk memperkuat tubuh ternyata bisa dipakai tanpa efek samping.' pikirku puas melihat hasilnya.

"H-hah!?, Gimana caranya kamu bisa melakukan itu di percobaan pertama!?"teriak Paul terkejut melihatku bisa memotong batu besar dengan pedang kayu.

"Hm?,aku kan coba meniru Ayah?"ucapku dengan muka polos

"Hahaha!, Kedua Anakku Genius!"teriak Paul memeluk Rudeus dan mencoba memelukku juga tapi aku dengan cepat menghindar dan Paul mengejarku sambil memeluk Rudeus.

"Hahaha!, Sini Will!"

"Cih!, Jangan Mendekat!"

Latihan Ilmu pedang berakhir dengan kejar-kejaran antara Anak yang sangat cantik dan Om-om yang terlihat seperti Pedophile.

Creation is hard, cheer me up!

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

FantasyseKaicreators' thoughts
Chapitre suivant