webnovel

Kapal Kurir

Setelah perjamuan semalam, tentu saja Arnold akan menaruh perhatian penuh kepada perusahaan misterius yang secara tiba-tiba muncul dan berkeinginan untuk menanamkan invertasi juga di lahan bisnisnya. Ini tidak boleh dibiarkan, apalagi dengan banyaknya kejanggalan yang terjadi membuat Arnold sendiri masih bertanya-tanya mengenai seluk beluk perusahaan itu. Kabarnya, mereka adalah salah satu sponsor besar yang melatarbelakangi pembangunan banyak kasino di Distrik 10. Mereka memegang saham tertinggi di semua kasino itu. Tak hanya kasino, tempat berjudi lainnya semacam mesin gacha yang banyak bertebaran di berbagai sudut kota serta beberapa tempat pacuan kuda juga kebanyakan milik mereka. Intinya adalah perusahaan ini mencari uang dari hal-hal semacam itu.

Di pagi yang suram dengan awan kelabu yang menghiasi angkasa, Arnold memutuskan untuk kembali menyambangi Distrik 8. Kali ini, ia tidak akan terganggu dengan suara cerewet Vi yang mengeluhkan segalanya. Ia bisa menikmati perjalanan dengan tenang sekarang. Lagipula, ketika Vi berdiam diri di rumah, Arnold akan bebas menjalani kehidupannya. Ia akan lebih leluasa menjadi diri sendiri tanpa adanya tekanan dari siapa pun juga. Hidupnya sebagai salah seorag konglomerat di negeri itu telah merenggut banyak kebebasannya. Dengan segala tradisi dan kebiasaan orang kaya yang tak semuanya bermoral, membuat jiwa serta hati nurani kian terkikis sedikit demi sedikit. Sejujurnya, ia lebih menginginkan kehidupan domestik yang sederhana.

Setelah beberapa waktu mengendarai mobilnya sendiri, sampailah Arnold di pelabuhan baru Distrik 8. Kali ini, ia pergi seorang diri tanpa didampingi supir. Ia memberi cuti untuk supirnya karena merasa bersalah telah menyuruh mereka melakukan tindakan yang tidak benar. Vi akan sibuk bergosip dengan istri-istri para pejabat dan anak orang kaya di rumahnya, mereka akan mengadakan semacam acara kumpul-kumpul yang Arnold sendiri tak tahu bagaimana detailnya. Urusan itu biarlah Vi yang mengurusnya. Setidaknya, dengan begini tak satu pun orang rumah yang akan mengganggu urusannya di pelabuhan. Hari ini sepenuhnya milik Arnold dan tak seorang pun berhak mengganggu waktu kesendiriannya.

"Arnold!"

Suara itu ia dengar dari arah belakang ketika dirinya baru saja selesai memarkirkan mobil di suatu sudut pelabuhan. Ia membuka pintu mobil dan menginjakkan kaki di atas aspal pelabuhan yang masih basah terkena hujan. Semalam memang hujan turun cukup lebat di sana, untung saja pagi itu hujan telah reda. Namun, tetap saja hujan membuat suhu udara sedikit turun beberapa derajat. Arnold melangkah ke arah sumber suara seraya memasukkan kedua telapak tangannya ke dalam saku jaket musim gugur yang dikenakan. Pandangannya menyapu ke arah sekeliling, kemudian ia pun mendapati seorang pria yang ia kenal baik di pelabuhan ini.

"Tumben sekali kau berkunjung ke pelabuhan pagi-pagi sekali. Ini baru jam enam lewat lima belas dan kau sudah sampai di sini dengan setelan mewahmu. Kau akan menjadi pusat perhatian di sini, Kawan," sapa si pria seraya menjabat tangan Arnold.

"Biasa saja, Kyle. Aku berjanji untuk tak tampil mencolok."

Setelah itu, keduanya pun mulai berjalan ke pusat pemantauan seluruh aktivitas yang ada di pelabuhan itu.

"Bagaimana kabar Vi? Apa kalian berdua menghadiri jamuan Walikota semalam?"

"Karena itulah aku ke sini, Kyle. Aku ingin memastikan segalanya. Dan jangan kau tanyakan soal Vi, dia masih cerewet seperti biasanya. Bawa aku ke atap."

"Baiklah, Arnold. Ikuti aku."

Meski kini waktu belum menunjukkan pukul tujuh, pelabuhan telah dipadati oleh berbagai aktivitas dan kesibukan. Bahkan sepertinya aktivitas pelabuhan di pagi hari lebih padat daripada siang harinya. Itu karena kebanyakan kapal tiba di pelabuhan sekitar dini hari, mereka akan meminta kepada pihak pelabuhan untuk segera membongkar muatan supaya para kru kapal bisa segera melanjutkan perjalanan. Sementara para kuli panggul dan beberapa operator mesin alat berat tengah melakukan tugasnya, para kru kapal akan mengambil waktu sejenak untuk beristirahat di darat sebelum mereka kembali mengarungi ganasnya ombak samudera lautan lepas. Ketika muatan telah selesai dibongkar, para kru kapal akan segera melanjutkan perjalanan tanpa menunda-nunda.

Arnold dan Kyle berjalan melewati beberapa petugas pelabuhan yang tengah berbincang dengan para pengawas lapangan. Mereka tengah membicarakan laporan bongkar muat batu bara pagi itu. Ketika keduanya memasuki bangunan, mereka mendapati semakin banyak orang yang lalu lalang di sana. Mereka langsung menaiki tangga untuk menuju atap bangunan. Sebelum sampai di sana, mereka sempat melewati sebuah ruangan pengawas yang dipenuhi monitor serta banyak jendela berukuran besar yang langsung menghadap ke pelabuhan. Orang-orang bisa memantau segala aktivitas pelabuhan dari sini tanpa harus turun langsung ke lapangan. Para petugas di sini malah jarang sekali yang ikut memantau langsung aktivitas bongkar muat, tugas mereka adalah bekerja di depan layar komputer.

Sampailah Arnold dan Kyle di atap bangunan itu. Pandangan Arnold kembali menatap ke arah sekeliling, mencari sesuatu yang janggal di sekitar pelabuhan.

"Apakah ada aktivitas lain di pelabuhan selain bongkar muat batu bara?" tanya Arnold.

"Tidak ada." Setelah terdiam sejenak, Kyle kembali melanjutkan kalimatnya. "Tapi, setelah diingat-ingat ada satu kapal dengan muatan material bahan bangunan. Mereka sampai di sini semalam dan sekarang sudah pergi."

"Siapa pemilik kapal itu?"

"Mereka hanya kurir yang mengantarkan pesanan. Tapi, aku sempat mencari tahu sedikit dan berhasil mendapatkan informasi yang mungkin akan menarik perhatianmu."

"Baiklah, aku akan mendengarkanmu," kata Arnold, bersiap untuk menyimak pembicaraan Kyle dengan sungguh-sungguh.

"Sebagai kepala pengawas pelabuhan, tentu saja aku memiliki hak untuk mengetahui segala aktivitas yang berlangsung di sini. Melihat kapal bermuatan tidak biasa, seluruh perhatianku langsung tertuju ke sana. Aku dan dua asistenku sempat memeriksa kapal itu dan mengorek sedikit informasi dari kapten kapalnya. Si kapten berkata kalau mereka membawa muatan itu sebagai langkah awal dimulainya sebuah proyek pembangunan yang cukup besar di sini, di Distrik 8. Kau pasti setengah tidak percaya, Arnold, begitu juga aku. Rasanya tak ada perusahaan mana pun yang melihat potensi pasar yang bagus di Distrik 8."

"Walau begitu mereka tetap nekat melakukannya, bukan begitu? Aku sudah mendengar kabar ini dari perjamuan semalam. Kurasa, kabar itu memang benar adanya."

"Kapal bermuatan material bahan bangunan telah beberapa kali berlabuh di pelabuhan ini. Mereka semua membawa muatan mereka ke satu tempat yang sama."

Tangan Kyle menunjuk ke arah sebuah lahan kosong yang baru saja diratakan dengan eskavator. Arnold melihat itu sebagai pembukaan lahan yang akan dijadikan bangunan baru.

"Berapa lama mereka telah melakukan ini?"

"Mungkin sekitar seminggu belakangan. Kulihat kapal-kapal bermuatan material berdatangan dan eskavasi mulai dilakukan. Semalam adalah kapal terakhir, kita juga bisa melihat jika eskavasinya telah selesai. Itu artinya ...."

"Mereka telah siap memulai suatu proyek besar."

***

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan membaca dengan serius.

Eirene_Aether_5671creators' thoughts
Chapitre suivant