webnovel

Gacha Misi 'Latihan'

"Iya… iya sudah sana pulang, sebentar lagi malam" ujar pemilik toko.

Yugala pulang setelah membeli makanan, sesampainya di rumah. Tentu saja Yugala mendapatkan tatapan tajam dari Anisa.

"Dari mana saja kakak? Cuma tes ijin hunter kok lama banget… pakai ada acara luka-luka juga" tanya Anisa sambil membuka kotak obat, mengobati kakaknya yang sudah duduk di lantai sambil melihat televisi.

"Kakak tadi masuk… menara" balas Yugala dengan suara semakin kecil.

"Kakak!!!... kalau [Plak!] kakak [Plak!] luka [Plak!] lagi nanti aku [Plak!] bagaimana nasibnya? [Plak!]" ujar Anisa sambil memukul punggung Yugala, sampai merasa kesakitan.

"Duh… duh… duh… iya.. iya dek… kakak minta maaf.. duh sakit sekali pukulan mu" ujar Yugala sambil menahan sakit.

"Karena itu… beruntung kakak ku healer… jadi… jujur sama adik… sebenarnya kakak akan menjadi hunter… gak mau hidup jadi manusia normal… benar kata adik?"

"Iya… benar" balas Yugala sambil melihat Anisa mengobati luka di tangannya

"Haaah… kalau gitu kakak janji sama adik jangan… sampai mati" ujar Anisa sambil menundukkan kepalanya.

Yugala yang sudah peka dengan perasaan adiknya, tentu saja langsung paham lalu menepuk pundak Anisa pelan.

"Dik… kamu sudah besar ya… hahahaha" ujar Yugala sambil membelai rambut Anisa pelan.

Anisa tidak menanggapi candaan Yugala, setelah selesai Anisa ke Dapur untuk mengambil piring dan menyiapkan makanan yang di bawa Yugala. Mereka berdua makan di depan televisi, sambil membicarakan hal lain.

Pagi hari saat langit masih gelap, Sistem memberitahu Yugala untuk melakukan gacha latihan karena kondisi tubuh Yugala yang tidak memadai untuk menerima level 2.

[Criing!!]

[Sistem mengkorfirmasi…]

[Tubuh anda tidak memadai untuk naik level]

[Silahkan melakukan gacha 'Latihan']

[Setiap hari anda harus melakukan latihan yang anda dapat dari gacha 'Latihan']

[Hukuman akan sistem berikan jika anda tidak melakukan latihan]

[Sistem akan melakukan gacha 'Hukuman' secara otomatis]

[Gacha Latihan apakah akan anda mulai?]

Yugala yang baru bangun, sudah kesal karena hidupnya mulai di ganggu oleh sistem. Tidak ada pilihan lain selain Yugala melakukan hal ini, berburu kemarin memang membuat tubuhnya kaku dan sakit.

Yugala dalam gacha kali ini benar-benar berharap untuk mendapatkan bola perunggu. Sayang sekali, tapi harapannya memang tidak di kabulkan sistem, yang menggelinding keluar justru bola berwarna emas.

"Haduuh… sialan… kalau kayak gini kenapa harus bola emas yang keluar… arrgghh" ujar Yugala kesal yang masih berbaring memeluk bantal guling di tempat tidur.

[Criing!!]

[Misi Latihan : Lari pagi sejauh 5 km, push up 50 kali, squat 50 kali, sit up 50 kali, plank 30 menit]

[Durasi Waktu : 3 hari]

[Mohon selesaikan misi latihan sebelum jam 10 pagi]

[Sistem mendeteksi…]

[Anda tidak disarankan untuk berburu monster selama menjalankan misi latihan]

[Sistem selesai]

"Emang siapa juga yang mau masuk menara kalau… badan sakit kayak gini… aduh… sampai gue harus pasang koyo ke seluruh badan kayak gini" gumam Yugala sambil berusaha bangkit dari tempat tidurnya.

Jam dinding menunjukkan jam 4 pagi, suasan pagi masih sangat terasa dengan suhu dingin dan langit yang gelap.

Yugala sebenarnya masih enggan untuk lepas dari tempat tidurnya, tapi ketika membayangkan uang yang dengan mudah dia dapatkan dan rasa senang menjadi lebih kuat lagi. Dia berdiri bangun langsung masuk ke kamar mandi.

Anisa yang melihat Yugala sudah bangun dan masuk ke dalam kamar merasa heran, karena ini pemandangan yang sangat jarang. Yugala biasanya bangun siang, bahkan sering terlambat untuk pergi bekerja. Kalau pekerjaannya bukan menjaga toko, dia pasti sudah di pecat dari dulu.

"Kak… ada angin apa nih? Kakak kok bangun pagi sekali?"

"Kakak mau olahraga pagi"

"Tumben… bukannya badan kakak masih sakit? Koyo kakak aja belum di lepas"

"Karena itu… kakak harus olahraga, lo mau masak apa dek?"

"Biasalah… masak tempe goreng sama bikin sambel… kakak mau makan dulu apa olahraga"

"Kakak olahraga dulu… lo juga masih lama ini dek?"

"Masih lama… sekarang masih jam 4, mau masak nasi dulu gue… kak"

Yugala membalas perkatan Anisa hanya dengan anggukkan kepala, lalu Yugala olahraga lari pagi. Yugala yang menghabiskan waktunya hanya untuk kerja, kalau libur hanya berdiam diri di rumah.

Tentu saja, dia tidak mengenal tetangganya. Di jalan dia di sapa sama beberapa tetangganya, yang langsung kenal ketika Yugala keluar dari rumahnya.

Setelah selesai lari, Yugala melanjutkan olahraganya di kamarnya. Melewati sarapan dengan makan hanya berdua bersama adek tercinta, lalu mengantar dengan memakai motor.

"Dek… ini kakak sudah kirim uang ke rekening mu… pakai aja"

"Kak… kok banyak banget… katanya senjata hunter tuh mahal banget" ujar adeknya berbisik ke telinga Yugala begitu akan masuk ke dalam gerbang sekolahnya.

"Gampang… kakak tinggal cari lagi, bunuh monster ternyata gampang" balas Yugala dengan berbisik menjahili Anisa.

"[Plak!] Kakak harus kasih gue kabar… kalo mau masuk ke menara… awas aja kalo enggak"

"Duh… iya… sakit dek pukulan mu" balas Yugala membelai lengan tangannya yang di pukul Anisa.

"Anisaaa!!" teriak 2 orang perempuan dengan memakai seragam SMA dari jalan raya.

"Siapa lo… dik?"

"Temen gue… kakak suka? Gue kasih kalo suka.. kali aja kakak batal jadi hunter"

"Astaga… ternyata lo masih belum ikhlas dek" balas Yugala sambil membelai rambut adiknya.

Kedua teman Anisa mendekat, lalu langsung bertanya…

"Pacar lo nis?"

"Bukan kakak gue…"

"Selamat pagi.. kak" sahut keduanya.

Yugala hanya membalas dengan senyuman, lalu langsung pergi dari sana. Badan Yugala yang kurus dan pendek membuatnya merasa tidak nyaman untuk berinteraksi dengan orang lain. Kalau dia tidak di paksa adiknya untuk mengantar ke sekolah, Yugala juga tidak akan keluar dari rumah.

Sebenarnya Anisa juga tahu tentang rasa tidak percaya diri kakaknya, tapi dia selalu memiliki alasan untuk kakaknya bisa berinteraksi dengan orang lain. Mendorong kakaknya untuk berteman, tapi hasilnya sampai detik ini Yugala tidak memiliki teman sama sekali apalagi seorang kekasih.

Yugala yang menyadari kalau memiliki wajah yang tampan saja, bisa membuat dunia membela mereka sehingga Yugala tidak pernah bermimpi untuk memiliki hidup yang mudah. Selama dia bisa menghidupi dan membuat adiknya bahagia, itu sudah cukup untuk hidup Yugala karena yang ada di hidupnya cuma adiknya.

Setibanya di rumah, Yugala mencari-cari informasi mengenai lantai 2 dari internet. Yugala secara kebetulan menemukan pekerjaan yang bisa membuatnya masuk ke dalam menara tanpa hars bertarung.

Yugala menemukan pekerjaan sebagai pembawa barang untuk sebuah party, gajinya memang tidak tinggi hanya 500 ribu sampai party selesai. Yugala yang juga penasaran mendaftarkan diri sebagai hunter healer.

Dia mengikuti party dari guild scorpion, salah satu dari 5 guild terbesar di Indonesia. Pusat mereka ada di Surabaya, party hunter pemula ini di jaga dengan hunter senior yang sudah memasuki level 15.

Sesampainya di depan menara, Yugala melihat ada sekitar 15 orang dengan memakai pin gambar kalajengking. Yugala mendekati sosok pria yang memiliki pedang bagus di pinggangnya.

"Maaf pak, saya yang mendaftarkan diri sebagai pembawa barang"

"Oh.. kamu yang namanya Yugala?"

"Benar… itu saya, ini ktp dan kartu ijin hunter milik saya"

"Kebetulan kamu hunter healer, tapi ijin mu rendahnya… tenang saja kamu pasti bisa keluar dari menara. Apa kamu bisa gunakan skill mu untuk tim ini?"

"Bisa… tapi hanya sampai luka ringan"

"Tidak apa-apa.. nanti bayar lebih"

"Hahaha… terima kasih"

"Kamu… kumpul saja, ada 3 orang pembawa barang juga… jadi kamu ada temannya"

Yugala balas hanya dengan menganggukkan kepala, lalu berkenalan dengan pembawa barang yang lain.

Bersambung…

josss lah komen~~

Nisaetuscreators' thoughts
Chapitre suivant