webnovel

Bab 195

di Padang rumput yg luas, kami berdua berdiri sambil bergandengan tangan dan menatap sebuah kapal terbang dengan bentuk yg aneh.

kapal terbang dengan bentuk perahu layar dengan banyak baling baling di sekitarnya, serta di bagian atas nya tergantung balon udara berbentuk naga biru yg besar.

saat ini pesawat ini terlihat sudah lama tidak pernah terbang ke angkasa, terlihat dari kayu yg agak melapuk karena terlalu lama bersentuhan dengan tanah.

"oi oi apa yg kamu lakukan di sini, jangan asal menyentuh kapal seseorang" saat itu seorang pria paruh baya dengan arogan mendekati ku sambil memberi peringatan.

"apa kapal indah ini milik paman, apa nama nya" tanyaku dengan santai

"mata mu sangat bagus nak, ini memang kapal yg sangat indah, namanya adalah grandcypher dan jangan panggil aku paman, nama ku rackam" jawab rackam dengan nada bangga sambil menepuk bahuku.

"tapi apa yg sedang kamu lakukan di tempat ini" tanya rackam dengan wajah serius.

"perkenalkan nama ku Nero dan ini istriku iren, kami kebetulan lewat dan melihat sebuah kapal yg indah jadi kami memutuskan untuk melihatnya lebih dekat"

"sepertinya grandcypher sudah lama tidak terbang, jika dia terbang lagi boleh kah kami ikut naik bersama nya" tanyaku sambil menatap rackam dengan mata tulus.

"sayang sekali, grandcypher belum pernah terbang sejak saat itu, entah kapan dia akan mau terbang lagi" jawab rackam dengan expresi sedih

"hanya belum waktu nya, saat waktunya tepat grandcypher pasti akan terbang lagi dan kami juga akan naik di atasnya untuk berbulan madu, sisakan satu kamar untuk kami, aku akan membayar berapa pun harganya" kata ku dengan senyum ramah.

"ha ha ha kamu sangat menarik Nero, kalo begitu datang lah saat grandcypher mulai terbang lagi"

"baiklah paman rackam, ini uang muka untuk mu, buatlah agar interiornya terlihat bagus" saat itu aku melempar sekantong koin emas pada rackam, lalu kami berdua berbalik dan pergi secara perlahan.

"oi oi, apa maksud mu dengan ini" teriak rackam dengan kesal.

"uang muka, sampai ketemu lagi paman rackam, tidak akan lama sampai kita akan terbang dengan gransilver" kata ku sambil melambaikan tangan ku.

"jangan sok misterius kamu pasangan muda dan jangan panggil aku paman" teriak rackam dengan kesal.

"ok paman sampai jumpa" saat itu aku langsung menggendong iren dengan kedua tanganku dan berlari dengan cepat.

"sial bocah itu berlari seperti kelinci" saat itu rackam perlahan membuka kantong uang yg aku berikan secara perlahan.

terlihat cahaya emas memancar ke wajahnya yg membuatnya terdiam untuk sesaat lalu menutup lagi kantong uang itu sambil menatap ke arah tempat ku berlari.

"dari mana pasangan kaya ini berasal" gumam rackam sambil merenung dan setelah beberapa saat di mendesah lalu berbalik ke tempat tinggalnya.

______________________________________

beberapa hari berlalu dengan cepat, saat ini kami sedang berjalan jalan di kota sambil berbelanja berbagai kebutuhan dan bahan makanan yg belum pernah di lihat.

tingkah manja iren yg selalu menyeret lengan ku ke berbagai toko yg ada di sepanjang jalan membuat semua orang menatap kami dengan mata iri.

saat kami akan kembali penginapan, tiba tiba kami mendengar suara ledakan di depan kami dan debu bangunan runtuh menutupi jalan di depan kami.

sesaat berikutnya seorang pria dengan gaya eksentrik dengan botol potion di pinggangnya dan seorang wanita pendek dengan rambut merah berdada besar berlari keluar dengan tergesa gesa dari kumpulan debu yg melayang di udara menuju ke arah kami.

tanpa peduli dengan kami, pria itu menabrak bahu iren yg sedang menutup matanya sambil memeluk lengan ku.

"aaccckk sayang" teriak iren dengan lembut saat pria itu menabrak bahu iren yg membuatnya hampir terjatuh.

"iren, apa kamu tidak apa apa" tanyaku sambil memeluk iren.

"tidak apa apa sayang" jawab iren dengan manja.

"oi oi rubah jantan tua dan sapi betina berambut merah, lebih baik hati hati saat berjalan" teriak ku dengan kesal.

saat itu mereka berdua tiba tiba berhenti berlari dan berbalik dan menatap ku dengan mulut berkedut.

saat itu pria itu mengeluarkan dua bola berwarna merah dan biru yg mengambang di telapak tangannya.

"bahkan di tempat seperti ini ada yg berani mengejek kita, apa kamu sudah bosan hidup" kata pria itu dengan nada main main.

"menurutmu aku takut dengan gertakan mu pria bertelinga anjing, demi istriku bahkan jika kamu adalah seorang dewa aku tidak akan pernah takut" saat itu aku mengepalkan tanganku dan pedang Yamato langsung muncul di kepalan tanganku.

"he he he menarik sekali, sepertinya kamu bukan orang sembarangan" saat itu tampang pria itu mulai menunjukan wajah serius.

"space lock" kata ku sambil menjentikkan jari ku yg membuat tubuh kedua orang itu langsung membatu dan wajah mereka mulai menunjukan kepanikan.

"all slice" saat itu aku langsung menebas pedang ku arah mereka dan semua pakaian bagian atas mereka langsung tercabik cabik menjadi potongan potongan kecil.

"aaahhh sialan lepas kan aku, ayo kita bertarung secara adil" teriak wanita berambut merah itu dengan kesal.

"jangan sombong, aku bisa membunuh mu dalam hitungan detik, ini hanya peringatan untuk mu, lain kali aku tidak akan memotong pakaianmu tapi tubuh mu" kata ku sambil memasukan kembali pedang ku ke dalam inventory dan menatap mereka dengan dengan niat membunuh yg kuat.

hal ini membuat mereka langsung terdiam dan tubuh mereka sedikit gemetar.

saat itu aku langsung berbalik dan kembali menuju ke penginapan kami.

saat itu aku melihat ke atas bangunan dan melihat seorang wanita cantik sedang menatapku dengan tersenyum, tapi aku hanya bisa menggelengkan kepala ku dan langsung mengabaikannya.

"sayang kamu sangat keren" kata iren dengan lembut yg masih memeluk lengan ku dengan erat.

"itu sudah dari dulu, tidak perlu kamu katakan lagi" kata ku dengan nada sombong.

"sayang kamu sangat mesum" lalu iren menambahkan lagi dengan nada menggoda.

"bukan kah itu sudah jelas" kataku dengan nada sombong.

"mm iren percaya pada sayang ku, sayang ku sangat mesum, malam ini sayang ku pasti akan bermain dengan dengan semua lubang iren sampai pagi, karena sayang ku sangat mesum dan sayangku tidak pernah mengkhianati kepercayaan iren" kata iren sambil menatap mataku dengan penuh harapan.

"mm baiklah baiklah, sepertinya aku tertipu lagi oleh trik mu"

Chapitre suivant