Setelah kedua orangtuanya pulang, Maximus menjaga Aleandra yang masih tidur. Keadaannya sudah baik-baik saja, demamnya juga sudah turun tapi Aleandra masih saja mengigau, nama Adrian tidak henti dia ucapkan. Entah apa yang dia mimpikan namun keringat mengalir di dahinya padahal ruangan tidak panas. Sebuah kompres masih berada di dahi, Max juga menyeka keringat di dahi Aleandra.
Sesungguhnya dia tidak tega melihat keadaan Aleandra yang seperti itu, dia tahu Aleandra pasti sedih karena harus kehilangan kakaknya lagi di saat dia baru melihatnya setelah sekian lama tidak bertemu apalagi sejak awal dia mengira kakaknya sudah mati karena ikut terbunuh dengan kedua orangtuanya.
"Adrian," Aleandra memegangi telapak tangan Maximus yang berada di dahinya. Pegangannya bahkan begitu erat, Max bisa merasakan kekhawatiran yang dirasakan oleh Aleandra.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com