webnovel

Podcast Rumah Tanjakan #02 : Bobby si Penjagal

Check... check...

Sudah terdengar?

[Yup, jelas dan jernih.]

Oke. Sigh... kenapa aku harus melakukan ini?

[Aish, sudah banyak pendengar yang menunggu episode kedua kita, Bim!]

Ughh, bukannya ini podcast cuma buat nge-viralin kasus Lani ke publik? Aku tidak punya niat untuk lanjut.

[Ey~ ayo lanjutin, Bim. Jangan banyak ngeluh. Sudah terekam nih.]

...sigh.

Ehem!

Selamat pagi... ummm, selamat siang dan selamat malam. Kapan pun anda mendengar podcast ini yang penting selamat!

...Kenapa aku merasa ada hal yang salah? Ya sudahlah~

Hadir kembali di situs Redsquare dengan saya Abimanyu dalam Podcast Rumah Tanjakan episode kedua! Yeay! Applause~

Pak! Pak! Pak!

Untuk episode kali ini, kami dari tim Rumah Tanjakan tidak menghadirkan bintang tamu dari negri astral. Melainkan kali ini, saya yang dipaksa oleh produser Oki untuk menceritakan kepada para pendengar tentang kisah seorang pembunuh kejam yang sedang panas beberapa hari terakhir ini.

Yup, bila kalian mengikuti kabar terbaru di berita-berita televisi hingga linimasa akun sosial media. Kalian pasti tahu orang yang saya bicarakan ini.

Pembunuh kejam yang katanya aktif sejak lima tahun yang lalu. Hingga saat ini, pihak kepolisian sudah mengkonfirmasi adanya tiga puluh empat nyawa wanita dan kemarin dua puluh tujuh petugas kepolisian telah menghilang oleh tebasan pisau dagingnya.

Sosok ini kini dikenal dengan julukan Bobby si Penjagal.

Pembunuh berantai yang sedang menghebohkan seluruh negeri tercinta kita. Meskipun pihak kepolisian berhasil menghentikan tindakan Bobby. Namun karena mereka terpaksa membunuh si Penjagal. Hal ini membuat suatu kemungkinan adanya korban lain yang belum terkonfirmasi.

Para ahli kriminologi bahkan menyatakan kalau korban dari Bobby si Penjagal bisa melebihi tujuh puluh orang.

Entah dari mana angka tersebut muncul, tapi apa mau dikata, saya sekadar manusia awam. Jadi saya hanya bisa menerima pendapat ahli. Bagaimana pendapat kalian tentang hal ini, para pendengar?

Well, tadi itu cuma pengenalan sedikit tentang tokoh yang akan kita bicarakan saat ini. Tapi kita tidak akan membicarakan tentang kejahatannya ataupun tentang usaha kepolisian menangkapnya.

Kalau kalian ingin itu, baca dan tonton kanal berita lain! Karena hal tersebut sudah tersebar luas dan menjadi hal umum.

Yang ingin saya bicarakan saat ini adalah suatu informasi yang belum keluar di media mana pun. Bahkan pihak kepolisian pun, saya jamin belum tahu tentang hal ini.

Apa yang saya ingin ceritakan adalah tentang masa awal dari Bobby si Penjagal.

Saya mendapatkan informasi ini dari sumber yang terpercaya. Sumber yang hanya bisa diakses oleh kami dari tim Rumah Tanjakan. Hehe...

Jadi begini ceritanya. Kita semua tahu kalau Bobby itu cerai dengan mantan istrinya sekitar dua puluh tahun lalu. Lalu mulai berprofesi sebagai seorang penjagal ternak sekitar sepuluh tahun yang lalu.

Setelah itu, lima tahun lalu dia mulai melakukan aksinya sebagai pembunuh.

Jadi pertanyaannya sekarang, terdapat waktu kosong selama sepuluh tahun dari perceraian hingga menjadi seorang penjagal ternak, yang hingga kini belum diketahui. Bahkan polisi sekalipun belum dapat menguaknya.

Bobby memutus hubungannya dengan seluruh keluarga. Membuatnya menjadi seorang penyendiri dan mudah dilupakan. Sehingga pada waktu sepuluh tahun tersebut, benar-benar tidak ada yang tahu apa yang dilakukan oleh tokoh kita satu ini.

Nah, sekarang akan saya ceritakan.

Sekitar tiga tahun setelah Bobby bercerai. Bisa dibilang dia telah jatuh dalam kemiskinan. Bobby malang luntang lantung bekerja sebagai kuli bangunan di berbagai kota.

Hingga pada satu saat, dia bertemu dengan seorang janda beranak satu yang tinggal di sebelah rumah kontrakannya.

Janda ini mari kita namakan Asih. Sedangkan anaknya, hmm... Lala!

[...ugh.]

Kenapa, Ki?

[Tidak, lanjutkan.]

Lala ini berumur sekitar dua belas tahun. Namun karena dia sudah lagi tidak memiliki sosok ayah, gadis kecil satu ini sering menjadi bahan olokan teman-temannya. Dikucilkan di lingkungan rumah dan juga sekolahnya. Memaksa Lala kecil menjadi seorang penyendiri.

Ibunya Lala—Asih, bekerja sebagai pelayan di salah satu restoran. Hal ini membuat Lala selalu sendirian di rumah dari siang hingga malam hari.

Datanglah Bobby, lelaki paruh baya yang juga penyendiri. Pada saat ini, Bobby belum menjadi seorang pscyho seperti sekarang. Dia masih berupa paman tetangga yang baik hati.

Yang mana, Bobby terkadang menemani Lala ketika gadis kecil tersebut kesepian. Bermain bersama di halaman depan kontrakan mereka. Bahkan Bobby melindungi Lala dari kejahilan teman-teman seusianya yang mampir.

Setahun menjadi tetangga. Bobby dan keluarga Asih menjadi tetangga yang akrab. Saling membantu satu sama lain.

Bahkan saya rasa, pada waktu ini mungkin Bobby merasa kalau dirinya telah mendapat keluarga baru. Menganggap sosok Lala sebagai anaknya sendiri.

Setiap bulan, Bobby selalu menyisihkan sebagian upah kerjanya, dan membelikan Lala kecil boneka.

Menemani Lala kecil bermain dan membantu Asih mengerjakan pekerjaan rumah. Ketiga orang tersebut benar-benar telah menjadi suatu keluarga baru.

Mendengar tawa riang Lala membuat Bobby sungguh bahagia.

Sayangnya, hari tidak selamanya cerah.

Melompat ke tiga tahun kemudian. Asih tampak menyadari suatu kelainan yang terdapat pada putrinya, Lala, yang telah berumur lima belas tahun.

Kelainan apa?

Putrinya tersebut sangat dekat sekali dengan Bobby. Bahkan Asih merasa kalau ada hal romantis yang dirasakan anaknya itu kepada si pria paruh baya.

Asih kala itu sungguh takut bila intuisinya itu benar terjadi. Oleh karenanya, pada satu hari, ketika Lala berangkat sekolah, Asih menyempatkan diri untuk berbicara dengan Bobby. Memberitahukan pria baik itu tentang kecurigaannya.

Janda itu berkata kalau Bobby sendiri kaget ketika mendengarnya. Dia hanya menganggap Lala sebagai anaknya sendiri, tidak lebih.

Namun yang namanya ibu, Asih takut bila prasangkanya itu benar. Jadi dia meminta Bobby untuk membuat jarak dan tidak terlalu sering bermain dengan putrinya.

Bobby mengerti, dia mengikuti kemauan Asih dan sejak saat itu hanya menemui Lala pada akhir pekan saja.

Namun hal ini malah menjadi suatu pemicu terjadinya suatu tragedi yang akan merubah hubungan ketiganya.

Interaksi Bobby dan Lala berkurang, namun pertemuan pria itu dengan Asih menjadi lebih sering. Bahkan hampir setiap hari setelah jam kerja. Keduanya menyempatkan diri untuk bertemu, pulang bersama, hingga duduk nongkrong bersama di pinggir jalan sebelum balik ke rumah.

Beberapa bulan dilalui. Sepasang lelaki dan wanita itu pun mulai menumbuhkan rasa sayang antara satu sama lain. Hingga pada suatu waktu, keduanya mengambil cuti satu hari dan pergi berkencan seharian. Tanpa memberitahu Lala yang ditinggal sendirian.

Tentu Lala tetap mendapat kasih sayang dari keduanya. Dari Asih setiap hari, dan Bobby yang selalu mengajaknya bermain pada akhir pekan.

Namun Lala sudah besar dan pikirannya lebih dewasa nan peka daripada orang-orang seusianya. Tanpa diberitahu pun, dia menyadari tentang hubungan spesial antara ibu dan paman kesayangannya itu.

Bagi Lala, dia adalah orang yang pertama menyayangi Bobby. Bukan ibunya. Jadi kecemburuan mulai tumbuh dalam hatinya.

Si gadis remaja tidak bisa menerima keputusan ibunya. Bukan saja dia membuat Bobby menjauhinya, namun mengambil pujaan hatinya. Jadi... ketika ibunya pulang dari hari berkencan itu.

Suatu hal mengerikan terjadi.

Lala mengakhiri hidup ibunya. Sebilah pisau menyayat urat yang ada di leher Asih ketika wanita itu tertidur pulas.

Gadis remaja itu tidak menguburkannya. Melainkan mencuci badan ibu tercintanya. Mengenakan pakaian tercantik yang mereka punya. Lalu mendadani sang ibu bagai sebuah boneka.

Pagi harinya, ketika Bobby terbangun dan hendak pergi bekerja. Dia melihat Lala telah menunggu di depan rumah. Tidak dengan seragam sekolah, namun dengan daster tipis bagai baru bangun dari tidur.

"Lala? Kau tidak masuk sekolah hari ini?"

Tanya Bobby kala itu. Lala hanya tersenyum, lalu menarik lengan Bobby dan membawa pria tersebut ke rumahnya. Memasuki kamar ibunya yang mana di sana telah ada Asih dengan baju rapi dan dandanan cantik. Duduk di atas kasur tanpa nyawa.

Bobby tertegun dan merasakan hatinya hancur melihat kondisi dari orang tercintanya tersebut.

Dia berpaling ke arah Lala. Ingin bertanya apa yang telah dilakukannya, namun dia melihat gadis tersebut sudah melucuti pakaiannya. Dengan nada menggoda, dia mengajak paman tercintanya untuk bercumbu. Menikmati masa hangat sambil disaksikan oleh boneka ibunya.

Bobby tidak tahu harus melakukan apa. Dia bergegas ingin lari keluar kamar, namun pintu telah terkunci.

Lelaki itu tidak mampu menyakiti gadis yang sudah dianggap sebagai anaknya sendiri. Sehingga pada akhirnya, dia menuruti keinginan anak itu. Melakukan suatu tabu yang menjijikkan.

Bobby lepas dari dekapan Lala pada malam hari. Dia menangis sejadi-jadinya dan berlari keluar rumah. Berlari terus tanpa henti diguyuran hujan.

Dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Sampai di mana kakinya berhenti di depan sebuah kantor polisi.

Ada satu suara yang menyuruhnya untuk melaporkan tindakan Lala. Namun Pria itu tidak tega. Dia tidak bisa membuat masa depan putrinya itu hancur dengan cap sebagai pembunuh ibu kandungnya sendiri.

Bobby takut membuat Lala menjadi sengsara. Jadi dia mengurungkan niatnya dan kembali berjalan pulang ke rumah.

Bobby berteguh diri untuk berbicara dengan gadis tersebut dan semoga bisa membuatnya kembali normal.

Sayangnya ketika dia kembali. Pria itu malah menemukan tubuh gadis itu telah menggantung tepat di depan jasad ibunya.

Mental Bobby hancur seketika kala itu. Hari itu menjadi mimpi buruk yang terus mengikutinya hingga akhir hayat.

Yang mana setelah dia menguburkan jasad keduanya dan melarikan diri ke luar kota. Dirinya tidak menyadari kalau arwah dari si gadis tercinta telah mengikuti dan mulai merasuk ke dalam dirinya.

Lala selalu mengikuti paman tercinta. Dia bisikkan kecemburuan, setiap kali paman tersayangnya itu melihat seorang wanita yang mengingatkannya kepada Asih. Berkata kepada si Penjagal:

"Kalau kau tinggalkan Ibu (wanita asing), maka aku akan membunuhnya. Tangkap dan kurung, kalau kau ingin melindunginya, Paman. Aku akan selalu mengejarnya. Hingga Ibu menjadi bonekaku kembali."

Bisikan yang membuat Bobby bergerak untuk melindungi setiap Asih yang dicintaiinya. Bisikan yang membuat wanita-wanita itu menjadi korban dari pisau daging si Penjagal.

...

Hmmm, well sudah segitu saja.

[Apa kau tidak bisa menutup lebih baik?]

Ini pertama kalinya aku melakukan hal seperti ini. Aku bukan pembawa acara!

[Ucapkan selamat tinggal, subscribe atau like gitu?]

Oooh, kalau begitu... hmm...

Sampai di sini saja cerita tersembunyi dari Bobby si Penjagal. Ingat cerita ini tidak menjustifikasi tindakan dari pembunuh kejam ini, saya atau kami dari pihak Podcast Rumah Tanjakan hanya ingin menceritakan sisi lain dari kehidupan tokoh yang sedang panas ini.

Dia jahat. Itu sudah pasti, tidak perlu diganggu gugat.

Sampai di sini dulu, saya Abimanyu dari Podcast Rumah Tanjakan hendak undur diri. Good night and stay sane! Bye~

Chapitre suivant