webnovel

17 Datang Di Tempat Liburan

Amanda berhenti ketawa dan menoleh ke sampingnya. Benar saja, Roy tengah menatapnya, membuat Amanda salting dan tidak nyaman .

"Woi, kenapa lo liatin gue terus?" Tanya Amanda membuat Amanda sadar.

"Hah? Anu_" eh, siapa juga yang liatin lo. Tuh, gue lihat monyet yang senyum ke gue," alasan Roy.

Amanda menoleh dan benar saja ada monyet yang menampakkan giginya di pohon sana.

Gue kirain dia tatap gue, ternyata dia tatap monyet yang cantiknya gue kalahin, batin Amanda.

"Ayo turun, kita udah sampai," ajak Reno.

"Roy, sebelum turun kamu absen teman kamu dulu," ucap bu Ida dan roy mengangguk.

Roy mulai mengabsen temannya. Setelah diabsen mereka turun ketika namaya selesai disebut.

Setelah semuanya turun, kini giliran Amanda tapi tiba-tiba dia terpeleset. Untung saja ada Roy yang menahan tangannya.

"Hati-hati kata Roy.

"Iya, makasih," gugup Amanda.

Sebelum Amanda melangkah lagi dia tidak melihat ada kulit pisang di bawah kakinya dan mengakibatkan

mereka berdua terjatuh dan saling tindih.

Mata Amanda melebar ketika merasakan sesuatu yang kenyal di bibirnya.

Satu detik..

Dua detik..

Tiga detik..

"Roy!!!!"

Saat ini Amanda berada di dalam baruga, salah satu menginap di sewa untuk menapung banyak orang. Amanda tak berani menatap Roy karena dia malu mengingat kejadian beberap menit yang lalu.

Begitu pula sebaliknya Roy merasa tak enak sekaligus senang mendengar ucapan Amanda tentang kejadian yang tidak disengaja tersebut.

Roy tersentak karena teriakan Amanda.

Niatnya untuk membantu Amanda yang hendak jatuh berakhir menjadi bibir mereka bersentuhan selama beberapa detik. Amanda segera bangkit begitu pun dengan Roy, Amanda memukul dada Roy membuat cowok itu meringis.

"Eh, bukan salah gue kali. Gue cuman tolong lo tapi gue ikutan jatuh juga,"kata Roy menahan tangan Amanda.

"Gue nggak percaya lo sengaja, kan, supaya lo cium gue, hah?!"

Teriak Amanda. Untung saja teman-teman mereka sudah tidak ada di sini.

"Sumpah, Da, gue nggak sengaja. Lagian siapa suruh lo jalan nggak lihat sekitar lo." Gurutu Roy.

"Ini pasti kejaan lo yang naruh kulit pisang di sini supaya gue terpeleset dan akhirnya lo tolong gue dan ambil kesempatan cium gue. Iya, kan?" Tuduh Amanda dengan wajah memerah, antara malu sekaligus marah.

"Astaga! Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Tahu, nggak, sih?" Balas Roy tak kalah kesal karena Amamda menuduhnya yang tidak-tidak.

"Alah, ngaku aja, deh. Udah nyebelin, nggak mau ngaku lagi."

"Eh, tunggu, lo yang di atas gue, kan? Jadi bukan gue yang cium lo duluan, dong, tapi lo yang cium gue duluan," ucap Roy, yang membuat Amanda terdiam.

Amanda berpikir apa yang di katakan Roy ada benarnya. Dia yang menimpa cowok itu dan otomatis bibirnya yang duluan menyentuh Roy.

Tapi namanya juga cewek, rasa gengsinya lebih tinggi daripada ngaku bahwa dia salah. Roy tertawa dalam hati melihat Amanda yang diam karena ucapannya. Untung saja di sini hanya ada mereka berdua. Jika tidak, pasti adegan mereka akan sampai di pihak sekolah.

"Pokonya lo yang salah, titik!" Tegas Amanda menahan malu.

Roy menghela napasnya. Kali ini dia rela mengalah saja. "Ya udah gue yang salah. Maafin gue."

"Memangnya dengan minta maaf, bisa mengembalikan keadaan?" Tanya Amanda.

"Hah?" Roy bingung berpikir kali ini salahnya ada di mana lagi setelah meminta maaf.

"Lo udah ambil first kiss gue!" Teriak Amanda.

Detik itu juga Roy ingin sekali tertawa mendengar penjelasan Amanda.

Tapi dia menahannya karena tidak mau cewek itu semakin kesal.

"Tapi, kan, gue nggak sengaja," bela Roy.

"Lagi pula seperti kata pepatah nasi sudah menjadi bubur, udah nggak bisa sempurna seperti semula. Maafin gue, ya?" Lanjutny dengan wajah memelas.

"Gue kesal sama lo, minggir!" Amanda mendahului Roy dan turun dari bus menuju baruga.

"Cowok selalu salah, ya, nggak bisa apa sekali saja benar di mata cewek? Perasaan salah mulu. Aduh, lelah hayati, bang,"gumam Roy menatap punggung Amanda yang sudah menghilang, brulah dia menyusul menuju baruga.

Sementara di belakang ada seseorang tersenyum sinis memandang ponsel miliknya. Lalu memandang mereka yang sudah menuju baruga " gotcha," ucapnya tersenyum miring.

Lalu dia mencari kontak seseorang lalu menghubunginya. Gue udah dapat sesuatu apa yang bakalan mempermalukan Amanda," ucapnya pada seseorang di telepon.

"Bagus, sebarin saat kalian sudah pulang."

"Oke."

Saat semuanya selesai menyusun barang, Gilang mengintruksikan anak-anak berkumpul terlebih dahulu. Mereka duduk melingkar hanya untuk mengurus inti. Sementara pembina dan anggota lainnya mengatur keperluan dapur untuk makan malam mereka nanti.

"Sebelum kita melakukan kegiatan ini, gue harap kalian jangan jauh-jauh dari tempat ini, terutama untuk cewek kalau butuh sesuatu panggil aja satu cowok buat temani kalian, mengerti?" Kata Gilang.

"Mengerti!!!" Seru semuanya.

"Dan satu lagi khusus ceweknya, kalian bisa ke dapur buat bantu pembina siapin makanan, sementara yang cowok siapin penerangan untuk nanti malam, ayo semuanya kita bergerak."

Sebelum semuanya bubar, Roy menahan lengan Amanda membuat gadis itu terkejut. "Maafin gue , deh, soal yang tadi. Kita, kan, sebagai manusia harus saling memaafkan," kata Roy.

"Gue udah maafin lo, tapi untuk sekarang gue masih kesal lihat lo, jadi lo nggak usah ngomong sama gue dulu sebelum gue yang ajak ngomong. Ngerti?" Ucap Amanda, dia hanya malu bertemu dengan Roy.

Daripada gue dibenci, mending murut aja, deh, btin Roy.

"Ya udah, tapi malam ini lo jangan pergi kemana pun, jangan pisah sama Nabila dan Irma, kalau butuh sesuatu, lo panggil gue aja, oke?" Tanya Roy.

Amnada mengangguk, "iya bawel," jawab Amanda.

Roy tersenyum membuat Amanda salah tingkah melihat senyum itu.

Buru-buru dia mengembalikan badan menuju dapur.

Ck! Baru kali ini gue lihat senyum jenis itu, mungkin senyumnya di campur gula kali, ya. Bisa manis banget mengalahkan Manu Rias, batin Amanda.

"Udah ketahuan salting, masih aja jual mahal.

Utung aja gue yang dapat first kiss lo," gumam Roy tertawa kecil mengingat kejadian tadi.

Saat semuanya telah selesai makan malam, kini mereka beralih untuk berenang, kolam renang yang ada di sini sangat unik, jika biasanya kolam renang identik dengan air dingin, maka dengan lain halnya yang ada di sini. Airnya agak hangat sehingga beberpa lama pun kalian berenang akan merasa nyaman tanpa kedinginan.

Amanda yang tidak tahu kalau airnya hangat langsung saja menceburkan diri kekolam. Tips jika kalian ingin berenang di pemandian ini masukkan perlahan-lahan tubuh kalian sehingga lama-kelamaan akan terbiasa dengan airnya yang hangat. Karena jika kalian langsung menceburkan diri ke kolam tubuh kalian akan merasa seperti direbus.

Chapitre suivant