Chintya berjalan mendekati Hening dan mau menamparnya, bukan Hening namanya kalo gak bisa menghindar. Gak akan dia biarkan orang lain menyentuhnya, gak perduli siapa pun.
"Gak usah main tangan, kalo bibi berani lancang aku juga! Aku bukan orang yang bisa kalian tindas! Ingat itu!"
Hening menatap Lily yang melotot padanya, "mending bibi urus anak bibi ini. Masih kecil kelakuannya minus, gimana dewasa? Jangan buat kakek nenek malu! Apa yang kalian punya ternyata gak menjamin dalam bersikap dan beretika. Mending aku yang dikata miskin ini, masih tau caranya beradab!"
"Ada apalagi ini?" Suara nenek mengintrupsi.
Juragan nyonya melihat Marni yang berdiri dibelakang Hening dengan kepala menunduk, "Marni! Jelaskan apa yang terjadi?"
Juragan nyonya bersikap bijak dengan menanyakannya langsung pada Marni. Sebenarnya juragan nyonya udah tau apa yang terjadi, ini bukan kali pertamanya melihat Marni menangis seperti ini.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com