"Tidak salah mereka juga, saya tidak pernah menceritakan seberapa bersejarahnya des aini dalam kesuksesan saya. Tapi sekarang saya tidak perlu khawatir lagi, selain Banyu selalu membantu saya, ada penerus yang akan menjaga desa ini dimasa depan."
Seluruh mata langsung tertuju pada Dipta sementara pemuda itu menatap lurus kakeknya dengan mata menyipit. Jangan sampe kakeknya menyebut namanya sebagai penerus, dia gak akan sudi menghabiskan waktunya didesa terpencil ini.
Juragan Bramantyo menatap Hening, "satu lagi, karena kabar perjodohan sudah menyebar, saya akan mengumumkannya secara resmi. Heningtyas Permata Hati, putri dari Banyu dan Susi, secara resmi sudah saya lamar untuk cucu saya Anggara Yuda Pradipta."
Mendengar nama lengkap Dipta semua orang bersorak riuh, nama dan orang-orangnya sama-sama gagah.
Juragan Bramantyo tidak menyematkan nama keluarga pada anak cucunya, tidak penting karena nama keluarga terkadang bisa membawa malapetaka.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com