webnovel

Sebuah Hinaan

2 minggu telah berlalu begitu cepat, banyak kejadian yang telah Aarun terlewati termasuk sidang pertama orang tuanya. Kini ia sedang berdiri di depan gerbang sekolah dengan pakaian seragamnya.

Rasanya sudah cukup lama ia merasa agak lain apalagi beberapa murid masih melihatnya dengan tatapan aneh mereka.

Aarun menarik napasnya lalu menghembuskannya perlahan ia pun melangkahkan kakinya dengan pasti dan yakin. Entah mengaap ia gugup pertama kali ke sekolah.

Di sepanjang perjalanannya masuk ke kelas masih saja ada yang membicarakannya, ia mencoba sekuat tenaga menahan emosinya, ia kesal karena di sebut pemburu tante – tante atau berondong nakal, mengapa ada julukan seperti itu yang ia dengar sungguh ia emosi.

Namun ada sesuatu yang ia pelajari dalam 2 minggu itu ialah jika kita miskin kita tidak boleh memukul orang karena kita tidak akan pernah punya kuasa dan tidak sanggup membayar denda.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant