"Mau gue congkel mata lo, semua, hah?!" Desis Alfin, tajam. Wajah tengilnya sirna digantikan dengan wajah datar dan mata tajamnya.
"E-enggak bos, enggak."
"Kenapa di iket rambutnya?" Tanya Alfin tak suka.
"Ribet." Jawab Bianca singkat.
Alfin mendengus.
"Yaudah, kita masuk sekarang! Inget kata gue tadi, jangan rusuh!"
"SIAP."
Mereka masuk ke dalam gedung hotel di iringi tatapan serta pujian anggota geng motor lain. Apalagi adanya seorang gadis yang berjalan dengan diapit oleh Alfin dan Irfan.
"Itu siapa, weh?"
"Ceweknya Alfin bukan, sih?"
"Katanya mereka bakal bawa Queen Clavior."
"Itu kali ya?"
"Cantiknya."
Desas-desus terdengar jelas, namun mereka tak menghiraukannya. Sampai didalam gedung, mereka kembali menjadi pusat perhatian.
Sedangkan di sisi lain.
Inti Diamond duduk dimeja bundar yang sudah disediakan. Sementara anggota-anggota yang lain duduk tak jauh dari meja para inti. Tidak semua ikut, hanya kurang lebih 50 orang.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com