webnovel

Pembalasan Dewa

Dua jam sebelum siswa-siswa Guaradana menghakimi Anna dengan umpatan dan cacian menyakitkan, ia masih berada di kolam renang.

Sebelum masuk ke kelas, Anna memang sengaja berlatih, karena kemarin izin pulang lebih cepat. Sesudah berenang, gadis itu masuk ke kamar mandi untuk berganti pakaian. Sebelum itu Anna sempat mual-mual karena bau kamar mandinya yang terbilang aneh. Seperti bau terasi dan sampah busuk. Ketika ingin berumur di wastafle, Anna mendapati tespact dan menjiwirnya. Ia pun merasa heran, siapa yang menaruh tespact yang kelihatan baru itu di sana.

Saat Anna masuk untuk berganti baju, beberapa siswa diam-diam masuk dan mengambil kamera. Mereka berhasil membuat kesalahpahaman.

Si pelaku yang sudah membuat semua warga Guarada heboh sedang tertawa melihat Anna tersiksa. Tentu saja apa yang Dewa lakukan adalah bentuk balas dendamnya terhadap Anna. Cewek itu sudah membuat masalah besar, membuat Dewa disangka pria tidak normal oleh beberapa orang termasuk papanya sendiri.

"Panggil cewek sialan itu ke sini!" Seru Dewa sambil memainkan kursi putarnya. Pria itu kembali menyunggingkan salah satu sudut bibirnya. Dewa memang sengaja melakukan itu semua, menaruh tespact dan membuat toiletnya menjadi bau.

Glen dan Digo mencari keberadaan Anna di sepanjang koridor. Kedua pria itu tak yakin Anna akan tahan dengan segala masalah dari Dewa. Orang-orang sebelumnya memilih mengundurkan diri dari sekolah.

"Menurut lo, akan sampai kapan si Anna bertahan di sini?"

"Dua sampai tiga hari. Tiga hari paling lama," jawab Digo.

"Gue rasa hari ini dia gak akan tahan."

"Kita lihat nanti."

Anna tak mengerti dengan konspirasi yang dilakukan orang di sini. Belum tahu siapa pelakunya, Anna masih bertanya-tanya.

"Cleo!" panggil Anna saat melihat Cleo berada di dekat mading.

Sampai di sana, mata Anna terbelalak melihat foto editan dirinya sedang memegang perut berjejer di mading utama.

Semua orang tampak mengarah padanya. Cleo memundurkan langkah, menjauh dari Anna.

"Jangan deket-deket gue!" usir Cleo merasa jijik.

Anna tersentak dengan sikap cewek yang dikenalnya baik itu. Semua orang mendadak ketus ketika mendengar pemberitaan mengenai kehamilan yang pada dasarnya adalah kebohongan besar. Anna difitnah.

"Cle, gue–"

"Budek lo! Cleo itu anti anak beasiswa yah. Jauh-jauh sana!" kata Sisil. Cewek itu menoyor bahu Anna.

Anna merasa aneh dengan sikap Cleo. Seolah ia menemukan sikap Cleo yang baru.

Anna menyibak foto-foto menjinjkan itu dan di Robert secara brutal.

Atensi Anna terlahikan pada Claudia yang melambaikan tangan secara sembunyi-sembunyi. Anna segera menghampiri gadis itu. Semoga saja Claudia tidak seperti orang kebanyakan di sini.

"Na, lo dijebak sama Kak Dewa. Gue denger Kak Digo sama Kak Glen bicarain rencana untuk membuat masalah lagi."

"Udah gue duga! Cowok itu dalangnya!" Anna menghentakkan kakinya. Gadis itu sudah hilang kendali.

"Na, lo mau ke mana?"

"Gue mau labrak senior sialan itu!" Anna tak peduli dengan larangan semua orang mengenai Dewa. Anna tetap akan memprotes pada cowok itu.

Di tengah perjalanan, Anna melihat Prince dan kawan-kawannya. Di sana ada cowok bernama Arjuna juga. Tetiba dada Anna jadi bergetar, rasanya nyalinya ciut ketika melihat Prince. Tidak mungkin ia mengamuk di hadapa Prince.

Empat cowok itu masuk ke ruang musik, hati Anna lega. Ia pun segera terbirit melewati ruangan itu.

Glen dan Digo mengejar Anna ketika melihat cewek itu di depan matanya. Merasa dikejar, akhirnya Anna berlari untuk menghindar. Tanpa sadar Anna masuk ke ruang musik di mana seharusnya ia tak masuk ke sana.

"Lo ngapain ya masuk ke sini?" Lean bersuara.

***

"Di hari pertama si cewek kampung itu masuk, gue tuh udah gedek banget tau. Masa dia mau nerobos kerumunan, mau nolongin si Bimo yang lagi di tindak sama Dewa. Kayak mau so jadi pahlawan gitu." Sengaja Cleo menarik Anna ketika Anna hendak membantu siswa laki-laki yang sedang di bully oleh Dewa dan kawan-kawannya. Baginya, tidak ada yang berhak menghentikan drama yang telah dibuatnya di sini. Ya, masalah yang terjadi di sini adalah perbuatan Cleo. Salah satunya adalah, bra yang Cleo sengaja masukan ke dalam loker Dewa. Hanya sebagai pelajaran bagi Anna dan tentunya Cleo ingin drama lebih besar di sekolah ini. Tanpa adanya drama, hidupnya terlalu monitor untuk dijalani.

Tak hanya itu, Cleo juga adalah orang yang memberikan rekaman cctv perihal pelaku si pencuri telur mata sapi saat hari pertama Anna sekolah di sini. Ketika Dewa memberikan hukuman berupa perintah memakan makanan yang menjijikan, Cleo puas bukan main. Anna adalah tokoh utama yang Cleo tunggu. Hingga Cleo betah menjadikan anak itu sebagian kambing hitam di Guaradan.

"Oh jadi lo pura-pura baik sama tuh cewek sebelumnya? Pantesan, gue sering lihat lo ngilang tiba-tiba.

"Gue deket sama anak beasiswa aja gak pernah ya. Mana selevel gue sama cewek kampung itu. O iya, kayaknya si Anna gak hamil deh. Lo tahu gimana permainan  Dewa kan?"

"Jadi ini cuma permainan Dewa?" imbuh Lyona. Seperti sebelumnya, Dewa memang selalu membuat kejutan.

Liam mendekat, memeriksa ke luar. Pria itu melihat Digo dan Glen sedang membuka ruangan satu per satu. Saat ini Liam langsung paham mengapa Anna bisa tiba-tiba masuk ke ruang musik.

"Lo sembunyi dari dua anak itu kan?" Liam menunjuk Digo dan Glen dari jendela.

"I–iya, Kak." Anna terbata-bata.

"Kasian banget si lo. Mau gue bantu?" Prince ikut nimbrung.

"Haa?" Anna seperti terbiasa, ia langsung mengangguk.

"Yuk, ikut gue," ajak Prince sembari menarik lengan Anna tanpa permisi. Anna di bawa naik ke atas. Anna baru sadar jika ruang musik tidak hanya satu lantai.

Tak berapa lama Anna dan Prince menghilang.  Digo dan Glen masuk.

"Sorry, tapi ruangan ini lagi mau kita pake," ujar Lean ikut membantu persembunyian Anna di atas sana.

Digo dan Glen celingak-celinguk untuk memeriksa keberadaan Anna yang siapa tahu ada di sini. Kedua cowok itu tak memedulikan Lean, Juna dan Liam yang sedang melihat tidak suka. Hubungan mereka memang tidak dekat, tetapi jarang bertengkar karena tidak saling mengurusi masalah selama tidak ada sangkut pautnya dengan circle masing-masing.

"Gue gak ada urusan sama masalah lo, tapi kehadiran lo berdua di sini ganggu!" sentak Lean menginginkan mereka segera enyah dari sini.

"Wis, jangan mentang-mentang anak unggulan bisa seenaknya aja ngusir kita!" balas Glen sebal.

Juna menahan Lean agar tidak membalas karena kelihatannya mereka tidak akan berlama-lama juga.

Benar saja, sekejap kemudian Digo dan Glen pergi.

Di tempat lain, Anna seakan mau pingsan berdekatan dengan Prince di sini. Entah tempatnya yang terlalu sempit atau memang ruangannya yang sedikit ventilasi, sungguh Anna begitu banyak mengeluarkan keringat.

Chapitre suivant