webnovel

Xavier itu iblis!

"Ahhhhh.. kepalaku! Xavier sialan! Bagaimana bisa aku punya suami sepertinya? Bagaimana bisa dia memperlakukan aku seperti wanita murahan? Apa-apaan tadi? Ciuman itu. Ciuman sialan!!"

Aku terus saja menghapus bibirku dengan air mengalir, otakku mendadak panas dan sekarang aku merasa jijik jika membayangkan ciuman dari Xavier. Dia itu iblis! Benar-benar iblis berwujud malaikat!

"Aku harus cari cara, aku harus cari cara menyingkirkan lelaki itu!"

[Kau terlihat Frustasi sekali, Stella]

Suara di kepalaku membuatku mendesahl

kasar, disaat seperti ini Queen datang? Apa maunya?

"Diamlah, aku sedang tak mau berbicara apapun padamu. Lebih baik kau tidur lagi." Stella memukul kepalanya sendiri, dia menatap ke arah langit yang masih terang namun begitu terik.

[Kau memang sialan Stella! Jika kau butuh aku, kau akan memohon-mohon. Tapi saat kau tak butuh? Kau bahkan tak berusaha berbicara padaku sama sekali. Sepertinya lelaki bernama Xavier sudah mampu membuatmu tak berdaya ya?]

"Siapa yang membuatku tak berdaya? Xavier? Tidak! Tidak mungkin, aku hanya menjaga jarak dengannya saja, aku sedang tak mau mencari musuh yang akan membunuhku karena dia memiliki semua sekutu di dalam rumahku sendiri! Aku sedang berpikir, bagaimana caraku menghabisi dirinya dengan sekali serangan!"

[Kau sedang bergurau ya? Menghabisi lelaki sepertinya dengan sekali serangan? Saat dia menyentuh tubuhmu saja aku sudah paham bahwa ada yang aneh dari auranya. Dia bukan orang sembarangan, jadi jangan bermain-main dengan orang seperti itu]

"Lalu aku harus apa? Diam saja saat dia mencoba menyakiti aku? Mempermalukan aku? Tidak ada yang seperti itu! Aku yang memegang kendali atas diriku sendiri, bukan dia."

[Kenapa kau tidak cari tahu saja kenapa dia memilih dirimu? Kenapa dia tak membunuh dirimu saat kau lengah? Padahal, sejak awal mudah baginya membunuh dirimu. Auramu pasti terasa lemah, dia pasti merasakan itu. Tapi dia tak membunuhmu, jika dia hanya mau harta dan kekayaan saja, membunuhmu menjadi lebih mudah untuknya kan? Tapi dia tak lakukan itu, jadi untuk saat ini posisimu lebih ekstrim dari kematian]

Ucapan Queen memang ada benarnya juga, apa mau lelaki itu sebenarnya?

"Jadi apa yang harus aku lakukan untuk mengetahui niatnya?" Tanyaku pada Queen, beberapa saat tak ada suaranya. Aku menunggu masih sambil menatap langit siang.

Untuk pertama kalinya jalan otakku buntu! Apakah aku sudah terlalu tua dan sekarang jadi bodoh? Bisa saja aku seperti ini karena telah lama tak memakan daging manusia segar? Ahh! Tapi tidak! Aku tak mau memakan daging manusia segar, itu membuatku mual saat ini.

[Buat dia mencintaimu]

Kata-kata Queen membuatku hampir tersedak ludah sendiri, apa katanya?

"Kau tak salah bicara? Bagaimana bisa aku membuatnya jatuh cinta padaku? Kau gila?! Aku merinding mendengar saran darimu Queen."

[Kau punya saran yang lebih baik? Lelaki lemah jika soal cinta, saat dia mencintaimu maka lebih mudah bagimu masuk ke dalam pikirannya. Buatlah dia terbuka padamu, percaya padamu dan saat itulah kamu bisa menusuk jantungnya dengan mudah.]

"Kau mau aku berbuat Curang seperti itu? Aku tak mau seperti itu, itu tidak adil untuknya. Cinta bukan permainan, cinta adalah ketulusan."

[Kau masih percaya cinta adalah ketulusan? Setelah apa yang lelaki itu lakukan padamu ratusan tahun yang lalu? Kau lupa tentang…]

"Aku tahu! Jangan sebut namanya! Aku tahu apa yang harus aku lakukan. Cukup sudah kau berbicara omong kosong."

Aku tak suka jika mendengar nama lelaki sialan itu lagi, saat namanya disebut maka aku merasa dia hidup di sekitarku.

Masa lalu yang menyeramkan itu telah mengoyak jantungku hingga ke dasar terdalam.

[Buat dia jatuh cinta padamu, maka semuanya akan jadi lebih mudah. Buat dia jatuh cinta, bukan kau yang jatuh cinta]

Setelah mengatakan hal itu Queen pergi, aku tahu saat dia tak lagi berada dalam alam bawah sadarku.

Aku merasa perkataan queen itu layak dicoba, tapi apakah semudah itu membuat iblis seperti Xavier mencintaiku?

Bahkan aku takut mengatakan tentang cinta, kenapa? Cinta itu hal yang rumit, aku merasa semua hal tentang cinta akan berakhir menyakitkan.

Aku trauma dengan kata cinta.

Ting!

Satu pesan membuatku mengambil handphone dari kantong celana, aku melihat nomor Xavier mengirimkan pesan padaku.

Apa lagi?

[Aku mau mengajakmu makan malam, apakah kau punya waktu malam ini? Aku akan menunggumu di restoran*** oke?]

Makan malam?

Dia benar-benar aneh ya, bisa-bisanya mengajakku makan malam setelah apa yang diperbuatnya selama ini.

Tapi? Apa salahnya mencoba? Semuanya akan baik-baik saja kan? Jika aku makan malam dengannya, apakah dia bisa membuka hatinya padaku?

Awal yang bagus untuk memulai aksi konyol itu.

[Baiklah, aku mau makan makanan mahal. Aku tak mau di restoran itu, aku mau makan malam di kapal pesiar]

Send..

Aku menunggu balasan darinya, apakah dia akan setuju? Tentu saja, dia punya banyak uang dariku. Uang yang dia ambil dari mencuri. Ahhh! Hatiku kesal lagi memikirkan hal tersebut.

[Oke, aku akan memilih beberapa kapal pesiar yang bagus dan chef yang handal dalam memasak. Kau mau daging segar?]

Ck! Daging segar, dasar binatang! Dia selalu makan daging segar? Sebentar lagi dagingku dia makan.

[Tidak suka daging segar!!!! Jangan makan daging segar di depanku! Atau aku akan merobek lidahmu itu!]

Send..

[Baiklah, apa makanan kesukaanmu? Sebagai suamimu, aku layak tahu kan?]

[Tidak perlu tahu! Aku makan apa saja, lagipula makan makanan kesukaan jika di depanmu maka rasanya akan terasa hambar!]

Send…

Aku menggigit bibir bawahku saat membaca pesan terakhir. Apakah aku kelewatan? Ahh...aku tak peduli! Rasanya aku benar-benar kesal karena sikapnya itu!

[Aku pastikan makanan malam ini terasa nikmat di lidahmu, pakai gaun biasa saja dan jaket tebal]

Apa? Siapa dia mengatur-atur apa yang aku pakai?

Gaun biasa? Dia mau memberitahu aku sebagai pembantu? Pake jaket? Dia pikir aku manusia biasa yang akan kedinginan? Dasar lelaki sinting!

Chapitre suivant