Tatapan mata Hansen kini tampak kosong melihat ku, mungkin ini adalah tatapan matanya yang terakhir untuk ku, tidak ada sedikitpun niat ku untuk membalas tatapannya itu meskipun aku membalas tatapan itu dengan senyuman tipis yang terbentuk dari bibirku. Karena aku telah menyadari apa yang harus aku hadapi. Kini aku harus bisa melangkahkan kaki ini dengan pasti karena aku tidak mau melihat wajahnya lagi. Aku ingin didalam hati Hansen tidak ada lagi tempat untuk ku, karena aku tidak mau membuatnya menyesali diriku untuk kesekian kalinya. " Aku akan tetap disini, menunggumu Kembali kepadaku, karena aku telah berjanji untuk mencintaimu sampai akhir hidupku". Kata-kata manis yang sempat ku dengar, keluar dari mulutnya di saat kaki ku melangkah melewati dirinya. Dan tanpa kusadari di pipiku ini ternyata telah basah oleh air mataku. Air Mata yang tidak pernah ku tahu dari mana awal diriku harus menanggung semua kisah hidup ku ini, Hingga aku harus menjadi seperti ini. Dear readers, Semoga cerita ini bisa mendapatkan tempat di hati readers semuanya Terimakasih saya ucapkan penuh dengan segala hormat dan rasa cinta saya kepada kalian semuanya. Cdr.
Perkenalkan namaku adalah Letta, lebih lengkapnya adalah Letta Anggraini. Aku adalah anak pertama dari 3 bersaudara, Ayahku kini berusia 41 tahun, Ayah adalah seorang pekerja keras namun terkadang juga malas, jika Ayah berangkat diiringi dengan kata kata yang keras dari Ibu ku maka akan terlihat asap yang mengepul keluar dari ubun ubun kepalanya. Tapi, jika Ayah berangkat diiringi dengan senyum dan ciuman mesra dari Ibu, maka kedua pipi Ayah akan terlihat seperti sedang memakai blush-on dan sinar matanya pun akan terlihat seperti lampu penerang jalan 100watt. Ayah ku bekerja disalah satu perusahaan swasta sebagai sales dan juga sebagai sopir Taxi dimalam hari, Ayah bekerja pagi dan malam agar dia bisa mendapatkan uang lebih banyak untuk menghidupi kami semua, walaupun terkadang aku tahu jika sesungguhnya Ayah sering merasa lelah dan putus asa namun dia tetap bisa memainkan perannya dihadapan kami semua. Ibuku hanyalah seorang istri yang harus selalu patuh kepada suaminya, didalam rumah ini Ibu hanya mendapatkan tugas dari Ayah untuk mengatur rumah dan membesarkan anak-anaknya, walaupun terkadang Ibu sering marah marah kepada Ayah karena penghasilan yang didapat oleh Ayah sering tidak mencukupi namun Ibu tetap menyayangi Ayahku dan selalu memperhatikan semua kebutuhan Ayah. Jujur saja terkadang aku sering berniat untuk pergi meninggalkan rumah ini, karena aku ingin sekali melihat dunia luar dari rumah ini, aku ingin membantu Ayah dan Ibu ku dengan cara ku, Aku ingin bisa bekerja dengan bebas tanpa merasa takut akan peraturan dan juga takut dengan dosa karena aku jadi sering melawan Ayah dan Ibu ku. Tapi, di balik semua tekad ku itu harus aku akui jika aku sebenarnya masih takut untuk melakukannya, mungkin karena aku tidak ingin menyakiti hati Ayah dan Ibu atau karena aku tidak tahu dimana nanti aku akan tinggal jika aku benar-benar pergi dari rumah ini. Jika aku pahami tentang diriku lagi, Aku ini sesungguhnya bukanlah termasuk orang yang pendiam atau juga bukan orang yang pandai bergaul dengan siapapun, tetapi aku akui jika aku ini adalah termasuk orang yang bodoh dalam menilai seseorang, karena aku masih tidak tahu mana orang yang berhati baik dan mana orang akan berniat jahat kepada ku. Mungkin ini adalah salah satu pandangan Ayah kepadaku, sehingga semua tingkah laku ku masih terus dipantau atau mungkin juga karena umurku saat ini baru 19 tahun jadi Ayah masih belum berani melepas ku untuk bisa benar-benar hidup mandiri. Entahlah aku sama sekali tidak mengerti dan tidak mau mengerti apa yang sesungguhnya Ayah dan Ibu pikirkan tentang diriku. Karena bagiku saat ini aku harus bisa memberikan yang terbaik untuk mereka berdua sebagai tanda terima kasih karena telah mengijinkan aku merasakan hidup di dunia ini.
Meskipun seperti itu kenyataan yang harus aku jalani, tidak pernah aku pungkiri jika dalam hati ini Aku sering beranggapan jika aku tinggal diluar sana, pasti aku bisa mendapatkan uang lebih banyak dari uang yang kudapat saat ini, karena uang kudapat saat ini hanyalah gaji ku sebagai Sales Promotion Girl di salah satu Mall dan bagi ku ini tidaklah cukup untuk membantu Ayah dan Ibuku, karena uang ku lebih banyak hanya bisa ku pakai untuk membayar kuliahku saja dan sisanya baru aku berikan kepada Ibu.
Aku sadar setiap tahun kebutuhan hidup itu akan terus bertambah meskipun Ayah sudah bekerja keras namun dari segi kebutuhan yang harus Ayah cukupi pun akan terus bertambah, Dari mencicil rumah, makan, sekolah Kedua Adik ku dan juga semua kebutuhan kami yang lainpun akan semakin bertambah dan mahal, mengikuti arus angka dan nominal yang sudah di tetapkan oleh pemerintah.
Jika dilihat dari silsilah keluarga Ayah, sesungguhnya Ayah ku ini bukanlah berasal dari keluarga yang sembarangan karena Kakek dan Nenek ku dari keluarga Ayah tinggal di daerah Jawa dan mereka begitu terpandang di sana, begitu juga dengan silsilah keluarga Ibu ku, Kakek dan Nenek ku dari keluarga Ibu saat ini tinggal di kawasan elit di area Jakarta karena Kakek ku dari pihak Ibu adalah orang yang berpangkat di AL, namun aku tidak mengerti mengapa kehidupan Ayah dan Ibu ku ini sangat sulit sekali rasanya, apakah yang terjadi sesungguhnya diantara mereka berdua dan juga keluarga mereka berdua, sebenarnya jika melihat semua ini ingin sekali rasanya aku bertanya kepada Ayah ataupun Ibu tetapi aku tidak berani untuk menanyakannya, karena aku takut membuat hati mereka terluka dan aku tahu pasti mereka memiliki alasan bagi kehidupan mereka berdua.
Dan jika ku pahami, Kehidupan yang Ayah dan Ibu berikan kepadaku adalah sebuah pengajaran yang paling berharga untuk ku, dari mereka berdua aku bisa melihat apa itu arti dari sebuah keluarga, karena keputusan Ayah dan Ibu untuk hidup bersama-sama adalah berdasarkan niat dan juga cinta mereka berdua, sehingga mereka berdua bisa tetap hidup bersama hingga saat ini dan mendapatkan 3 orang anak yang harus mereka didik dan besarkan bersama-sama.
Namun, terkadang Aku masih belum mengerti apa itu sesungguhnya cinta, apakah cinta itu bisa membuat manusia menjadi berharga ataukah cinta yang bisa menjatuhkan manusia menjadi manusia yang tidak berharga. Karena aku sering melihat manusia itu menjadi gila karena cinta dan lupa diri karena cinta. Oleh karena itu cinta begitu mempunyai banyak arti dari setiap manusia yang bisa berkata tentang apa itu " CINTA".
Seperti halnya Ayah dan Ibu ku, aku tidak pernah perduli jalan cerita cinta mereka sehingga mereka akhirnya bisa membina rumah tangga seperti ini, padahal Ibu sering sekali ingin berbagi cerita tentang pertemuan pertama nya dengan Ayahku, namun aku tidak pernah mendengarkannya, Mungkin aku ini adalah anak yang tidak pernah perduli dengan siapapun kecuali diriku sendiri, yang ku tahu untuk Ayah dan Ibu adalah aku ini seorang anak yang harus berbakti kepada orang tua dan harus selalu mendengarkan mereka, Aku sadar jika Ayah dan Ibuku pasti menginginkan diriku harus lebih baik hidupnya dari mereka, karena setiap orang tua pasti mengharapkan hal itu kepada anaknya.
Aku tahu jika Ayah dan Ibu ku begitu menyayangi ku, namun aku paling benci jika mereka terlalu mengekang hidup ku, dibandingkan dengan teman-teman ku yang lainnya aku ini adalah anak yang tidak pernah tau tentang dunia luar. Aku hanya tahu aktifitas ku setiap hari hanyalah tidur, pergi kuliah lalu pergi kerja tepat waktu dan pulang pun harus tepat waktu, setelah aku pulang aku mencoba berbincang-bincang sebentar dengan Ayah dan Ibu ku, lalu kembali masuk kedalam kamar ku hingga akhirnya aku tertidur dan terbangun di esok hari untuk melakukan aktivitas ku kembali.
------>
Teman teman pembaca ku tersayang, saya mohon kepada kalian semua yang menyukai isi cerita ini, tolong bantu saya dengan Vote nya dan juga reviews nya,
agar saya semakin semangat untuk menulis cerita lagi ....
Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih
kepada kalian semua, Terima kasih untuk semuanya salam hormat dari Saya,
Chand.
NB :
Instagram : @Divanandadewi
Facebook : @Chandrawati2019